NovelToon NovelToon
My Lovely Husband

My Lovely Husband

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Suami ideal / Tamat
Popularitas:433.9k
Nilai: 5
Nama Author: AfkaRista

"Kita akan menikah dua bulan lagi, sampai kapan kita akan merahasiakan ini pada Raya?"

Deg

Raya mematung. Kakinya tiba - tiba melemas. Jantungnya seolah berhenti berdetak mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang sahabat. Haidar dan Sintia akan menikah? Bahkan pernikahan mereka sudah didepan mata. Bukankah itu artinya hubungan mereka sudah pasti terjalin sejak lama? Tersenyum miris, Raya merasa jadi manusia paling bodoh yang mudah dipermainkan.

Pulang dengan luka hati, siapa sangka tiba - tiba datang lamaran dari Axelio, anak sahabat lama Papanya. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan singkat, Raya memutuskan menerima pinangan Axel.

Lantas, akankah kehidupan rumah tangga Raya dan Axel bahagia? Bagaimana cara Axel membuat Raya move on dan berubah mencintainya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Haidar langsung pulang setelah Bundanya memberi kabar jika Sintia dibawa oleh polisi. Begitu tiba dirumah, Haidar melihat Bundanya menangis.

"Bunda, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Dar, istrimu dibawa ke kantor polisi"

"Apa yang terjadi? Apa yang sudah Sintia lakukan sampai polisi membawanya?"

"Mereka bilang, Sintia sudah mendorong seseorang hingga keguguran"

Deg

Tubuh Haidar menegang, Sintia mendorong seseorang hingga keguguran? Siapa? Benarkah Sintia melakukan itu? Lalu apa alasannya? lebih Bagaimana mungkin Sintia tega melakukan hal sejahat itu?

"Siapa yang sudah melaporkan Sintia?"

"Bunda tidak tahu. Mereka tidak mengatakan siapa orangnya. Tapi yang jelas, mereka membawa istrimu. Kita harus ke kantor polisi sekarang. Kita harus membebaskan istrimu"

Haidar menatap Bundanya, jika Sintia tidak bersalah, mungkin mereka bisa melakukan pembelaan. Tapi dari mimpi dan juga gelagat Sintia hari ini, sepertinya dia memang melakukannya. Lalu yang membuat Haidar bertanya - tanya, siapa orang yang sudah dicelakai oleh Sintia? Jika sudah melapor pada polisi pastinya sudah ada bukti yang valid. Dan jika semua di proses sesuai hukum yang berlaku, Sintia bisa saja di penjara.

"Kita tidak bisa bertindak sesuka hati, Bunda. Kita harus tahu dulu, apa benar Sintia melakukan hal itu atau tidak. Kita tidak perlu takut. Jika Sintia tidak bersalah, dia pasti akan bebas. Tapi ... Jika dia terbukti bersalah-"

"Tidak mungkin, Dar! Bunda tahu Sintia seperti apa. Istrimu tidak mungkin melakukan hal itu. Kita harus menolongnya. Kita bebaskan dia"

"Bagaimana jika memang Sintia melakukannya?"

"Bunda belum bisa percaya. Bunda yakin Sintia tidak bersalah. Kita temui dulu orang yang melaporkan hal ini. Kita bicara dengan mereka-"

"Untuk mencabut gugatan yang mereka buat?" potong Haidar cepat, dia menghela nafas, "Yang pertama, kita tidak tahu siapa korbannya. Jika sudah melapor artinya mereka sudah yakin jika Sintia memang bersalah. Dan mereka jelas menginginkan Sintia mempertanggungjawabkan perbuatannya. Yang kedua, jika kita menemui keluarga korban dan meminta damai, apa Bunda pikir mereka akan menyetujuinya? Lalu untuk apa mereka melapor jika untuk di batalkan. Bukankah Bunda bilang si korban kehilangan calon anaknya?"

"Kita ke kantor polisi saja dulu. Entah bagaimana nantinya, yang penting kita support dulu istrimu. Dia butuh kita sekarang"

Haidar mengusap wajahnya kasar, "Aku tidak janji bisa membantu Sintia"

Ida menatap putranya nanar, "Apa maksud kamu? Kamu tidak mau membantu istrimu?"

"Sintia sudah melakukan kejahatan Bun! Di sengaja atau tidak, dia sudah menghilangkan nyawa seseorang!"

Ida kembali menangis, "Bisa saja ini salah paham, Dar. Kita harus ke kantor polisi untuk memastikannya terlebih dahulu"

"Bagaimana jika seandainya keadaannya dibalik. Sintia yang menjadi korbannya?"

Ida menatap kembali putranya, tidak ada kalimat yang keluar dari mulutnya.

"Jika Sintia yang kehilangan bayinya, apa Bunda mau memaafkan pelakunya begitu saja? Aku rasa Bunda tidak akan melakukan itu!"

"B-bunda-", Ida kehilangan kata - kata. Sebagai seorang wanita, kehilangan calon anak adalah hal yang paling menyakitkan. Dia tahu benar hal itu, tapi dia malah bertindak egois. Tidak mau menerima kenyataan jika mungkin menantunya memang melakukan kejahatan. Ida memikirkan dan mengkhawatirkan menantunya. Bagaimana jika Sintia di penjara? Ia yakin Haidar akan meninggalkan Sintia, apalagi putranya itu tidak mencintainya.

"Bunda mohon, ayo kita ke kantor polisi dulu"

Haidar menatap wajah memohon sang Bunda. Dan ia paling tidak bisa melihat kesedihan di wajah wanita itu. Haidar mengangguk. Mereka langsung pergi ke kantor polisi

🌿🌿🌿

Papa Danu baru saja tiba di kantor polisi. Karena Axel tak bisa meninggalkan Raya, maka ialah yang mengurus semuanya.

"Bisakah saya bertemu dengan pelaku?"

"Tentu Pak"

Papa Danu dibawa masuk oleh polisi. Begitu tiba di dalam ruangan, dia melihat Sintia duduk sambil menangis.

"O-om Danu"

Papa Danu berekspresi datar. Dia berjalan menghampiri Sintia lalu duduk di depan wanita itu.

"O-om saya tidak bersalah! Saya tidak melakukan apapun! Kenapa saya harus ditangkap?!"

Papa Danu menatap Sintia lalu menghela nafas, "Kamu tidak bisa mengelak Sin. Bukti CCTV dengan jelas menunjukkan kalau kamu memang mendorong Raya"

Deg

Sintia terpaku. Tubuhnya semakin gemetar. Dia lupa jika ada CCTV di sana. Mau mengelak pun, ia sudah tak punya alasan. Kakinya terasa lemas. Rasanya ia ingin pingsan saat ini juga.

"Kamu tahu, seperti apa hancurnya Raya saat dia tahu jika dia telah kehilangan calon anaknya?"

Sintia bergeming, dia hanya bisa menunduk dengan air mata yang tak henti mengalir. Jujur, ada rasa bersalah dalam dirinya. Tapi, ia tak berniat mencelakai Raya. ia juga takut di penjara. Bagaimana nasibnya kelak jika ia jadi narapidana.

"Selama ini, apa pernah Raya menyakiti kamu? Dia mementingkan kamu diatas kepentingannya sendiri! Tapi apa yang kamu lakukan? Berapa kali kamu menyakiti dia?"

Sintia memberanikan diri menatap Papa dari mantan sahabatnya, "A-aku-"

"Tidak terhitung berapa kali kamu membuat Raya kecewa. Saya selalu memaklumi kelakuan kamu karena Raya selalu menganggap kamu sahabatnya! Saya tahu semua yang kamu lakukan di belakang putri saya! Tapi saya tidak mempermasalahkannya sebab, bagi saya yang terpenting adalah kebahagiaan Raya! Saya tidak peduli dengan semua yang kalian lakukan! Saya juga tidak masalah saat kamu menjalin hubungan dengan Haidar. Mengkhianati putri saya dengan merencanakan pernikahan kalian secara diam - diam darinya! Karena apa? Karena saya tidak mau putri Saya berurusan dengan orang - orang tidak tulus seperti kamu dan Haidar! Meski Raya sempat sakit hati, tapi saya bersyukur karena Allah mendengarkan doa saya. Raya bertemu pria yang lebih baik dari Haidar!", Papa Danu masih menatap Sintia dengan wajah dinginnya, "Saya tidak peduli dengan semua yang kamu lakukan! Tapi yang tidak bisa saya terima, kamu telah menghilangkan nyawa calon cucu saya!"

"O-om Danu?!"

"H-haidar!"

Sintia menegang, sedangkan Haidar dan Ida terkejut bukan main setelah mendengar semua kalimat yang Papa Danu katakan.

"Karena kamu dan ibumu sudah datang, saya ingin memperjelas semuanya! Karena kamu Sintia sudah membuat Raya kehilangan anaknya! Karena perbuatan istrimu juga, Raya hampir menyusul anaknya pergi! Saya sebagai Papanya tentu tidak bisa menerima hal ini begitu saja! Kami ingin membawa kasus ini ke jalur hukum! Dan kami, tidak akan mencabut tuntutan kami apapun yang terjadi!"

"Benarkah apa yang dikatakan Om Danu?"

Papa Danu menatap Haidar dan Ida juga dengan ekspresi dingin, "Silahkan selesaikan masalah kalian sendiri! Saya sudah tidak ada urusan lagi!", Papa Danu keluar dari ruangan

Kini hanya tinggal Haidar, Ida dan Sintia disana. Sintia gemetar, dia tak berani menatap suami dan mertuanya.

"JAWAB SIN!!"

Sintia menggeleng, dia takut dan menangis semakin menjadi saat Haidar membentaknya.

"A-aku tidak sengaja!! Aku tidak berniat mencelakai Raya!! Semua terjadi karena tidak sengaja!!!"

Ida menutup mulutnya, dia hanya bisa menangis mendengar pernyataan Sintia. Berarti benar, Sintia telah melakukan kejahatan. Dia telah membuat Raya keguguran.

"Aku tidak mau dipenjara!! Aku tidak mau!! Aku tidak bersalah!!", Sintia terus histeris

Haidar menatap Sintia kecewa. Dia tidak menyangka Sintia setega itu. Rasa bersalah juga menyerang dirinya apalagi saat Om Danu mengatakan jika semua ini terjadi karena dirinya.

Sedangkan Ida, dia berusaha menenangkan menantunya, "Bunda! Aku tidak mau dipenjara! Aku tidak mau!"

Haidar menghela nafas kasar, "Kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu! Terima semua hukuman atas perbuatanmu!"

Deg

1
Khoerun Nisa
kasian Haidar sbnrnya tidak bnr2 slh cm GK jujur aja tp klu aku juga akan bingung gmn cara untuk jujur takut bnr2 raya ninggalin..
raya keburu ngambil keputusan Nerima lamaran harusnya meminta penjelasan dulu..
Atiah arini
good
Lina Herlina
dulu Haidar gak punya malu...skg sintia
Lina Herlina
ada hadirnya Sintia aja Haidar gak bisa mencintai...apalagi ini Sintia gak ada di sisinya selama beberapa lama waktunya...ya lebih memudahkan Haidar untuk mencintai perempuan lain.
Lina Herlina
regina kok gak takut ya cari gara2 ma Axel lagi
Lina Herlina
Haidar jadi laki2 terlalu PD /Facepalm//Facepalm/
Lina Herlina
keren axel
Chris Antono
lanjut
Chris Antono
Luar biasa
Suci Imas Sadah
katanya mau pindah kluar kota ..ko msh dsitu2 aj s haidar sama klrgany
Kosong
Emak emak gilaaaa
Kosong
Si ida ini bener2 gilaaaaa

Wkwkwkwkw Seram memang ada mak mak yg begini
Hiiiiiiiii
Kosong
Yg salab besar disini itu orang tua sinta dan haidar
Orang tua egoissss
Kampreeet
Nenie Chusniyah
luar biasa
Kosong
Axel bangkeeeeee
Kosong
Aaaaaaa gkseru dramanyaa
Enakan di axel
Evi
seperti suami ku GK suka,,
klw dandan selalu ditanyak adek mau kemana dandan cantik",, maksud hati mau nyenengin suami tapi kata suami gk usah, nanti klw ada yg naksir gimana?? 😜😜😜😜
suamiku lebai amat yah 😄😄😄😄😄
Royani Arofat
Nyesrlnya sampe mati ya haidar...

jgn2 ...nnti kmu mati d tgn sintia pas ngrlindungi raya.gpp kl gitu.biar mamamu nyadar bahwa sintia yg dia elu2kan malah bunuh anaknya
@Amey _dhea _457
ceritanya bagus, bikin sedih, bahagia, ❤❤❤❤❤❤❤
mama aya
ngeri amat bu dara 😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!