NovelToon NovelToon
Menggapai Langit Tertinggi

Menggapai Langit Tertinggi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang
Popularitas:22.8k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Jiang Shen, seorang remaja berusia tujuh belas tahun, hidup di tengah kemiskinan bersama keluarganya yang kecil. Meski berbakat dalam jalan kultivasi, ia tidak pernah memiliki sumber daya ataupun dukungan untuk berkembang. Kehidupannya penuh tekanan, dihina karena status rendah, dan selalu dipandang remeh oleh para bangsawan muda.

Namun takdir mulai berubah ketika ia secara tak sengaja menemukan sebuah permata hijau misterius di kedalaman hutan. Benda itu ternyata menyimpan rahasia besar, membuka pintu menuju kekuatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sejak saat itu, langkah Jiang Shen di jalan kultivasi dimulai—sebuah jalan yang terjal, berdarah, dan dipenuhi bahaya.

Di antara dendam, pertempuran, dan persaingan dengan para genius dari keluarga besar, Jiang Shen bertekad menapaki puncak kekuatan. Dari remaja miskin yang diremehkan, ia akan membuktikan bahwa dirinya mampu mengguncang dunia kultivasi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Kebohongan Kecil

Pagi itu, udara kota Jinan masih segar, cahaya matahari baru saja menembus celah-celah atap rumah-rumah, dan kabut tipis masih menggantung di jalan-jalan berbatu.

Jiang Shen berdiri di depan ibunya dengan wajah tenang, menyembunyikan niat sebenarnya di balik senyum tipisnya. Ia tahu, bila mengatakan yang jujur, Jiang Yun pasti akan melarangnya—bahkan mungkin menangis dan menahannya agar tidak pergi ke tempat berbahaya seperti hutan Yulong. Maka ia memilih kebohongan kecil.

“Ibu, aku akan pergi keluar kota sebentar, hanya untuk membeli beberapa barang yang aku butuhkan,” ucap Jiang Shen dengan suara tenang.

Jiang Yun yang sedang merapikan rambutnya menoleh. Matanya penuh kasih sayang bercampur sedikit khawatir. “Kamu baru saja pulih dari pertarungan itu, Shen’er. Tidak bisakah kamu menundanya?”

Jiang Shen tersenyum, meski di dalam hatinya ada sedikit rasa bersalah. Ia melangkah mendekat, lalu menggenggam lembut tangan ibunya. “Ibu tidak perlu khawatir. Aku hanya sebentar saja. Lagi pula aku sudah jauh lebih baik. Percayalah, aku akan berhati-hati.”

Sebelum ibunya sempat menimpali, Jiang Shen mengeluarkan sebuah kantong kecil berisi sepuluh koin emas dan menyerahkannya ke tangan ibunya. “Ini, simpanlah. Untuk keperluan darurat.”

Jiang Yun terkejut. Alisnya berkerut halus, lalu ia mencoba mengembalikan kantong itu. “Tidak, Shen’er. Kau tahu hasil kedai makan kita sudah lebih dari cukup. Aku tidak membutuhkan ini.”

Namun Jiang Shen tetap menutup tangan ibunya dengan kuat, menolak penolakan itu. Tatapannya dalam, tegas, namun hangat. “Ibu, tolong terimalah. Aku sudah memiliki cukup uang sekarang. Jika sesuatu terjadi saat aku pergi, aku ingin tenang karena tahu ibu memiliki cadangan ini. Anggap saja aku lebih tenang jika Ibu menyimpannya.”

Ada jeda hening beberapa detik sebelum akhirnya Jiang Yun menghela napas panjang. Matanya mulai memerah, lalu ia mengangguk pelan sambil menggenggam kantong emas itu erat. “Kau selalu membuat Ibu khawatir … tapi kau juga selalu tahu cara membuat Ibu luluh.”

Senyum lembut muncul di wajah Jiang Shen. Ia memeluk ibunya sebentar, menghirup aroma lembut dari pakaian sederhana yang selalu dipakai ibunya, lalu melepaskan pelukan itu dengan berat hati. “Aku pergi dulu, Ibu.”

Setelah itu, Jiang Shen keluar dari rumah. Langkahnya tegap, meski dadanya sesak karena berbohong. Ia menatap sebentar ke arah rumah kecil itu, seolah ingin mengukirnya dalam ingatan, sebelum akhirnya berbalik dan mulai berlari meninggalkan kota.

Udara pagi terasa sejuk saat ia menembus jalanan kota Jinan. Penduduk kota yang mengenalnya mulai memperhatikan, sebagian berbisik-bisik, menyebut namanya—pemuda yang berhasil menorehkan prestasi di turnamen beberapa waktu lalu.

Namun Jiang Shen tidak peduli. Ia berlari kencang, setiap langkah menghantam tanah berbatu dengan mantap. Tubuhnya condong ke depan, nafasnya teratur, keringat mulai muncul di pelipis, tapi matanya tetap fokus ke arah luar kota.

Ia tidak hanya sekadar berlari untuk mencapai tujuan. Ini adalah bagian dari latihannya. Setiap ayunan tangan, setiap dorongan kaki, ia jadikan sarana memperkuat stamina dan fisiknya. Otot-otot kakinya menegang, dadanya mengembang, dan Qi-nya mengalir mengikuti ritme gerakan tubuhnya.

Jiang Shen tahu perjalanan ini tidak akan mudah. Ia sengaja membeli sebuah peta sebelum berangkat, karena meski kini tinggal di pusat kota Jinan, ia belum sepenuhnya mengenal luas wilayah Kerajaan Phoenix.

Peta itu menunjukkan betapa luasnya kerajaan ini—seperempat dari benua Timur berada di bawah kekuasaan kerajaan Phoenix, sebuah negeri besar yang dipenuhi klan-klan berpengaruh, sekte-sekte kuat, serta kota-kota megah.

Namun di balik kemegahan itu, juga terdapat bayangan gelap. Banyak wilayah berbahaya, salah satunya adalah hutan Yulong—tempat Jiang Shen menargetkan buruannya. Lebih jauh lagi ada hutan terlarang, rumah bagi para iblis dan beast spiritual tingkat 4 ke atas, tempat yang bahkan sekte besar pun jarang masuki.

Di tengah larinya, Jiang Shen mengepalkan tinjunya erat. Ingatan tentang Lin Xueyin muncul kembali. Ia berhasil menembus level 2 inti emas setelah berburu beast spiritual tingkat 3 di hutan Yulong. Jika Lin Xueyin bisa, maka ia pun harus bisa. Ia tidak boleh tertinggal.

Cahaya matahari semakin meninggi, jalan tanah mulai terbentang luas, dan suara alam menggema di telinganya. Jiang Shen berlari tanpa ragu, membawa tekad dan mimpi yang semakin menguat di dalam dadanya.

Sambil berlari kencang, di tubuh Jiang Shen berkilatan cahaya petir yang berlari liar di sepanjang otot-ototnya. Setiap langkah yang ia ambil di jalan berbatu, percikan listrik menyambar tanah, membuat jejak keperakan tertinggal di belakangnya.

Nafasnya teratur, dadanya naik turun penuh tenaga, dan tubuhnya terasa ringan seolah-olah elemen petir benar-benar menjadikan dirinya bagian dari kilat itu sendiri.

Walaupun ia belum menguasai teknik tempur khusus untuk elemen petir, Jiang Shen sadar—petir bukan hanya alat penghancur, tetapi juga bisa menjadi sayap baginya. Dengan mengalirkan petir ke otot-otot kakinya, ia menembus jarak dengan kecepatan nyaris setara dengan angin ribut. Burung-burung di langit bahkan terkejut, beterbangan melihat sosok remaja yang berlari dengan aura kilat menyelimuti tubuhnya.

Satu hari penuh ia berlari tanpa henti, tubuhnya menjadi semakin kuat karena beban latihan stamina yang ia paksakan. Setiap tetes keringat yang jatuh ke tanah bukan hanya tanda kelelahan, tetapi juga sebuah penempaan. Jiang Shen tahu, tubuhnya harus ditempa sekeras baja jika ia ingin terus berjalan di jalan kultivasi yang kejam.

Saat matahari sore merendah, cakrawala di depannya dipenuhi bayangan hitam pepohonan yang menjulang bagaikan dinding alam. Hutan Yulong—tempat yang penuh dengan misteri, tempat yang pernah menjadi mimpi buruk, sekaligus awal dari semua perubahan hidupnya.

Jiang Shen berhenti di depan mulut hutan. Angin lembab berhembus dari dalam, membawa aroma tanah basah, dedaunan busuk, dan samar bau darah beast spiritual. Ia berdiri diam sejenak, menatap pepohonan yang meliuk seperti naga hitam raksasa.

Di sudut bibirnya terangkat sebuah senyuman getir. “Kalau empat bulan lalu aku tidak terseret masuk ke tempat ini, mungkin aku masih jadi budak hina di kamar dagang itu. Masih tunduk pada hinaan … masih jadi bahan tawa orang-orang.” Suaranya berat, tetapi matanya menyala dengan semangat yang tak tergoyahkan.

Tangannya mengepal, suara petir berderak samar dari kepalan itu. “Tapi sekarang … aku kembali ke tempat semuanya dimulai. Bukan lagi sebagai bocah lemah yang nyaris mati … tapi sebagai seseorang yang akan melangkah lebih jauh. Tempat ini tidak akan menelanku lagi. Aku akan menaklukkannya.”

Langkahnya maju, mantap, penuh wibawa. Setiap gerakan seolah dipandu oleh semangat tak tergoyahkan. Begitu kakinya menginjak tanah lembab di dalam hutan, suasana langsung berubah. Suara serangga, bisikan angin di sela pepohonan, dan samar raungan beast spiritual dari kejauhan menyambutnya.

Namun, Jiang Shen tidak gentar. Tubuhnya tegak, sorot matanya tajam, dan aura emas dari inti emas dalam tubuhnya berpadu dengan percikan petir yang mengelilingi kulitnya. Ia melangkah ke dalam hutan Yulong dengan gagah berani—seperti seorang penakluk muda yang baru saja membuka lembaran perjalanan menuju kejayaan.

1
Abi
mantap
Agus Rose
Alur cerita nya cukup bagus,gaya bahasa penyampaian juga ok.

MC nya belom mengenal luas nya dunia karena belom berpetualang keluar tempat asal nya,hanya tinggal dikota itu saja

Jangan buat cerita MC nya mudah tergoda pada setiap wanita yg di temui seperti kebanyakan novel2 pada umum nya,cukup 1 wanita.
Agus Rose: Ok ok thoorrrt
total 1 replies
Ismaeni
tak banyak kata yg ku ucapkan ,ceritanya sangat bagus thor, gaya bahasanya enak tidak berat juga alurnya bagus...semangat update-nya thor
dawin sapunsya
mantap thor tetap pertahankan detail nya yahh agar semakin menarik dan juga jangan dulu mulai muncul masalah percintaan 👍👍
Ismaeni
coba masuk sekte pas ditawarin sang tetua pasti hidupnya lebih aman dan sumber daya terjamin...
AK47 uzi
mulai membaca sambil komen...yg jd pertanyaan besar.....apakah novel ini akan jd hiatus atw sampai selesai??? entahlah hanya author yg tau...sehat selalu buat author nya
dawin sapunsya: semoga saja sampai tamat bro kalau novel yg ga melanjutkan lagi itu biasanya novel terjemahan
total 1 replies
إندر فرتما
tingkat ranah amburadul gak bakalan seru ini alur cerita
إندر فرتما: ngasih masukan
total 3 replies
y@y@
👍🏻🌟👍🏼🌟👍🏻
y@y@
🌟👍🏼👍🏿👍🏼🌟
Wulan Sari
cip critanya 👍 trimakasih salam sehat selalu ya Thor semangat 💪❤️🙂🙏
Dante-Kun: Siap. Makasih supportnya kak 🙏
total 1 replies
Ismaeni
bagus sekali ceritanya
Ismaeni
ceritanya sangat menarik thor, inget yaa jangan hiatus thor....semangat yaa
Dante-Kun: 🤭🤭 Justru hal paling sulit author noveltoon adalah menamatkan novel nya sendiri, hehe
total 1 replies
mbono keling
hai ya thor...76 bab sekali up....👍👍👍...yg penting lancar....
sibaweh abduh
sangat baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!