Hasrat Sang Kaka Tiri

Mendengar apa yang dikatakan oleh Nino, tubuh Gueen hanya diam membeku, tapi sedari tadi dia tidak bisa menghentikan tangisnya, apalagi ketika Nino mulai menceritakan bahwa selama ini dia ditukar oleh nenek Soraya. Lalu otomatis ketika mengetahui itu, kenangan lama berputar di otak seorang Gueen, di mana saat itu Aurel juga tidak pernah memperlakukannya dengan baik, ditambah lagi dia juga merasa terkhianati kedua kalinya oleh Kevin.

Beberapa waktu lalu Gueen hancur ketika Kevin mengatakan bahwa dia bukan anak lelaki itu. Saat itu, Gueen benar-benar merasa dunianya menggelap dan sekarang dia harus mengetahui Kevin mengatakan itu demi menutupi identitasnya.

dan ketika mendengar apa yang Nino katakan, sekarang rasa sakit akibat ulah Kevin semakin menjadi-jadi. Dia sudah menyayangi Kevin lebih dari apapun di muka bumi ini. Bahkan Ketika dia ditinggalkan, dia sama sekali tidak merasa benci pada lelaki itu dan ketika mendengarkan penjelasan Kevin kemarin yang mengatakan bahwa dia bukan anak lelaki itu, Gueen begitu hancur dan sekarang perasaan Gueen kembali terluka. Dia merasakan sakit yang luar biasa ketika tahu alasan Kevin berbohong.

Ternyata, Kevin mengatakan bahwa dia bukan anaknya, hanya menutupi tentang dia yang tertukar dengan Soraya dan dia tidak menyangka lelaki itu begitu picik mendukung Soraya untuk tetap tinggal di rumah kedua orang tuanya.

Dan tepat ketika Nino selesai bercerita, Gueen meraung. Dia menangis sejadi-jadinya, semua rasa berkecamuk dalam diri Gueen akibat ulah Kevin yang tidak jujur dari awal, hingga dia harus menderita karena ulah Kalindra. yang pernah dia cintai.

Jika saat itu Kevin langsung memberitahukannya, tentu dia akan terhindar dari siksaan Kalindra, tapi bahkan lelaki itu sama sekali tidak peduli dan Gueen juga ingat Kevin mengetahui bahwa dia disiksa oleh Kalindra, dan lelaki itu malah mengatakan bahwa dia pantas mendapatkan hal ini.

Dan ketika mendengar tangisan Gueen, Helmia kembali masuk ke dalam ruang rawat Gueen, kemudian dia berjalan dengan cepat, lalu setelah itu dia memeluk Gueen. bangkit dari duduknya lalu setelah itu Helmia langsung memeluk Gueen.

"Maafkan Mommy, Maafkan Mommy Gueen," ucap Helmia. Helmia juga menangis ketika memeluk Gueen, dia Seperti merasakan rasa sakit yang di alami oleh Gueen.

Satu minggu kemudian.

Tidak terasa ini sudah satu minggu berlalu semenjak Gueen mengetahui semuanya, dan ketika Gueen mengetahui semua, dia sama sekali tidak ingin berbicara dengan siapapun, bahkan dia juga tidak ingin ditemui oleh Helmia, Joseph dan Zhico. Dia hanya mau ditemui oleh Alona.

Ya, dua hari lalu Alona datang ke Belanda karena dia mendengar semuanya dan ketika Alona datang, Gueen tidak mengijinkan siapa pun untuk masuk termasuk keluarga kandungnya. Ini terlalu menyakitkan bagi Gueen hingga wanita itu tidak sanggup menatap keluarga aslinya, apalagi membayangkan bagaimana istimewanya hidup Soraya sedangkan dia harus menanggung rasa sakit.

Selama seminggu ini pula, Helmia, Zhico dan Joseph terus berada di rumah sakit. Mereka berusaha untuk masuk, tapi Gueen tetap menolak. Pernah satu kali, Helmia nekad masuk untuk untuk melihat Gueen, tapi Gueen menangis dan tidak mau melihat ke arah Helmia.

Namun, walaupun Gueen hanya ingin ditemani oleh Alona, Gueen juga jarang sekali berbicara dengan Alona karena dia lebih banyak melamun.

***

"Daddy sudah memesankan makanan yang kau mau, tapi kenapa kau tidak mau memakannya?" Kevin sedikit emosi pada Soraya ketika Soraya tidak mau makan makanan yang sudah dia pesan, padahal Kevin sudah memesan banyak sekali hidangan tapi Soraya sama sekali tidak menyentuh hidangan itu.

Ini sudah satu minggu berlalu semenjak semuanya terbongkar, dan selama satu minggu ini pula, Soraya mau tak mau tinggal di apartemen Kevin, sebab ketika dia pulang ke rumah kedua orang tua angkatnya, para penjaga langsung menghadang langkah Soraya dan langsung mengusir wanita itu, tentu saja atas perintah Helmia. Dia tidak ingin Soraya masuk lagi ke dalam rumahnya hingga terpaksa Soraya kembali ke apartemen Kevin.

Selama seminggu ini, Soraya lebih banyak menghabiskan waktunya diam di kamar dan menangis, sedangkan Kevin juga sudah berusaha untuk berbicara dengan Soraya, tapi tetap saja Soraya tidak pernah mau menatap ke arahnya dan untuk pertama kalinya, mungkin sekarang Kevin sedikit meninggikan suaranya karena dia kesal Soraya tidak mau makan.

"Ayo cepat makan ini," ucap Kevin.

"Tidak mau, aku tidak selera," jawab Soraya.

"Lalu kenapa kau meminta itu?!" bentak Kevin dan ketika Kevin membentak Soraya, tiba-tiba mata Soraya langsung membasah teringat tentang Zhico, di mana dulu Zhico tidak pernah membentaknya bahkan tidak pernah meninggikan suara di hadapannya, tapi sekarang?

"Kenapa kau harus hadir dan harus datang ke negara ini?!" teriak Soraya tiba-tiba. Sepertinya, dia juga sudah kehilangan kesabarannya.

"Tutup mulutmu!" ucap Kevin, tiba-tiba Soraya mendorong meja makan hingga semua makanan langsung tumpah ke bawah membuat mata Kevin membulat. Sungguh, sekarang Soraya begitu mengutuk Kevin.

Seandainya Kevin tidak pergi meninggalkan Gueen lima tahun lalu, tentu saja semuanya tidak akan terbongkar dan dia masih bisa hidup nyaman.

"Soraya, kau mau ke mana?!" teriak Kevin ketika Soraya pergi meninggalkan ruang makan. Tapi Soraya tidak menggubris. Wanita cantik itu terus berjalan ke pintu dan keluar dari apartemen Kevin.

Rasanya, Soraya sudah tidak sanggup lagi di kondisi seperti ini, hingga dia memutuskan sesuatu, dan sekarang di sinilah Soraya berada, di sebuah rumah sakit tempat Gueen dirawat. Wanita cantik itu berniat untuk melakukan sesuatu pada Gueen.

Soraya gelap mata, dia tidak melihat apapun karena yang dia pikirkan adalah melenyapkan Gueen secepatnya agar dia kembali pada posisinya, menjadi anak Helmia dan juga Zhico.

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam.

Soraya berjalan dengan mengendap-ngendap. Rupanya, sedari tadi dia sengaja bersembunyi dan memantau semuanya dari kejauhan. Barusan, dia melihat Helmia dan Zhico meninggalkan rumah sakit dan setelah keduanya keluar dari rumah sakit ternyata Alona juga keluar dari ruangan Gueen, hingga Soraya merasa semakin di atas awan, karena rupanya Alona pergi ke bawah untuk membeli minuman, karena barusan Gueen mengeluh ingin minum air dingin.

Ketika Alona sudah pergi, Soraya langsung berjalan ke arah ruangan Gueen. Dia mengintip, dan ternyata Gueen sedang melamun, lalu setelah itu Soraya pun langsung membuka pintu hingga Gueen menoleh.

Saat melihat Soraya, tiba-tiba emosi Gueen langsung meledak apalagi ketika melihat Soraya menyeringai, tapi tak lama raut wajah Gueen berubah ketika Soraya membawa sebuah pisau.