NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Warga Desa

Misteri Kematian Warga Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

menceritakan tentang kisah dyah suhita, yang ketika neneknya meninggal tidak ada satupun warga yang mau membantu memakamkannya.

hingga akhirnya dyah rela memakamkan jasad neneknya itu sendirian, menggendong, mengkafani, hingga menguburkan neneknya dyah melakukan itu semua seorang diri.

tidak lama setelah kematian neneknya dyah yaitu nenek saroh, kematian satu persatu warga desa dengan teror nenek minta gendong pun terjadi!

semua warga menuduh dyah pelakunya, namun dyah sendiri tidak pernah mengakui perbuatannya.

"sudah berapa kali aku bilang, bukan aku yang membunuh mereka!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

gadis penuh misteri

"Mas rizky! Lihatin siapa?"

Rizky kembali terjingkat kala mendengar suara dewi dari ruang belakang.

Ia lekas berbalik dan benar saja adiknya berada di belakangnya, dewi berdiri dengan mata menyipit, melihat ke arah kakaknya dengan penuh tanda tanya.

"Ka.. kamu dari mana?" Tanya rizky gugup.

"Dari dapur, bantuin ibu buat sambal untuk makan malam. Lah mas rizky ngapain di sini?" Tanya dewi balik.

Rizky tampak gugup setengah mati, bingung harus menjelaskan bagaimana yang dia lihat barusan.

Rizky memilih masuk ke dalam kamarnya, tanpa menjawan apapun yang adiknya tanyakan.

Dewi yang kebingungan melihat tingkah kakaknya, hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Hari di luar sana sudah semakin malam. Iringan dentingan sendok menjadi satu-satunya suara yang mengiringi keluarga aminah menyantap makan malam.

Semua terlihat lahap, tetapi tidak dengan dyah. Nasi dua sendok saja tak kunjung dia habiskan.

"Pak, bu. Saya boleh bicara?" Tanya dyah, membuka obrolan sesaat, setelah mereka meletakan sendok mereka, ketika lauk di piring sudah habis.

"Ada apa dyah? Bicara saja." Jawab pak ustadz kemudian mengelep bibirnya dengan sapu tangan.

"Begini pak, sebaiknya saya pergi dari sini."

Mata pak ustadz tampak membulat, menatap intens ke arah dyah. Begitu juga dengan istrinya.

"Loh kenapa?" Tanya pak ustad dahinya berkerut, memepertanyakan yang dyah ucapkan.

"Ndak apa pak. Saya merasa ini saatnya saya merantau.." jawab dyah dengan kepala tertunduk.

"Merantau bagaimana? Jangan aneh-aneh, nduk. Kota tidak sebaik yang kamu pikir, apa lagi kamu sama sekali tidak memiliki kenalan di sana. Sebaiknya kamu tunggu beberapa hari lagi, ya. Insya Allah nanti rumahmu sudah jadi kembali.."

"Tapi... siapa yang akan membantu pak? Sedangkan semua warga membenci dyah.." gadis bermata bulat itu tampak kebingungan sesaat, karena merasa usaha pak ustad tidak akan berhasil.

"Tidak semua, pak dani dan pak jamal. Dan ada beberapa yang lainnya. Insya Allah dalam waktu seminggu akan selesai."

"Maaf pak. Semuanya orang tua, kasihan mereka kalau harus bekerja." Ucap dyah yang merasa tidak enak, kala mendengar orang orang yang akan membantu mendirikan rumahnya itu adalah orang tua.

"Jangan khawatir, mereka itu seangkatan dengan ibu dan bapakmu, mereka jelas mau membantu, karena mereka juga mengenal keluargamu dengan baik.."

Dyah tidak menjawab apapun lagi. Ia sendiri tidak menyangka kalau masih ada yang perduli dengan dirinya, meski itu tidak sebanding dengan orang-orang yang membencinya.

Tak apa, setidaknya masih ada yang menolongnya, membuktikan bahwa masih ada orang baik di desa wanara.

Waktu berjalan cepat, Malam sudah semakin larut... selesai makam malam mereka semua kembali tertidur di kamar masing-masing.

"Pak, ada yang ingin aku bicarakan. Bisa?" Tanya rizky yang menghentikan langkah bapaknya yang akan masuk kamar.

"Mau bicara apa le?"

"Kemari pak!"

Rizky menarik tangan bapaknya untuk pergi ke ruang tengah. Wajahnya tampak sangat serius ingin mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan.

"Pak kenapa dyah ada dua ya? Terus satunya itu hantu, pak. Rizky ada lihat beberapa kali!" Jelas rizky yang sudah mulai sedikit merinding.

"Maksud kamu itu piye toh le? Ada dua gimana?" Tanya pak ustad yang masih belum mengerti apa yang rizky katakan.

"Serius pak. Awalnya rizky kira, rizky salah lihat. Tapi rupanya itu benar pak, beberapa kali rizky melihatnya, dan bentuk wajah dari sosok yang mirip dengan dyah itu sangat mengerikan.."

Tangan rizky bergetar memegangi tangan bapaknya. Hal itu membuat pak ustad percaya dengan apa yang di katakan oleh putranya.

"Baiklah, kalau memang apa yang kamu katakan itu benar, besok kita tanyakan kepada mbah rasimah. Siapa tahu dia tahu, karena setahu bapak dia ahli dalam bangsa halus." Jawab pak ustadz menenangkan anaknya.

Ia meminta rizky kembali beristirahat, karena memang hari sudah larut malam. Besok mereka harus melihat beberapa kayu yang akan di gesek untuk membangun rumah sederhana untuk dyah.

Rizky mendesah lirih, menata tangannya di belakang kepala. Menatap langit-langit kamar yang menampakan plafon rumahnya.

Pikiranya masih bertanya-tanya tentang dyah. Ia yakin kalau dia tidak salah lihat, tapi kenapa dyah menjadi hantu?

"Ah, itu pasti hanya pikiran burukku saja. Semoga demikian." Rizky berucap lirih, sebelum akhirnya dia memilih untuk memejamkan matanya.

Waktu kembali berjalan dengan sangat cepat....

Angin malam bertiup lumayan kencang. Menerbangkan gorden bermotif batik di kamar rizky.

Waktu menunjukan pukul dua dini hari. Suasana dingin semakin menjadi jadi ketika kabut mulai turun ke bumi. Tetesan air embun dan dedaunan di luar sana menjadi pertanda bahwa dini hari sudah tiba.

Krieett!

Suara deritan pintu yang terbuka, membuat rizky membuka matanya. Sayup-sayup matanya menatap pemandangan gelap di sekitar kamarnya. Dalam keadaan pintu yang tertutup, lalu siapakah yang membuka pintu?

Karena mendengar suara derap langkah kaki dari arah luar, rizky memutuskan untuk ikut keluar.

"Siapa malam-malam begini keluar rumah?"

"Jangan-jangan?"

Insting rizky membawa rizky keluar kamar. Mencari cari sumber suara yang tadi membuka pintu.

Terlihat pintu utama terbuka, tetapi tak ada siapapun di sana. Karena merasa begitu penasaran, rizky akhirnya memberanikan diri untuk mengintip keluar rumah.

Gelap. Hanya itu yang terlihat di luar rumah. Hanya ada beberapa bayangan raksasa dari pohon depan rumahnya.

Rizky melangkah keluar rumah. Mengedarkan pandangan kesana kemari, untuk memastikan memang ada yang keluar barusan.

Matanya terpana kala melihat pintu kamar dewi terbuka. Tepat di saat itu juga terdengar shara langkah kaki di luar, gegas rizky kembali mengarahkan mata ke arah sana.

Benar saja, seorang wanita muda berbaju putih tampak keluar dari halaman rumah. Membawa sesuatu di tangannya, yang tak jelas itu apa. Rizky ingin sekali mengikuti, namun mengingat pintu kamar adiknya terbuka, pikiran buruk membayanginya.

Dia kembali masuk ke dalam kamar, dan mendapati dewi tidur sendiri di atas ranjang. Tubuh rizky sedikit lemas, sampai-sampai tubunya bersender di dinding belakangnya.

"Berarti yang keluar tadi itu dyah? Mau kemana dia?" Tanya rizky dalam hati.

Gegas rizky kembali lagi keluar rumah, sayangnya sudah tak ada siapapun di depan. Bahkan ketika berlarian di jalanan sekali pun sudah tak tampak adanya orang di sana.

Dada rizky bergemuruh rasa penasaran dan bertanya-tanya begitu menggebu. Ada apa dengan dyah? Mengapa dia misterius sekali?

Ingin sekali ia berteriak keras, namun itu tidak akan mengubah apapun.

"Apa aku panggil bapak saja ya? Iya aku panggil saja!" Rizky berlari masuk ke dalam rumah, tetapi belum sempat ia benar-benar masuk kedalam rumah suara bising di ujung jalan terdengar.

"Aaarggghhh tolong..!!!"

Rizky terkesiap beberapa saat, sampai akhirnya dia kembali berlari ke jalanan.

Terlihat ada beberapa warga yang berlarian ke arah dirinya. Dengan keringat dan nafas yang memburu hebat.

"Ada apa?" Tanya rizky.

"Ada hantu minta gendong mas! Menyeramkan sekali!" Jawabnya dengan nafas tersenggal senggal.

"Hantu? Hantu apa?" Tanya rizky pikirannya sedikit khawatir kalau itu adalah dyah.

"Nenek saroh! Neneknya dyah. Dia itu jadi hantu semenjak meninggal. Bahkan setiap orang yang di tampakan hantu itu, selalu berakhir tewas! Seperti aceng, tejo dan dandi!"

1
Anggita
thorr up ny kok cuman 1 bkin penasaran /Sob//Sob/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
kak author @abdul folback aku dong
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁: terimakasih kak🙏🙏
bedul: udah ya kak. terimaksih udah mampir
total 2 replies
Anggita
mampir thorr/Hey/
bedul: terimakasih kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!