NovelToon NovelToon
Cinta 1 Atap Bareng Senior

Cinta 1 Atap Bareng Senior

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Irhamul Fikri

Galuh yang baru saja diterima di universitas impiannya harus menerima kenyataan bahwa ia akan tinggal di kos campur karena kesalahan administratif. Tidak tanggung-tanggung, ia harus tinggal serumah dengan seorang senior wanita bernama Saras yang terkenal akan sikap misterius dan sulit didekati.

Awalnya, kehidupan serumah terasa canggung dan serba salah bagi Galuh. Saras yang dingin tak banyak bicara, sementara Galuh selalu penasaran dengan sisi lain dari Saras. Namun seiring waktu, perlahan-lahan jarak di antara mereka mulai memudar. Percakapan kecil di dapur, momen-momen kepergok saat bangun kesiangan, hingga kebersamaan dalam perjalanan ke kampus menjadi jembatan emosional yang tak terhindarkan.

Tapi, saat Galuh mulai merasa nyaman dan merasakan sesuatu lebih dari sekadar pertemanan, rahasia masa lalu Saras mulai terungkap satu per satu. Kedekatan mereka pun diuji antara masa lalu Saras yang kelam, rasa takut untuk percaya, dan batasan status mereka sebagai penghuni kos yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhamul Fikri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 21 Terlalu Dekat dengan Kenyataan

Sejak peristiwa Saras jatuh pingsan di kamar kos, suasana di antara mereka berubah. Galuh yang selama ini bersikap tenang dan menjaga jarak perlahan mulai meleburkan batas itu. Ada rasa khawatir yang nyata, dan itu bukan hanya karena rasa tanggung jawab. Lebih dari itu, Galuh sendiri bingung apa yang sebenarnya ia rasakan.

Saras pun tampak lebih terbuka, meski masih dengan kebiasaan lamanya yang suka menghindar saat merasa disorot. Namun, sejak kejadian malam itu, ia sering tertangkap basah menatap Galuh diam-diam. Ada pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dalam pikirannya. Tentang kenapa dia begitu mudah goyah dengan kebaikan seseorang yang baru ia kenal.

Malam itu, Galuh baru pulang dari kelas malam yang cukup padat. Ia membuka pintu dan mendapati lampu ruang tengah sudah menyala, tapi tidak ada suara televisi ataupun musik seperti biasanya.

"Saras?" panggilnya sambil melepaskan sepatunya.

"Di sini," sahut Saras dari dapur.

Galuh melangkah masuk dan mendapati Saras sedang berdiri di depan kompor, mengenakan hoodie abu-abu yang terlihat kebesaran dan celana pendek. Wajahnya tampak serius.

"Masak? Tumben," kata Galuh, berusaha terdengar ringan.

"Masak mie instan. Mau?"

"Kalau kamu masakin, ya mau. Tapi nggak racun, kan?"

Saras meliriknya dengan tatapan datar, namun tak bisa menahan senyum tipis yang mulai muncul di bibirnya. Galuh mengambil dua gelas dari lemari dan menuangkan air mineral ke dalamnya. Mereka duduk di meja makan kecil sambil menunggu mie matang.

"Kamu udah sehat total?" tanya Galuh, akhirnya.

Saras mengangguk. "Udah mendingan. Waktu itu cuma kecapekan."

"Nggak cuma, Sar. Kamu bisa kenapa-napa kalau tinggal sendirian kayak gitu."

Saras terdiam. Ada rasa bersalah yang muncul. Ia menunduk sambil memainkan sendok di tangannya.

"Aku nggak terbiasa ditanyain kayak gini, Gal," ucapnya pelan.

Galuh diam sebentar. "Ya udah, aku nggak bakal maksa kamu cerita. Tapi kalau kamu butuh seseorang buat dengerin, aku di sini. Nggak perlu cerita semuanya. Kadang diam pun cukup."

Kalimat itu membuat dada Saras terasa hangat sekaligus berat. Ia mengangguk kecil. Dan dalam diam itu, sesuatu terasa lebih dekat dari sebelumnya.

Keesokan harinya, di kampus, Galuh duduk di bangku taman dekat gedung fakultas sambil menunggu jadwal kelas berikutnya. Ia membuka buku catatannya, namun pikirannya justru melayang ke Saras. Semua interaksi mereka akhir-akhir ini terasa terlalu nyata. Terlalu jujur.

"Bro, lo kenapa?" suara Reza tiba-tiba memecah lamunan.

Galuh mendongak. "Nggak apa-apa."

"Lo tuh jarang banget absent dari tongkrongan. Sekarang malah sering nggak nongol. Ada masalah?"

Galuh tersenyum samar. "Nggak. Cuma lagi banyak pikiran aja."

Reza memperhatikannya sejenak, lalu menepuk pundaknya. "Kalau butuh cerita, lo tau lah harus ke siapa."

"Thanks, Za."

Sementara itu, di kos, Saras membuka kotak sepatu tua dari bawah tempat tidurnya. Di dalamnya ada beberapa foto lama, secarik surat dari seseorang yang tak ingin ia ingat, dan satu gelang kain lusuh yang dulu selalu ia pakai.

Gelang itu berasal dari masa lalu dari seseorang yang meninggalkannya tanpa penjelasan, membawa serta kepercayaan dan harapan yang hancur. Saras menggenggam gelang itu erat, matanya memanas.

Saat itulah pintu kamarnya diketuk. "Sar, aku pulang," suara Galuh terdengar.

Ia buru-buru menyimpan kembali kotak itu dan menghapus jejak air mata yang hampir tumpah.

"Ya, bentar."

Ketika ia keluar, Galuh sudah duduk di sofa sambil menonton video tutorial masak. "Mau coba bikin ayam goreng Korea besok. Kayaknya seru."

Saras tertawa kecil. "Lo belajar masak juga sekarang?"

"Semenjak tinggal sama kamu, aku jadi banyak belajar hal baru, tahu nggak?"

Saras menatapnya sejenak. Hatinya bergetar.

"Makasih, Gal. Udah sabar sama aku."

Galuh tersenyum hangat. "Aku sabar karena kamu layak untuk diperjuangkan."

Saras terdiam. Kata-kata itu terlalu dalam untuk dibalas dengan kalimat biasa. Ia hanya duduk di samping Galuh, dan untuk pertama kalinya, ia merasa tidak takut lagi untuk merasakan sesuatu.

Terlalu dekat dengan kenyataan memang menakutkan, tapi justru dari sanalah semuanya bisa dimulai.

1
Esti Purwanti Sajidin
waaahhhhhhhh keren galuh nya,laki bgt
kalea rizuky
bagus lo ceritanya
Irhamul Fikri: Terima kasih kak
total 1 replies
kalea rizuky
Galuh witing tresno soko kulino yeee
ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐
ceritanya bagus👌🏻
Irhamul Fikri: terimakasih kak🙏
total 1 replies
lontongletoi
awal cerita yang bagus 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!