Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Devita kini sedang membawa adiknya pergi menuju ke Mall.
"Kak..pulang nanti kita kemakam Bunda ya kak.." Ucap Dika.
"Bisa...tapi kita lihat cuaca dulu ya dek, soalnya cuacanya agak mendung ini, takutnya hujan..kalau nggak nanti besok kita kesana ya.." Ucap Devita mengusap kepala Adiknya.
"Ia kak.." Ucap Devita.
"Kak boleh aku tau,kenapa Dia tadi menemui kakak.." Ucap Dika.sungguh besar kebencian Dika dengan Ayah mereka,sampai dia pun tidak lagi mau memanggil ayahnya seperti panggilan biasanya.
"Emm..nggak ada ngomongin apa-apa, kamu nggak sudah perlu tau soalnya itu ya,itu urusan orang dewasa,kamu tenang saja kakak bisa mengurusnya ya.." Ucap Devita.
"Baiklah.." Ucap Dika.
"Kak...kak siapa mereka kak..."Ucap Dika ketakutan melihat ada mobil hitam tiba-tiba menghalangi jalan mereka membuat Devita menghentikan laju kendaraan mobilnya.
"Tenanglah.." Ucap Devita menenangkan adiknya.
Terlihat seorang pria bertubuh tinggi besar keluar dari mobil tersebut lalu berjalan mendekati mobil Devita kemudian dia mengetuk kaca mobil Devita.
perlahan Devita membuka kaca mobilnya lalu melihat kearah pria itu.
"Anda mau apa,kenapa menghalangi jalan kami..?" Tanya Devita sebenarnya juga ketakutan.
"Nona..silahkan ikut kami,jika anda tudak setuju kami akan memaksa anda.." Ucap Pria itu.
"Siapa kalian memaksa saya harus ikut kalian..?" Ucap Devita sudah kesal.
"Ikutlah kami sebentar nona,atau saya menyeret paksa nona..!" Ucap Pria itu menekan ucapannya.
"Katakan siapa kalian...dan kenapa meminta saya ikut kalian..??" Ucap Devita belum mau mengikuti apa yang pria itu minta padanya.
"Anda akan tau nanti.Tuan kami meminta menjemput anda,karena dia ingin bertemu anda saat ini..!" Ucap Pria itu.
"Saya tidak mau,saya tidak mengenal kalian apalagi Tuan kalian..!!" Ucap Devita ingin menutup kaca mobilnya namun di tahan pria itu.
"Jangan membuat saya melakukan kekerasan Nona..!" Ucap Pria itu.
"Maaf Tuan,saya tidak pernah merasa punya urusan dengan siapa pun termasuk kalian maupun Tuan Kalian.. Jika Tuan kalian ingin menemui saya, temui saya lansung kemari,dia yang berkepentingan kan..bukan saya!!" Ucap Devita tidak mau mengikuti apa pria itu minta.
Tik..pria itu menjentikan jarinya kearah Devita,seketika itu Devita lansung melemah dan tidak sadarkan diri.
"Jangan sentuh kakak aku!!" triak Dika menarik kakaknya.tampa memperdulikan triakan Dika, Pria itu membuka pintu mobil Devita lalu dia ingin menarik tubuh Devita.
"Pergi..jangan sentuh kakakku, pergi...!!" Triak Dika memukul pria itu.
"Diam!! Kami hanya memerlukan kakak kamu sebentar...!!" Ucap Pria itu berhasil membawa Devita kedalam gendongannya lalu berjalan membawa Devita menuju mobilnya yang lansung di kejar Dika namun pria itu lansung menutup pintu mobilnya dan tidak lama mobilnya melaju kencang.
"Kakak.....kakak...." hiks....Triak histeris Dika lansung terduduk di jalanan sambil memukul tangannya kearah Jalanan itu.
"kakak...kakak...." triak Dika lagi menjadi -jadi tangisannya,namun kemudian perlahan dia bangun lalu berlari menuju mobil kakaknya ingin mencari ponsel kakaknya yang tertinggal di mobil. Dika menemukan ponselnya lalu membuka Ponsel itu mencari nomor siapa yang bisa dia hubungi saat itu.Dika melihat nomor panggil keluar dan masuk yang banyak tertera nama Ayahnya dan juga bertuliskan Tuan Raka dan Dokter Hendra.
"Ini pasti teman kakak,aku harus meminta bantuan mereka.." Dika lansung menghubungi nomor milik Dokter Hendra.
Di tempat lain,Dokter Hendra sedang di panggil Dafa kekantornya untuk membahas pembangunan rumah sakit yang mereka bangun di bagian timur Kota itu.
"Cukup bagus kamu,faselitaskan pengobatan gratis ini.ini akan menarik rumah sakit ini menjadi cepat berkembang,dan pastinya kita bisa membantu mereka yang tidak mampu .." Ucap Hendra tengah mengobrol dengan Dafa
"Aku ingin masyarakat disana merasakan pelayanan terbaik dari rumah sakitku..dengan tidak lansung aku juga membantu mereka.." Ucap Dafa.
"Kau benar..ak___" Ucapan Hendra terhenti karena ponselnya berdering yang kemudian cepat dia ambil dan dia lihat.
"Dokter Devita? tidak biasanya dia menghubungiku!" bingung Hendra lalu memperlihatkan kearah Dafa layar ponselnya namun Dafa tidak mau berkomentar masalah itu.
"Aku angkat dulu,siapa tau penting..!" Ucap Hendra.
"Hallo Dokter Devita..?"Jawab Hendra namun terkejut mendengar suara tangisan.
Hiks...hiks.."Apa ini Teman kakak Devi, ini aku adiknya kak Devita,Dika..kakak bisakah aku meminta bantuan.. hiks... hiks.." Ucap Dika terus menangis.Dafa yang mendengar suara Dika menangis, seketika itu dia ikut menyimak pembicaraan Hendra dan Dika.
"Dika..Kamu tenang dulu,pelan saja bicaranya..katakan sama kakak,apa yang terjadi..?" Ucap Hendra.
Hiks..hiks.."Kakakku kak..kakakku sudah di culik kak..ka..kami mau pergi ke Mall.." ucap Dika kembali menangis tidak bisa meneruskan ucapannya.Dafa dan Hendra sangat terkejut mendengar itu,Dafa merebut ponsel Hendra.
"Dika..ini kak Dafa.." Ucap Dafa.
"Kakak tolongin Dikaaa...Kakakku di culik orang berbaju Hitam..Tolongin Dika...kak.." Ucapnya terus menangis.
"Kamu tetap berada disana jangan kemana-mana,jangan matikan sambungan telepon ini,kak Dafa akan kesana.okey.." Ucap Dafa.
"Ia kak.." saut Dika.
Dafa bangun yang di ikuti Hendra. Mereka lansung berjalan cepat ingin keluar dari gedung itu.
"Tuan Muda anda mau kemana?" Tanya Raka.
"Kamu ikut kami.." Ucap Hendra menarik Raka ikut bersama mereka berdua.sampainya dibawah,Dafa sendiri yang mengendarai mobilnya, melajukannya dengan kecepatan tinggi.
"Lihat posisinya dimana Hend.." Ucap Dafa.
"Posisinya di jalan tengah 01 Daf.." Ucap Hendra yang kemudian Dafa kembali melajukan mobilnya kearah jalan itu. Tidak lama hujan kuat menguyur perjalanan mereka.
Di dalam mobil,Dika memeluk tubuhnya sendiri melihat hujan begitu kuatnya turun namun tidak lama sebuah lampu mobil mengarah kearah mobilnya.
"Dika..." Panggil Dafa tidak perduli hujan kuat mengenai tubuhnya.sampajnya disana dia lansung keluar dari mobilnya.
Dika mendengar suara Dafa,dia lansung membuka kaca mobil.
Hiks..."Kak Dafa..kakak kak..." Tangis Dika.
"Buka Pintunya.."
Mendengar itu,Dika membuka pintu, seketika itu Dafa lansung masuk kedalam,saat itu juga Dika memeluk tubuh basah Dafa.
"Kakak aku kak...kakak aku kak.." Tangis Dika.
"Tenanglah..nanti kakak bantu cari kakak kamu okey,sekarang kamu ikut kakak pulang.." Ucap Dafa yang di angguki Dika.Dafa mulai melajukan mobilnya menuju rumah utama keluarganya.dia mau membawa Dika pulang keApartemennya,namun nanti tidak yang akan bersamanya disana jadi ahkirnya dia memilih membawa Dika menuju rumah Utama,nanti ada Mommynya yang akan mengurus Dika disana.