( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 321
Istana Naga Primordial berdenyut dengan energi baru. Kabar kembalinya sang Kaisar meskipun dalam wujud manusia telah menyebar seperti api liar, membangkitkan harapan sekaligus kebingungan di antara para naga dan binatang suci.
Di dalam Aula Tahta yang agung, suasananya tegang.
Tian Feng duduk di Takhta Naga Emas raksasa. Rasanya aneh. Takhta itu dingin namun hidup, berdenyut selaras dengan Segel Kaisar Naga di dahinya dan Jantung Naga Abadi di dadanya. Kekuatan Dou Di Bintang Satu miliknya yang baru lahir terasa diperkuat sepuluh kali lipat hanya dengan duduk di sini.
Di bawahnya, para penguasa Alam Naga telah mengambil tempat duduk mereka. Tao Ti berdiri paling depan di sisi kanan, bertindak sebagai penasihat utamanya. Xu Zhao berdiri di sisi kiri, menyeringai lebar, menikmati setiap detik ketidaknyamanan Tuan Mudanya di kursi kekaisaran.
Di kursi-kursi di bawahnya, Raja Bai Hu duduk dengan tangan terlipat, wajahnya masih masam karena kekalahannya, lengannya yang hancur kini dibalut perban energi. Nyonya Feng Huang dingin. Master Qing Luan dan Patriark Xuan Wu hanya duduk diam, mengamati.
"Yang Mulia," Tao Ti memulai, suaranya yang menggelegar menggema di aula, "Dengan kembalinya Anda, Alam Naga akhirnya memiliki kesempatan untuk bangkit."
"Jelaskan situasinya, Jenderal," kata Tian Feng, suaranya tenang namun diperkuat oleh gema takhta. "Mengapa Alam Naga, dengan kekuatan sebesar ini, terisolasi? Mengapa generasi muda kalian begitu lemah?"
Tao Ti mengepalkan tangannya, matanya yang berapi-api berkilat marah. "Kita tidak terisolasi secara alami, Yang Mulia. Kita diisolasi. Kita dikhianati."
"Oleh siapa?"
"Oleh para tetua licik dari Alam Dewa dan Alam Abadi!" geram Tao Ti. "Terutama Tiga Dewa Tertinggi di Alam Dewa. Zun Liao yang licik, Xi Yan yang brutal, dan Zi Lanying yang misterius. Mereka iri pada kekuatan dan warisan naga kita. Setelah Kaisar Long Yuan gugur dalam Perang Kuno, mereka menggunakan kesempatan itu untuk menyegel kita, memutus hubungan kita dari dunia."
Raja Bai Hu mendengus. "Para pengecut itu! Mereka takut jika kita ikut campur dalam perebutan kekuasaan mereka!"
"Pengkhianatan mereka," lanjut Tao Ti, "memiliki dampak langsung pada generasi muda kita. Ada sebuah acara kuno yang disebut Turnamen Jenius Seribu Tahun. Dulu, di zaman Kaisar Long Yuan, itu adalah ajang pembuktian kekuatan kita, tempat para jenius muda kita ditempa melawan jenius dari Alam Iblis, Alam Abadi, Alam Dewa, dan bahkan Alam Fana terkuat."
"Sejak Yang Mulia Long Yuan pergi, Alam Naga tidak pernah lagi diundang, dan kita terlalu sombong untuk meminta. Akibatnya, generasi muda kita menjadi lemah. Mereka tidak lagi memiliki api pertempuran sejati."
Nyonya Feng Huang menambahkan, "Itu terbukti pada tempat latihan suci kita, Pagoda Naga. Pagoda itu memiliki sepuluh lantai, masing-masing adalah dunia kecil untuk menempa Dao. Selama sepuluh ribu tahun, tidak ada satu jenius muda pun yang bisa menerobos melewati Lantai Dua. Lantai Tiga hingga Sepuluh... terkunci, mengumpulkan debu. Itu adalah aib bagi lima klan kita!"
Tian Feng mengangguk perlahan, memahami skala masalahnya. Isolasi. Stagnasi.
Ia baru saja akan merespons, memberi mereka harapan baru, ketika tiba-tiba...
BOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOM!
Seluruh Istana Naga Primordial bergetar hebat. Pintu aula tahta raksasa, yang terbuat dari emas murni setebal sepuluh meter, meledak hancur berkeping-keping.
Aura yang begitu menakutkan, begitu kuno, dan dipenuhi oleh amarah yang tak masuk akal meledak ke dalam aula. Aura ini... Dou Di Puncak!
Para pemimpin Klan Binatang Suci melompat dari kursi mereka. "Aura siapa ini?!" seru Raja Bai Hu, kini waspada. "Demi janggut kura-kuraku!" Patriark Xuan Wu yang tadinya setengah tertidur, kini matanya terbuka lebar. "Sialan!" bisik Nyonya Feng Huang, merapikan jubahnya dengan gugup. "Kenapa... kenapa dia yang bangun?!"
Bahkan Tao Ti, sang Dou Di Bintang Tujuh, tampak pucat pasi. "Oh, tidak... ini bencana..."
Dari awan debu di gerbang yang hancur, sesosok wanita melangkah masuk. Ia cantik luar biasa, dengan rambut merah menyala seperti magma dan mata emas yang membara. Ia mengenakan baju zirah naga merah yang memperlihatkan sosoknya yang sempurna, tetapi aura kemarahan di sekelilingnya membuat para Dou Di gemetar.
Ini adalah Qin Shi, Tetua Agung Tersembunyi Klan Naga, seorang Dou Di Puncak yang telah bermeditasi selama dua puluh ribu tahun.
Dan ia terkenal sangat... pemarah. Terutama jika menyangkut satu hal.
Para tetua di aula saling berbisik panik.
"Sembunyikan botol arakku!"
"Kenapa dia harus bangun sekarang?!"
Qin Shi mengabaikan mereka semua. Matanya yang membara dan penuh kerinduan menatap lurus ke satu tempat Tahta Naga Emas.
"LONG YUAN!" teriaknya, suaranya dipenuhi oleh cinta dan kerinduan yang telah terpendam selama puluhan ribu tahun.
"KAU KEMBALI! AKU TAHU KAU AKAN KEMBALI PADAKU!"
Ia melesat ke depan, siap untuk memeluk sosok di atas takhta.
Lalu, ia berhenti mendadak, hanya beberapa inci dari Tian Feng. Matanya yang berapi-api menatap wajah Tian Feng yang muda dan (menurutnya) manusia.
Ekspresi kerinduannya membeku. Digantikan oleh kebingungan. Lalu... digantikan oleh kemarahan yang seribu kali lebih menakutkan daripada kemarahan Tao Ti.
"Tunggu," desisnya, suaranya kini sedingin es. "Kau... bukan Long Yuan."
"Kau..." matanya menyipit berbahaya. "SEORANG MANUSIA?!"
"BERANINYA KAU DUDUK DI TAHTA-NYA?!"
Aura Dou Di Puncak meledak, mengunci Tian Feng sepenuhnya. "DI MANA DIA?! APA YANG KAU LAKUKAN PADA TAHTA KEKASIHKU?!"
Para pemimpin klan lainnya mundur ketakutan, tidak berani ikut campur.
Tian Feng, yang masih duduk di takhta, hanya bisa menghela napas. Ia menatap Xu Zhao, yang kini bersembunyi dengan pengecut di balik pilar raksasa.
"Xu Zhao," kata Tian Feng pelan, sakit kepala menyerangnya. "Dia... siapa lagi ini?"
"Jangan lihat aku, Tuan Muda!" bisik Xu Zhao dari balik pilar. "Itu Iblis Wanita Qin Shi! Pengagum terbesar Kaisar Long Yuan! Dia gila! Dia tidak masuk akal! Kita semua akan mati!"