Spin of Need A Bride
🍂🍂
Haruskah ia tetap mempertahankan cintanya? Sedangkan di sisi lain Zacky juga tidak mau mengabaikan calon anaknya yang berada di dalam kandungan gadis tidak dia kenal. Seorang gadis yang dia nodai pada malam tak diinginkan.Di mana dirinya terjebak oleh keadaan yang tidak bisa dia hindari.
Semua itu terjadi begitu saja hingga membuat Zacky Rayyansyah, putra kedua dari pebisnis Attakendra Rayyansyah tersebut berada dalam pilihan yang sangat sulit. Sementara pernikahannya dengan Natusha—tunangan Zacky semakin dekat.
Langkah apa yang akan Zacky ambil? Menerima atau mengabaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 27. Ada Pawang
Bab. 27
Setelah kejadian itu, Sila sangat jarang sekali keluar rumah. Kecuali untuk pergi ke sekolah dan bekerja. Karena teman-temannya juga mempunyai waktu yang sibuk, Sila juga setiap pulang sekolah langsung menuju ke rumahnya. Tidak lagi kelayapan seperti sebelumnya.
Hal itu berlangsung selama satu bukan terakhir. Dan Sila juga sudah tidak lagi bertemu dengan orang aneh itu, setelah menegaskan kalau dirinya tidak hamil dan tidak akan menuntut pertanggungjawaban dari pria tersebut. Karena jujur saja, Sila masih belum siap menikah.
Anggap saja hilangnya kehormatannya itu karena sudah ia kasihkan kepada mantan kekasihnya. Walau pada faktanya ia tidak mempunyai kekasih sama sekali. Tetapi anggap saja seperti itu. Seperti anak-anak muda jaman now. Di mana mereka dengan bodohnya menyerahkan kehormatan mereka kepada orang yang belum tentu menjadi pendampingnya.
Dan Sila menempatkan dirinya pada posisi ini. Sama-sama bodoh seperti mereka. Hal itu ia lakukan agar tidak terlalu menyalahkan takdir dan membenci dirinya sendiri. Karena hidup itu terus berjalan ke depan, bukan ke belakang. Sehingga percuma saja merenungi nasibnya. Sesimpel itu pikiran Sila demi menjaga kewarasannya agar tetap ada pada tempatnya.
"Lo masih sibuk?" tanya Sila pada Melani. Sedangkan Yuan tampak sibuk dengan ponselnya.
Saya ini mereka berjalan menuju kantin. Hanya waktu istirahat seperti ini lah mereka bisa berbincang dan tetap terus menjaga hubungan mereka bertiga.
Melani menggelengkan kepala. "Enggak sih. Cuma anter Mama periksa rutin aja. Kenapa? Mau jalan?" tawar Melani.
Melani sendiri juga bosen setiap haris harus mendapat bimbingan dari ayahnya langsung. Karena gadis itu mulai dikenalkan di perusahaan keluarga dan diajarkan mulai dari hal dasar hingga hal yang lebih rumit. Seperti memimpin rapat, misal.
Wajah Sila tampak murung sebentar. Lalu dengan cepat gadis itu segera menarik bibirnya ke atas hingga mengulas sebuah senyuman.
"Gue pingin nongkrong di cafe sebenarnya. Tapi bertiga. Ada yang mau gue ceritain," ujar Sila.
Memendam sebuah fakta yang ia tutup rapat-rapat, rupanya sangatlah menguras tenaga. Gadis itu ingin mengeluarkan perasaan sesaknya di dada sedikit. Agar rasanya jauh lebih nyaman.
Melani menyenggol Yuan yang tengah sibuk berbalas pesan. Entah dengan siapa. Yang jelas sepertinya Yuan juga tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
"Gimana Yu? Lo bisa nggak?" tanya Melani.
"Sudah lama kita nggak nongkrong bertiga. Gue kangen. Kangen ghibahnya," sahut Sila yang kemudian tertawa ketika mengucapkan kalimat terakhirnya.
"Ck! Lo mah yang diduluin gosip doang!" balas Yuan sembari mendorong lengan Sila.
"Ya jelas dong. Udah lam anggak apdet juga. Jadi penasaran apa yang terjadi di sekolah kita saat ini. Apakah ada berita yang menggemparkan, selain lo yang digendong Pak Rio pas Pensi bulan lalu itu," ujar Sila yang tampak semangat sekali jika membahas tentang gosip. Lebih lagi yang ada di sekitar mereka.
"Biasanya juga lo yang paling cepet dapat info," sela Melani dan di angguki oleh Yuan. Karena di antara mereka bertiga, Sila lah yang paling banyak mempunyai teman dan tentu daja gadis itu memanfaatkan posisinya. Mendapatkan berita yang paling akurat, bahkan sampai pernah menjual info yang ia ketahui dan tidak banyak orang tahu.
"Udah, gimana? Bisa nggak?" desak Sila yang tidak sabar. Mumpung mereka semua pada bisa, maka harus segera terealisasikan acara bergosip itu.
"Tapi jam 3 harus udah pulang, ya?" ujar Yuan. Karena dirinya tidak bisa berada di luar lebih lama dari itu.
"Ck! Tumbenan banget lo sekarang patuh ama waktu," sindir Melani tahu betul bagaimana Yuan selama ini yang tidak pernah pulang tepat waktu dan menghabiskan di luar.
"Udah ada pawang, gue," jujur Yuan."ntar gue ceritain detailnya." imbuh gadis itu.
"Gue juga ada yang mau dibahas," sahut Sila. Membuat Melani yang tidak mengerti dengan kedua temannya ini, gadis itu hanya terdiam dan setuju-setuju saja.
banci bangett..
sila z yg cewe tegas bisa ngambil sikap.. lah inii...katanya ceo pendidikan tinggi. tapi gak bisa ngambil sikap dan menentukan prioritas