Tiga ribu tahun setelah Raja Iblis "Dark" dikalahkan dan sihir kegelapan menghilang, seorang anak terlahir dengan elemen kegelapan yang memicu ketakutan dunia. Dihindari dan dikejar, anak ini melarikan diri dan menemukan sebuah pedang legendaris yang memunculkan kekuatan kegelapan dalam dirinya. Dipenuhi dendam, ia mencabut pedang itu dan mendeklarasikan dirinya sebagai Kuroten, pemimpin pasukan iblis Colmillos Eternos. Dengan kekuatan baru, ia siap menuntut balas terhadap dunia yang menolaknya, membuka kembali era kegelapan yang telah lama terlupakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusei-kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Vengeance of Light
Ketika matahari mulai tenggelam, pertarungan masih terus berlanjut, Yui dan Hiyori berhadapan dengan pria yang paling muda di antara keluarga Velmont, Sebastian dan juga Adrian yang sama-sama masih siswa yang seumuran dengan mereka. Meskipun begitu, mereka sudah bisa menguasai sihir tingkat lanjut. Sebastian mampu menguasai elemen pasir besi elemen yang sama dengan yang dimiliki klan Tsuchiya, dan juga Adrian sudah menguasai elemen Es.
Yui tidak dapat berbuat apa-apa melawan Sebastian, setiap petir yang ia berikan selalu dinetralkan oleh elemen tanah milik Sebastian. Sementara itu Sebastian terlihat hanya bermain-main dan tidak menyerang Yui sama sekali.
"Ayolah cantik, aku tidak biasa menyakiti wanita. Bagaimana kalau pertarungan ini kita lanjutkan di ranjang saja?" ejek Sebastian kepada Yui. Sementara Yui tidak bisa berkata-kata, hanya bisa lari dan menyerang sesekali.
"Ada apa manis ? sebagai sesama pengguna elemen air, bagaimana kalau kita mandi bersama saja." Ejek Adrian kepada Hiyori. "Ini bahkan lebih mengerikan daripada Akira" ujar Hiyori dalam hati yang teringat Akira selalu mengejarnya. Disisi Hiyori, ia juga sama terpojok nya dengan Yui. Sihir airnya tak berarti apa-apa di hadapan sihir Es nya Adrian.
Sementara itu, Akira terus terpojok oleh serangan Damien yang memiliki sihir cahaya lebih kuat. Tiba-tiba, ditengah pertarungan Akira diam sehingga serangan Damien mengenainya dengan telak dan menyebabkan luka yang cukup serius.
"Hahaha, apakah akhirnya kau sudah bisa menerima takdirmu rakyat jelata?" ucap Damien tertawa puas. Akira hanya diam membisu berdiri tegak dan terus menerima serangan Damien secara beruntun.
"Apa yang si bodoh itu pikirkan" gumam Kiria dalam hati melihat Akira yang terus diam tak melawan. "Ada apa Akira?" ucap Sai yang mencoba mendekat untuk membantu, namun sia-sia karena lawannya juga tak kalah tangguhnya. "Sebaiknya kau juga pasrah seperti dia" ucap Lucien menyeringai.
Disisi Akira, ia tetap diam membisu sementara Damien terus menyerang dengan cahayanya bertubi-tubi tanpa ampun. Yui dan Hiyori tidak punya waktu untuk memperhatikan Akira karena situasi mereka juga tak kalah sulitnya.
Sementara itu Yusei yang terus fokus bertarung imbang melawan Cedric melirik sedikit ke arah Akira. "Sepertinya salah satu temanmu sudah pasrah dengan takdirnya" ucap Cedric yang juga melihat ke arah Akira. Namun, Yusei hanya tersenyum seolah-olah mengerti apa yang direncanakan oleh Akira. "Kita lihat saja" ucapnya dengan tetap tenang. "Sebaiknya kau berusaha lebih keras seperti saudara mu yang lain" lanjut Yusei dengan tersenyum sinis dan memberikan provokasi kepada Cedric.
Ketika matahari sudah tenggelam sepenuhnya, hutan gelap tempat mereka bertarung yang hanya disinari oleh sinar bulan dan percikan-percikan sihir. Tiba-tiba Akira yang tadinya diam menggunakan teknik rahasia miliknya. Sambil berbisik "The vengeance of light", tubuh akira yang tadinya terluka hebat tiba-tiba pulih seketika, hutan tempat mereka bertarung yang gelap gulita akhirnya terang seperti siang hari. Ternyata itu adalah sihirnya Akira, sihir yang mengubah rasa sakit menjadi kekuatan, sihir yang mengubah kegelapan menjadi cahaya. Kekuatan Akira meluap-luap.
"Kau sudah tidak punya kesempatan lagi" ujar Akira yang sudah bersiap untuk melancarkan serangan balasan. Dengan kecepatan yang super cepat dan kekuatan pukulan serta ledakan cahaya yang super kuat, Akira menghajar Damien dengan pukulan bertubi-tubinya tanpa henti. Damien bahkan tidak memiliki kesempatan untuk melawan, hingga akhirnya ia pun tumbang tak sadarkan diri.
"Siapa selanjutnya?" ucap Akira yang dipenuhi oleh cahaya sambil melirik ke arah Sebastian dan Adrian. Sebastian dan Adrian pun terlihat ketakutan hingga berkeringat dingin. Namun, belum sempat mereka melakukan sesuatu, Akira sudah melesat dengan sangat cepat ke arah mereka dan memukul kepala mereka dengan sangat keras hingga mereka juga pingsan tak sadarkan diri.
Melihat tiga anggota mereka telah kalah, Alaric, Lucien dan juga Cedric sedikit lengah dan pandangan mereka teralihkan kepada ketiga rekannya yang sudah tumbang. Kiria, Sai dan juga Yusei tidak menyia-nyiakan hal itu.
Kiria mengumpulkan kekuatan penuh yang telah ia simpan dari tadi lalu memusatkannya ke tinjunya dengan petir hitam merah khas klan Akazuchi. Yusei akhirnya menggunakan sihir airnya, menggunakan seluruh mananya untuk membuat ombak yang sangat besar dengan arus yang sangat kuat. Dan juga Sai memadatkan apinya membentuk bola bulat seperti matahari, seperti yang pernah digunakan oleh Ken Homura di flashback masa lalunya hanya saja tidak sebesar dan sekuat milik Ken. "Entei Karyudan" serangan mereka yang sekuat tenaga pun mengenai lawannya dengan telak, hingga membuat lawannya terjatuh.
"Kalian sadarkan dengan situasi ini?" ucap dingin Kiria kepada lawan mereka yang hanya tersisa tiga orang. Kiria memberikan kode kepada rekannya untuk segera mundur dan lari secepatnya meninggalkan tempat itu. Namun, tiba-tiba Alaric mencoba untuk bangun.
"Aku masih belum kalah" ucap Alaric sambil mencoba untuk berdiri. Kiria tampak sedikit panik dan berkeringat dingin. Ia sadar, bahwa ia dan rekannya sudah kehabisan tenaga dan tidak sanggup bertarung lagi. Meskipun dalam jumlah mereka unggul 6 vs 3, namun Kiria tau betul perbedaan kekuatan mereka dan mereka tetap tidak memiliki kesempatan untuk menang.
Alaric dan dua lainnya sudah berdiri dan bersiap untuk bertarung kembali. "Akan ku pastikan kalian mendapatkan balasan yang lebih" ucap Lucien yang kesal. Disaat mereka ingin bersiap menyerang tiba-tiba "Cukup sampai disana" ucap seseorang yang tiba-tiba menghentikan mereka. "Kalah oleh siswa dari negeri lain, benar-benar memalukan" ucap orang tersebut yang ternyata adalah kesatria suci elemen cahaya dari Kerajaan Veltora.
"Aku masih belum kalah" balas Alaric dengan tegas, dan kemudian bersiap untuk memberikan serangan balasan. "Aku bilang berhenti!!" ucap tegas dari kesatria itu. "Kau hanya orang luar, jangan ikut campur" balas Alaric ketus. "Aku adalah salah satu kesatria suci, setidaknya otoritas ku sama tingginya dengan ayah mu Alaric" tegas kesatria suci tersebut. "Cih..." ucap Lucien kesal.
"Mereka membawa rakyat jelata ke dalam kastil, mereka melakukan pelanggaran yang berat" ucap Damien. "Mereka hanya menjalankan misi dari Akademi, tidak ada hubungannya dengan kasta" jawab kesatria suci itu. "Akademi Altais berada langsung dibawah perlindungan kesatria suci Veslandia, sistem kasta tidak berlaku disana. Sebaliknya, jika kalian melanjutkan ini, sama saja kalian menentang kesatria suci Veslandia untuk berperang. Status kebangsawanan kalian bisa dihapus" lanjut kesatria suci itu.
Dengan ekspresi yang kesal dan terus menggerutu, akhirnya mereka setuju untuk berhenti dan segera pergi sambil membawa rekan mereka yang pingsan.
"Diujung sana ada sebuah pondok, beristirahatlah disana untuk malam ini. Aku menjamin keselamatan kalian. Jangan khawatir!" ucap kesatria suci itu kepada Yusei dan yang lain. "Mohon maaf, bisa kami tau nama anda tuan kesatria suci?" ucap Sai dengan sopan. "Hikaru Yuuki" jawab kesatria suci itu.
"Yuukiiii??" jawab mereka yang kaget secara serentak. "Yaa, aku lahir di Veslandia, namun dibesarkan disini dari kecil. Berkat prestasiku, aku berhasil diangkat menjadi kesatria suci" jawabnya dengan tersenyum. Setelah itu ia segera pergi meninggalkan mereka dan mereka berteriak dari kejauhan "Terimakasih....". "Aku tidak menyangka akan menyaksikan the vengeance of light secara langsung, sepertinya murid di akademi kalian cukup hebat Shotaro" gumam Hikaru dalam hati.
Setelah itu tampak ekspresi lega dari mereka. Terutama Kiria yang tau persis perbedaan kekuatan mereka. Sementara Yusei tetap bersikap tenang seperti biasanya. Setelah beberapa saat, Akira langsung pingsan karena kehabisan tenaga. Mereka segera beristirahat sambil membawa Akira yang pingsan. Setidaknya, Akira berhasil memperlihatkan sisi kerennya di depan Hiyori kali ini.
"Woy, kenapa harus aku yang menggendong anak jelata ini??" ucap Kiria kesal sementara yang lain sudah pergi terlebih dahulu. "Woy tunggu" teriak Kiria, sementara yang lain hanya tersenyum sambil menyemangati Kiria dari kejauhan.
Misi kali ini benar-benar menjadi pelajaran yang berharga bagi mereka. Perbedaan kekuatan yang terlalu jauh, serta strategi yang kurang matang. Mereka sangat paham dengan hal itu, hingga mereka semua bertekad untuk terus menjadi kuat.