Karmila gadis yatim piatu yang mencoba peruntungan di ibukota karena mendapatkan beasiswa di salah satu universitas ternama. Suatu malam tanpa sengaja ia bertemu pria mabuk dan menolongnya.
Tapi sayang, niat baiknya justru membuat dirinya berakhir dengan kehilangan kesuciannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27 MELEPASKAN
'Maafkan aku, Cinta ....'
Rayyan menatap kedua orang yang masih berpelukan dengan erat di depannya. Terlihat kesedihan yang mendalam terpancar dari wajah mereka.
Rayyan memaki dan mencaci dirinya di dalam hati, mengutuk semua perbuatan yang sudah dilakukannya malam itu.
Melihat dua orang yang saling mencintai itu hancur karena dirinya sungguh membuatnya merasa bersalah.
Seandainya malam itu tidak pernah terjadi, mungkin saat ini mereka berdua sangat bahagia. Rayyan melihat ke arah istrinya yang sudah melepaskan pelukannya pada pria itu. Terlihat banyak kesedihan di wajah itu, melihat keadaan Karmila yang begitu hancur membuat dadanya berdenyut nyeri.
Aku sudah melukaimu terlalu dalam Cinta, maafkan aku.
Setelah hari ini aku berjanji padamu, aku akan memberikan kebahagiaan untukmu dan tak akan aku biarkan kau menangis lagi.
*****
Karmila dan Noah mendekati Sharla. Karmila memeluk sahabat yang sudah menjadi adik iparnya itu dengan erat.
Karmila sudah selesai bicara dengan Noah. Meskipun berat tapi akhirnya mereka sepakat untuk berpisah.
Noah merelakan Karmila karena telah memilih Rayyan, meskipun rasanya begitu sakit tetapi ia harus melepaskan Karmila. Apalagi sekarang Karmila sedang hamil. Hamil karena bajingan itu.
Seandainya Karmila tidak hamil, Noah pasti akan tetap memperjuangkannya, tak peduli meskipun Karmila sudah bukan gadis lagi. Tetapi sekarang keadaannya berbeda, Rayyan adalah ayah dari bayi itu dan bajingan itu harus bertanggung jawab.
Noah menatap Rayyan dengan penuh amarah. Kali ini ia akan membuat perhitungan dengan Rayyan. Tanpa pikir panjang, Noah menarik Rayyan dan memukulnya tanpa ampun. Refan yang ingin melerai ditahan oleh Rayyan. Sementara Karmila dan Sharla menjerit ketakutan.
Noah memukul Rayyan dengan membabi buta, apalagi Rayyan tidak melawan sama sekali, sehingga semakin membuatnya mudah meluapkan emosinya.
Rayyan sudah terjatuh tak berdaya, terlihat darah mengalir di bibirnya, wajahnya bahkan sudah tak berbentuk lagi karena luka akibat pukulan Noah.
Saat Noah akan kembali memukul Rayyan, tiba-tiba Sharla dan Karmila berlari memeluk Rayyan, menghalangi agar Noah tidak lagi memukul pria itu.
"Sudah, Kak, jangan pukul Kak Rayyan lagi, gue tau Kak Rayyan salah, tapi jangan pukul dia lagi Kak, gue mohon ...." Sharla menangkup kedua tangannya di depan Noah sambil menangis.
Refan memapah tubuh Rayyan dibantu Sharla, sementara Karmila mencoba menenangkan Noah. Beruntung pengunjung taman hari ini tidak begitu ramai, hingga tidak banyak orang yang menonton kejadian tadi.
"Kita bawa Kak Rayyan ke rumah sakit, Kak," ucap Sharla dengan panik.
"Tapi kita tidak bisa membiarkan Karmila hanya berdua dengan Noah, Sharla!" sahut Refan bingung.
"Lo telepon Rosa buruan!"
Refan membaringkan Rayyan di kursi belakang, Rayyan merintih kesakitan.
"Rosa, Lo di mana?!" seru Sharla panik begitu sambungan telepon terjawab.
"Gue baru turun dari taksi."
"Ya, udah buruan! Gue tunggu Lo di parkiran." Baru saja Sharla menutup teleponnya, Rosa sudah muncul di depannya dengan terburu-buru.
"Ada apa?" tanya Rosa dengan napas ngos-ngosan.
"Lo temenin Karmila sama Noah, gue mau bawa Kak Rayyan ke rumah sakit."
"Hahh? Memangnya Kak Rayyan kenapa?"
Kak Rayyan dipukulin sama Noah."
"Buruan naik, Sharla! Kita harus cepat ke rumah sakit!" teriak Refan.
"Tunggu! Gue pengen liat Kak Rayyan sebentar." Rosa penasaran.
Rosa membuka pintu belakang dan melihat tubuh Rayyan terbaring penuh luka.
"Cepetan Rosa, kasihan Rayyan udah kesakitan!" teriak Refan lagi dengan jengkel. Rosa langsung menutup pintu mobil.
"Jangan lupa jagain Karmila, Ros," pesan Sharla, sebelum akhirnya mobil itu melaju
menuju rumah sakit.
Rosa berkeliling taman mencari Karmila dan Noah. Lima menit kemudian, Rosa menemukan mereka berdua.
"Mila."
Karmila yang sedang berbicara dengan Noah memalingkan wajahnya ke arah suara. Dengan terburu-buru Rosa langsung menghampiri Karmila dan Noah.
"Kamu baik-baik aja kan?" tanya Rosa khawatir. Karmila mengangguk pelan. Pandangan Rosa beralih ke arah Noah.
"Kak Noah baik-baik aja kan?"
"Gue baik-baik aja, Ros, lo baru pulang kuliah?"
"Iya, tadi Sharla nelepon kalau kalian pada ngumpul di sini," jawab Rosa.
"Tapi Sharla udah balik duluan Ros, " beritahu Noah.
"Iya, Kak, tadi gue ketemu di parkiran." Rosa menoleh ke arah Karmila yang terlihat cemas.
"Kita pulang sekarang, Mil," ajak Rosa. Karmila mengangguk pelan.
"Aku pulang dulu, Kak."
Karmila menatap Noah dengan tatapan sendu. Tanpa sadar air matanya kembali mengalir, rasanya ia belum rela melepaskan kekasih yang sangat dicintainya itu.
Noah memeluk Karmila dengan erat, rasanya ia pun tak sanggup untuk berpisah dengan Karmila. Perasaannya campur aduk, yang jelas, hatinya terasa begitu sakit tatkala ia harus melepaskan wanita yang sungguh sangat dicintainya.
Selama beberapa menit mereka masih saling berpelukan sambil menangis. Rosa menatap pasangan itu dengan tatapan iba, kedua orang yang saling mencintai tetapi terpaksa harus berpisah karena keadaan.
Tanpa terasa Rosa pun menitikkan air mata. Ia adalah saksi hubungan antara Karmila dan Noah. Mereka berdua adalah pasangan yang serasi. Setahun lebih mereka berpacaran, Rosa tidak pernah sekalipun melihat mereka berdua bertengkar. Noah adalah pria yang baik dan sangat perhatian pada Karmila.
Dulu Rosa sangat yakin dan berharap kalau Karmila bisa sampai menikah dengan Noah, karena mereka berdua saling mencintai. Apalagi keluarga Noah juga sangat baik terhadap Karmila. Walaupun mereka tahu kalau Karmila adalah gadis dari keluarga sederhana, tapi kedua orang tua Noah tidak pernah mempermasalahkannya.
Namun, ternyata takdir berkehendak lain, mereka berdua terpaksa harus berpisah demi kebaikan masing-masing.
Karmila melepaskan pelukannya, begitupun Noah. Mereka berdua masih saling menatap. Wajah Karmila terlihat berantakan karena kebanyakan menangis, kedua matanya pun sudah membengkak. Karmila mengulas senyum tipis.
"Aku mencintaimu, Kak ...."
"Aku juga sangat mencintaimu." Noah kembali memeluk Karmila sebentar, kemudian mencium keningnya.
"Semoga bahagia ...."
Noah berucap dengan mulut bergetar menahan tangis. Karmila mengangguk dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.
Rasanya begitu sakit harus melepas seseorang yang kita cintai. Tetapi, tidak ada pilihan lain, demi anak yang sekarang ada di perutnya.
Karmila tidak ingin egois, walaupun ia sangat membenci Rayyan, tetapi tetap saja anak yang di kandungnya adalah anak dari laki-laki itu, suka atau tidak, Karmila harus bisa menerimanya.
Noah pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik dari dirinya, karena itu Karmila tidak ingin Noah terlalu berharap padanya.
Meskipun Noah mengatakan akan bertanggung jawab terhadap anak yang di kandungnya kalau ia mau memilih bercerai dengan Rayyan, tetapi Karmila tidak mau. Rasanya itu tidak adil buat Noah, dan mungkin juga tidak adil buat Rayyan.
Perpisahan adalah jalan yang terbaik buat mereka berdua, meski rasanya begitu sakit, tetapi ini adalah pilihan yang terbaik buat mereka berdua.
Karmila menghapus air matanya, kembali memeluk pria tampan di depannya sebentar.
"Maafkan aku, Kak, semoga Kakak bahagia," ucap Karmila tepat di telinga Noah. Perempuan itu melepaskan pelukannya dan berlalu pergi meninggalkan Noah dengan berjuta perih di hatinya.
Noah menghembuskan napas panjang, sambil menatap kepergian Karmila. Sebelah tangannya memegang dadanya yang terasa begitu sesak.
'Aku mencintaimu Karmila, sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu.'
*
*
Terima kasih buat yang baca, jangan lupa tinggalin jejak kalian ya, like, komen, dan votenya 🙏
hamil lagi deh si kamila