"Bagaimana rasanya jatuh cinta dengan wali yang ditugaskan oleh ayah saya?"
Amara yang muda dan cantik memiliki kehidupan yang bahagia dan sempurna; ia dicintai oleh orang tuanya, sukses dalam studinya, dan telah menjadi direktur perusahaan sejak usia sembilan belas tahun.
Namun, di balik permukaan yang di irikan semua orang itu, ada sesuatu yang membuatnya sedih. Melihat pria yang dikaguminya sejak kecil menikah dengan wanita lain, Amara yang sombong hampir tidak bisa menyembunyikan rasa sakit dan kesedihan di hatinya.
Di sisi lain, Akmal yang tahu dirinya tidak boleh jatuh cinta, namun tanpa sadar dirinya terus memperhatikan Amara. Saat melihat Amara bersama pria lain, ia peduli dan cemburu...
Akankah roda takdir menuntun keduanya untuk saling mencintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luapan perasaan selama ini
"Tentu, Karena aku tidak bisa melihat orang yang aku cintai sedih." ucap Jonas dalam hati.
Karena Jonas hanya diam, Amara membalikkan tubuhnya, kini Jonas memeluk pinggang Amara.
Tatapan keduanya bertemu, Amara menatap bola mata tajam namun mampu membuatnya hanyut begitu dalam saat menatapnya.
"Apa kamu akan sedih kalau aku tidak bahagia?" Ulang Amara sambil menatap lamat wajah Jonas yang ternyata begitu tampan jika dilihat semakin dekat dan lama.
Jonas menelan ludah, pertama kali wajah mereka begitu dekat tanpa jarak.
"Bukan kah itu terdengar konyol? tapi itulah yang aku rasakan." ucap Jonas dengan hembusan napas hangat menerpa wajah Amara.
"Ingin mengatakan sesuatu? sepertinya setelah ini kita tidak akan bertemu." Tangan Amara bergerak menyentuh dada bidang Jonas, telapak tangannya bisa merasakan detak jantung Jonas yang berdebar cepat.
Melihat reaksi Amara membuat perasaan Jonas yang tersembunyi bergejolak. Ia pria normal mendapat sentuhan dari wanita yang ia cintai sudah pasti membuat reaksi berlebih dalam tubuhnya.
Ingin rasanya ia berteriak mengucapkan kata cintanya, namun semua hanya akan sia-sia.
Tangannya terulur, menyelipkan sebagian anak rambut kebelakang telinga yang terbang tertiup angin. Wajah cantik ini yang selalu memenuhi pikirannya, wajah ini yang sudah mengunci hatinya selama tiga tahun.
"Jika di kehidupan pertama kita tidak ditakdirkan bersama, maka di kehidupan kedua aku akan berdoa agar kita dipertemukan kembali dan hidup bersama." ucap Jonas dengan tatapan dalamnya.
Amara tersenyum tipis, tangannya yang menyentuh dada Jonas perlahan mencekram kerah baju Jonas dan bibirnya mengecup lembut bibir Jonas dengan mata terpejam.
Seperti mimpi, untuk sepersekian detik Jonas sempat terpaku, namun saat wajah Amara hendak menjauh, tangannya menarik tengkuk Amara dan kembali menyatukan bibirnya.
Di bawah sinar matahari yang mulai tenggelam dan berganti dengan semburat jingga seolah mendukung keromantisan keduanya dalam menyatakan perasaan yang salama ini terpendam.
Lebih tepatnya Jonas yang memendam perasaanya selama tiga tahun, merasakan sesak dan sakit hati saat melihat wanita yang ia cintai memiliki pria lain.
Rasa itu tak pernah pergi darinya selama ini, pergi dari sisinya justru hanya rasa sakit yang menyiksa. Jonas seperti meluapkan perasaanya selama ini lewat ciuman yang ia berikan, hingga Amara yang bukan good kissing kehabisan napas membuat Jonas melepaskan tautan bibirnya.
"Berjanjilah akan selalu bahagia."
Jonas menyatukan keningnya dengan kening Amara, ia tersenyum melihat bibir ranum Amara yang sedikit bengkak karena ulahnya.
"Kamu juga, kita akan sama-sama bahagia."
Keduanya berpelukan, rasanya begitu indah dan bahagia, tidak ada kebahagiaan yang dirasa selain hari ini. Pencapaian dalam bisnis pun tidak sebanding dengan kebahagiaannya saat ini.
Ponsel Amara di dalam mobil pun berulang kali bergetar.
Jika keduanya saling melepaskan kebahagiaan, lain dengan Akmal yang sejak tadi tidak bisa menghubungi Amara, pria itu puluhan kali menelpon namun tak ada jawaban membuat Akmal kesal sendiri. Karena tidak biasanya Amara seperti ini.
"Kemana sih!" Kesalnya sambil memijit keningnya.
Pekerjaan memang tidak banyak, tapi akhir-akhir ini ia disibukkan untuk menyiapkan sesuatu. Bukan hanya itu Kayla yang akan berumur tiga tahun juga ingin dirayakan dan Kayla yang terbiasa bergantung dengan Akmal selalu merengek padanya.
Ponselnya berdering, Akmal yang sedang kesal dan pusing mengira jika Amara yang menelpon, membuat wajahnya sumringah. Namun saat melihat nama yang tertera Akmal berdecak kesal dengan malas ia mengangkatnya.
*
*
Aselooleee💃💃💃
menunggu lama ternyata dpt bekas siapa tuh
akhirnya jika org yg berjuang tk mu menyerah maka kamu sendiri yg mengalami penyesalan