Novel ini diilhami dari kisah hidup Nofiya Hayati dan dibalut dengan imajinasi penulis.
🍁🍁🍁
Semestinya seorang wanita adalah tulang rusuk, bukan tulang punggung.
Namun terkadang, ujian hidup memaksa seorang wanita menjadi tangguh dan harus terjun menjadi tulang punggung. Seperti yang dialami oleh Nofiya.
Kisah cinta yang berawal manis, ternyata menyeretnya ke palung duka karena coba dan uji yang datang silih berganti.
Di judul lain, kisah ini akan berlanjut ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30 Pernikahan
Happy reading 😘
Sepasang manik mata menatap hampa rupa rembulan. Muram, tanpa ditemani rasi bintang yang membentuk keindahan.
Jemari tangannya yang lentik terayun, mengusap wajah yang sedari tadi dialiri air bening.
Sesak yang dirasa tak juga menghilang, meski berkali-kali menghela nafas dalam. Bahkan, kesedihan malah kian mendekap erat.
Malam ini adalah malam yang tidak ingin dilaluinya. Malam yang mengantarkannya menuju hidup baru bersama seorang pria pilihan sang papa.
"Cika, cepatlah turun! Alex dan keluarganya sudah menunggu di bawah."
Titah yang tak kuasa dibantah, membawa langkah terayun meski terasa berat.
Bisik batin merutuki diri yang terlalu bodoh dan murah-an.
Kini, sesal tiada guna karena waktu tidak mungkin kembali terulang dan kesalahan fatal terlanjur dilakukan.
Ia harus rela melepas mimpi dan cita yang semula terangkai indah dalam bayang semu.
Malam ini Cika telah dipersunting oleh Alex, seorang pengusaha interior sekaligus rekan bisnis Agung.
Alex meminta Cika untuk keluar dari kampus dan berniat membawanya hijrah ke Jakarta.
Meski terasa berat, Cika pun menuruti permintaan pria yang kini telah berstatus sebagai suaminya.
Tidak ada lagi pilihan selain menjadi seorang istri yang penurut seperti wejangan sang papa.
Semula Alex mengira bahwa Cika sudah tidak suci, karena Agung terkesan memaksa mereka untuk segera menikah. Bahkan malam ini juga mereka harus sah menjadi pasangan suami istri.
Namun ternyata salah, gadis yang baru saja dinikahinya itu masih suci. Label yang dijaga masih tertutup rapat dan sulit untuk dibuka.
Kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Cika adalah mempersilahkan Rama untuk mere-mas harta yang semestinya dijaga, hanya demi mendapatkan foto syu*.
Ia juga mempersilahkan Rama untuk menikmati bibir ranum-nya, hanya demi tujuan yang sama, mendapatkan foto syu* untuk memfitnah kekasih Zaenal Alfariz-- Nofiya Hayati.
Cika tak kuasa menahan teriakan yang keluar dari bibirnya saat Alex berusaha menyatukan raga mereka.
Sakit. Bahkan sakitnya terasa luar biasa dan sampai di ubun-ubun.
"Maaf --" Bisikan dan usapan lembut yang dilabuhkan oleh Alex di wajahnya, membuat Cika mulai menikmati ritual yang tengah mereka lakukan bersama.
Di malam yang sama, sepasang kekasih terlihat sedang asyik berbincang melalui vidio call, melepas rindu yang memenuhi relung kalbu. Mereka ... Zaenal dan Nofiya.
"Zen, aku mau nagih janji."
"Janji apa? Nikahin kamu?" Zaenal menanggapi ucapan Nofiya dengan candaan dan sengaja membuat kekasihnya itu memberengut.
"Janji ... mo jelasin ke aku, kenapa kamu ngelarang aku pulang ke Blitar."
"Owh itu --"
"Iya. Buruan gih jelasin!"
"Baiklah, karena kamu maksa ... aku bakal jelasin sekarang."
Zaenal mulai menjelaskan dengan sangat hati-hati, agar Nofiya tidak salah faham dan mampu mengendalikan emosi.
Nofiya tampak mendengarkan dengan takzim setiap kata yang keluar dari bibir Zaenal.
Ekspresi terkejut nampak jelas di wajahnya saat Zaenal menyebut nama Cika.
Nofiya tidak pernah menyangka jika Cika yang dikenalnya sebagai seorang gadis baik dan tulus, ternyata sangat jahat dan keji.
"Tega banget. Aku kira, dia mantan mu yang paling baik dan tulus. Ternyata dia mantan mu yang paling jahat. Bahkan lebih jahat dari pada Indah." Nofiya berusaha mengendalikan emosi. Dihirupnya udara dalam-dalam, lalu dihembuskan perlahan.
Amarah dan rasa kecewa bercokol di hati. Ia merasa dikhianati oleh gadis yang pernah menawarkan persahabatan.
"Aku juga nggak nyangka, Cika bisa setega dan senekat itu."
"Menurutmu, hukuman apa yang pantas untuknya?"
"Kamu mo ngasih hukuman?"
"Iya."
"Sayang banget, udah keduluan orang lain yang ngasih hukuman."
"Siapa?"
"Om Agung. Papanya Cika."
"Kok bisa?"
"Ya bisalah. Mungkin karena beliau murka begitu melihat foto-foto syu* Cika yang dikirim Dino."
"Hukuman apa yang Om Agung kasih ke anaknya?"
"Nikahin Cika dengan perjaka tua."
"Hukuman yang bijak."
"Aku rasa juga gitu. Bahkan, Om Agung udah ngasih hukuman buat Bagas dan Rama."
"Apa hukumannya?"
"Mereka dihajar habis-habisan dan ditelanja-ngi, lalu dibuang di halaman kampus."
"Ternyata papanya Cika kejem ya --"
"Iya. Tapi hukuman itu memang pantas buat mereka."
"Betoel."
"Oya, kapan kamu pulang, Yang?"
"Kalau tidak ada halangan, insya Allah besok pagi."
"Aku jemput di bandara ya?"
"Iya." Nofiya mengerjapkan mata dan mengulas senyum. Lalu diliriknya sekilas mesin waktu yang tergantung di dinding.
Ternyata sudah menunjukkan pukul dua belas malam.
"Sudah jam dua belas, buruan gih tidur!" ucap Nofiya kemudian.
"Kamu juga, Yang."
"He-em."
Nofiya segera mengakhiri vidio call, meski sebenarnya masih ingin berbincang lama dengan Zaenal.
"Zen, makasih karena kamu masih mempercayai aku. Makasih karena kamu masih menjaga cinta dan kesetiaan," monolognya diiringi sebaris senyum.
Nofiya lantas merebahkan tubuh di atas ranjang dan memeluk erat boneka kelinci yang diberikan oleh Zaenal.
Perlahan ia pun memejamkan sepasang mata dan mulai berlayar ke negeri mimpi, bersamaan dengan Zaenal. Mereka berlabuh di dermaga yang sama. Di Istana Cinta.
Kini Zaenal dan Nofiya bisa tertidur dengan nyenyak, setelah berhasil melewati ujian cinta yang hampir saja membuat mereka terpisah.
Berbeda dengan Bagas dan Rama. Meski malam semakin larut, kedua pemuda itu masih terjaga. Mata mereka enggan terpejam karena kejadian memalukan tadi pagi selalu terbayang.
Seumur-umur, baru kali ini mereka merasa dipermalukan.
Sampai-sampai, mereka tidak berani menampakkan wajah di hadapan semua penghuni kampus.
Dengan berat hati, Bagas dan Rama menerima hukuman dari rektor.
Mereka dikeluarkan dari kampus karena tuduhan yang dilayangkan oleh Agung.
Di hadapan rektor dan para dosen, Agung menuturkan bahwa Bagas dan Rama telah berbuat asusi-la. Mereka hampir saja meno-dai Cika-putrinya.
Rasa sesal memenuhi relung kalbu dan menciptakan rasa sesak.
Rama yang semula bercita-cita menjadi seorang dokter, kini harus rela menerima kenyataan pahit. Selain dikeluarkan dari kampus, ia juga diusir oleh kedua orang tuanya karena telah mencoreng nama baik keluarga.
Cita-citanya kandas. Terhempas bersama dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.
Sama seperti Rama, Bagas pun harus rela menerima kenyataan pahit. Ia diusir dari rumah orang tua angkatnya.
Bagas kembali hidup di jalanan. Mungkin dia akan kembali menjadi seorang pemulung, pengemis, atau pencopet. Seperti pekerjaannya di waktu kecil, sebelum Husein mengangkatnya sebagai putra.
Dengan beralas koran dan berselimut dinginnya malam, Bagas membawa tubuhnya berbaring dan memaksa sepasang matanya untuk terpejam.
Berbeda dengan Bagas. Malam ini Rama menumpang tidur di rumah Gani, sahabatnya.
Karena rasa kasihan, Gani mengizinkan Rama untuk bermalam di rumahnya.
Rama menatap langit-langit kamar dengan mata yang terhias air bening.
Ia rindu tidur di kamarnya yang teramat nyaman. Ia rindu pelukan sayang ayah dan ibunya. Ia rindu semua kebahagiaan yang pernah Illahi berikan padanya.
"Ya Allah, hamba sudah berlaku dzolim. Ampuni hamba, tolonglah hamba."
Rama memejamkan mata dan melafazkan doa yang pernah diajarkan oleh ayahnya, ketika ia masih kecil.
Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin. Ya Tuhan Kami, sesungguhnya kami telah berbuat dhalim terhadap diri-diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang rugi.
...🌹🌹🌹...
Semua orang pasti pernah berbuat salah, tetapi hanya orang bijak yang mau belajar dari kesalahan mereka dan menjadikan kesalahan di masa lalu sebagai motivasi untuk merubah diri menjadi pribadi yang lebih baik.
🍁🍁🍁
Bersambung ....
ada2 gajah deh
dasar Conal
Dia otaknya encer...hehehege
Ampuunnn Dahhh
sini di belakang rumahku..sambil ngingu pitik
Dari tadi, aku baca di Zaenal manggilnya YANG..YANG..terus..
itu nama pacarnya Zaenal, Fiya apa Mayang sih..
Aku juga ketawa nihh
Aku pikir Kirana putri cantiknya Author
yang gantengnya sejagad jiwa..yang kumisnya bikin Author gak bisa lupa