NovelToon NovelToon
Ellisa Mentari Salsabila

Ellisa Mentari Salsabila

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pengganti / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

"Syukurlah kau sudah bangun,"

"K-ka-kamu siapa? Ini… di mana?"

"Tenang dulu, oke? Aku nggak akan menyakitimu.”

Ellisa memeluk erat jas yang tadi diselimuti ke tubuhnya, menarik kain itu lebih rapat untuk menutupi tubuhnya yang menggigil.

"Ha-- Hachiiih!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ellisa terkejut

"Dah. Sekarang, kabulin permintaanku." pinta Sam.

"Iya, kak. Apa?"

"Lepasin baju aku."

"Apa?" Ellisa terkejut.

Sam hanya memberikan tatapan seriusnya.

"I-- iya, baik." Ellisa menggembungkan pipinya.

Ellisa dengan gerakan ragu mulai melepas satu demi satu kancing kemeja yang menutup tubuh maskulin pria di hadapannya.

Jemarinya gemetar, namun ia berusaha tampak tenang, meski hatinya berdebar kencang.

Saat kemeja itu terlepas sepenuhnya, Ellisa menatap dada Sam dengan mata penuh rasa ingin tahu. Tubuhnya terasa kecil di hadapan pria yang begitu berotot dan kuat itu.

“Kamu punya tubuh yang sangat berbeda dengan aku, Kak,” ucap Ellisa polos, kepolosannya terpancar dari nada suara yang lugu.

Pipi Sam merona mendengar ucapan itu, sebuah reaksi yang jarang terlihat dari pria tegar seperti dirinya. “Kamu itu, Ellie… selalu saja bicara sekenanya,” jawabnya.

Jemari Ellisa perlahan menyentuh kulit Sam. Ia meraba permukaan dada pria itu, yang terasa hangat dan kencang di bawah sentuhannya.

Setiap otot yang ia rasakan semakin membuatnya penasaran. Kontras antara kulit halusnya dan tubuh Sam yang kokoh begitu nyata di benaknya.

Namun, Ellisa yang begitu fokus menelusuri tubuh Sam, tidak menyadari bahwa pria itu juga dengan lihai telah melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh mungilnya.

Sam tersenyum lembut melihat ekspresi malu yang terpancar di wajah gadis itu. “Ellie,” panggilnya, “dada kamu mengencang lagi. Bahkan aku belum menyentuhnya, ASI-nya sudah merembes keluar.”

Ellisa terkejut, kedua tangannya secara refleks menutupi dadanya. “Kak! Jangan bilang seperti itu,” ujarnya terdengar gugup.

Sam tertawa kecil. “Aku cuma jujur, Ellie. Kamu terlalu polos untuk hal-hal seperti ini.” Ia mendekatkan wajahnya dan mulai menyusu seperti bayi.

Hisapan itu membuat tubuh Ellisa reflek semakin membusungkan dadanya. Nafasnya penuh dengan perasaan tegang.

Sam menghisap dengan sangat kuat, hingga mulutnya penuh dengan Air Susu Ellisa. "Kamu nggak akan takut lagi kan aku melakukan ini, Ellie," kata Sam.

Ellisa mengangguk. Menatap pria itu yang ujung bibirnya mengalir cairan putih. "Kamu jadi kayak Elmira," ucap Ellisa seraya mengusap Air susu di ujung bibir Sam.

Sam kembali menyusu di dada Ellisa sembari kedua tangannya meremas lembut. "Maaf ya, Ellie, sepertinya aku terlambat memberimu terapi. Tapi, malam ini aku pastiin kamu akan merasa nyaman."

"Kak, kamu sendiri kan lagi capek. Aku nggak papa, beneran," jawab Ellisa, meski raut wajahnya menunjukkan rasa tidak nyaman yang ia coba tahan.

Sam menggeleng pelan, ekspresi serius menghiasi wajahnya. "Nggak, Ellie. Aku nggak mau kamu menahan sakit kayak gini. Aku harus memastikan kamu baik-baik saja."

Sam memberikan terapi dengan hati-hati, membuat Ellisa mendesah pelan saat merasakan hisapan dan remasan lembut jemarinya.

"Emh, kak..." desah Ellisa.

Senyum kecil muncul di bibir Sam. "Sekarang, giliran kamu. Ceritain ke aku. Gimana kegiatanmu hari ini sama Elmira?" tanyanya santai, seakan-akan suasana di antara mereka biasa saja.

"Kak, kayaknya ini bukan waktu yang tepat buat ngobrol--" balas Ellisa, "Aaahh!!" Ellisa mendesah saat Sam memencet put ingnya.

Ia berusaha keras mengendalikan diri meski tubuhnya bereaksi terhadap sentuhan-sentuhan Sam.

"Ini justru waktu yang tepat, Ellie," balas Sam sambil tertawa kecil. "Berbagi komunikasi di saat kita sedang intim itu penting, tahu nggak?" godanya, sambil terus melanjutkan terapi.

"ah! Seharusnya kita tadi gini dulu biar enak," Sam baru sadar dan terkekeh dibuatnya.

Ellisa mengalihkan pandangan, merasa makin salah tingkah. "Kan... Kak Sam bisa lihat sendiri di CCTV," gumamnya, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ih, degil ya nggak mau cerita langsung," ucap Sam, kali ini dengan nada menggoda yang lebih dalam. Tangannya bergerak sedikit lebih gemas, membuat Ellisa melenguh pelan.

"Ugh kak~ aku merasa aneh..."

"Nggak papa Ellie, itu alami kok," kata Sam. "Aku terlalu sibuk di kantor, jadi belum sempat lihat video kalian," jelasnya.

Ellisa menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. "Kami baik kok, Kak. Elmira tadi seru main boneka... terus, dia selalu suka kalo denger aku nyanyi."

"Lagi, dong. Detailnya mana?" pinta Sam, wajahnya semakin mendekat ke Ellisa, senyumnya nakal.

"Kaaakk... geli!" Ellisa tertawa kecil, akhirnya tidak mampu menahan rasa gemas dan canggung yang memenuhi dirinya.

Sentuhan Sam yang intens membuat wajahnya merona merah. Sam terkekeh puas. "Geli tapi senang, kan? Lihat, kamu sudah lebih rileks sekarang," bisiknya sambil menyentuh pipi Ellisa dengan lembut.

"Kak, katanya kamu capek mau tidur, tapi malah..." protes Ellisa dengan suara setengah tertahan.

"Malah apa? Nyenengin kamu itu lebih penting daripada mikirin capek," jawab Sam dengan senyum nakal sambil terus melanjutkan "terapinya."

"Aahh, Kak..." Ellisa mendesah lagi. "Kamu ini mulai kayak Elmira aja deh. Usil banget," keluhnya ketika Sam meremas dadanya dengan terlalu gemas.

Sam tertawa kecil, "Habisnya ini udah kenyal, Ellie. Nggak keras lagi. Tuh, kayak puding, menul-menul gitu," katanya sambil menggoyangkan lembut dasar dadanya untuk menggoda Ellisa lebih jauh.

"Mmo! Kamu mesum!" bentak Ellisa, meski suaranya terdengar lebih malu daripada marah.

"Idih, jangan bilang gitu dong," balas Sam, wajahnya penuh kepuasan. "Aku ini kan terapist terbaik kamu. Nggak ada yang lain, kan? Bahkan ASI kamu yang udah kamu kasih buat Elmira aja masih penuh, tuh."

Ellisa menggigit bibir bawahnya, bingung antara marah atau tertawa. "Kak... Aaahh!" desahnya, tubuhnya sedikit bergerak karena ulah Sam yang makin usil.

Sam menatapnya dengan tatapan penuh kekaguman. "Manis banget sih kamu, Ellie. Kayak boneka hidup."

Ellisa mendengus, "Aku udah besar kali, Kak. Elmira aja dong yang harusnya kamu bilang lucu."

"Beda dong," Sam tersenyum lebar. "Elmira itu lucu buat kita berdua. Tapi kamu... kamu lucu cuma buat aku," bisiknya dengan nada lembut, matanya penuh kehangatan yang membuat Ellisa semakin salah tingkah.

Ellisa berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah. "Kamu itu, Kak... aahh!! Selalu punya cara bikin aku nggak bisa marah."

"Bagus dong," balas Sam sambil menariknya lebih dekat. "Karena aku nggak pernah mau lihat kamu marah, Ellie. Aku hanya mau kamu bahagia."

Tangan Sam perlahan menyusup di balik rambut Ellisa, jemarinya menyisir lembut helai-helai halus itu. Dengan gerakan yang penuh perhatian, ia mendekatkan kepala Ellisa ke arah tatapannya.

Mata Sam yang biasanya tajam kini melembut, memancarkan rasa nyaman yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Tanpa berkata apa-apa, ia mengecup bibir Ellisa dengan lembut, "Chuph~"

"Ellie," bisiknya pelan, bibirnya masih begitu dekat dengan wajahnya. "Sekarang, bikin aku tidur, ya."

"Eh? Gimana caranya?" tanyanya, suaranya terdengar gugup.

Sam menyunggingkan senyum kecil. "Cium aku seratus kali, sampai aku benar-benar tertidur," katanya ringan.

"Se-seratus kali? Eeehhh?!" Ellisa langsung membelalakkan matanya, jelas-jelas panik mendengar permintaan absurd itu.

Tawa Sam meledak, menggema di kamar yang hangat itu. Ia menarik tubuh Ellisa dengan mudah, membuat gadis itu ikut berbaring di sampingnya. "Aku bercanda, Ellie," katanya sambil tertawa kecil.

Ia memiringkan tubuhnya sedikit, sehingga kepala Ellisa tertumpu pada dadanya yang bidang. "Tapi serius, aku mau kamu tetap di sini sampai aku tidur," ucapnya, kali ini dengan nada yang lebih serius.

Ellisa tidak membalas, hanya membiarkan dirinya larut dalam dekapan Sam. Ia bisa merasakan tangan pria itu mengelus lembut rambutnya, gerakan perlahan yang terasa menenangkan.

Suasana kamar menjadi hening, hanya ada suara napas keduanya yang berpadu dalam harmoni.

Ellisa mendongak sedikit, melihat Sam yang perlahan-lahan menutup matanya. Gerakan elusan di rambutnya semakin melambat, hingga akhirnya berhenti sama sekali.

1
Serenarara
Tolong selametin Esa dok. Esa aset berharga bagi banyak wanita. /Whimper/
Serenarara
Nah loh, masih idup nggak tuh adiknya? Takutnya kalian santai-santai, jasad adiknya udah dikubur di belakang asrama lagi.../Scream/

BTW gantian ke cerita ku ya Thor. Poppen. Like dn komen kalo bs. /Grin/
Miu Nh.: lah, jadi horor donk kak ceritanya.

Itu sebenarnya adekny Kak Esa udh ada di dpn mata. Cuman, di depan mata siapa 🤭 coba tebak...

oke, aku meluncur ke Poppen~
total 1 replies
Serenarara
Salah bgt nyelesain masalah dengan maaf2an lbh dulu. Selesain dulu akar masalahnya, validasi mana yg benar, koreksi mana yg salah. kalo udah pada tau salahnya baru suruh minta maaf. kalo gini mah cm lama2in dendam doang.
Miu Nh.: Masalah dan kenakalan Alana masih belum bisa selesai. Kesalahan Sam krna dia lebih memilih jalur 'instan' itu dgn harapan tak ingin masalah itu terulang lagi.

Dan Sam tidak bisa dibenarkan disini. Bahkan Esa lebih membela Alana dn Alana juga gk mau disuruh minta maaf gitu doank.

Terima kasih kak udh mau kritis mengikuti cerita aku 🤗
total 1 replies
Tara
wah bisa menyusui tanpa punya suami dan masih perawan..mantap...itu keberuntungan atau kutukan...🤔🫣👏
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terimakasih bintangnya...
ugh, bagi Ellisa sendiri itu kutukan 🥲
total 1 replies
Bu Kus
kelebihan yang luar biasa
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terima kasih udah ngikutin cerita ini, semoga lanjut baca terus...
total 1 replies
Serenarara
Kok idenya unik.
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 semoga sukka...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!