Jangan menyukai keluguan dan keimutannya sebab di dalamnya bersemayam iblis yang bisa menghabisimu kapan saja. Jangan menyukai senyum manis di bibirnya karena mengandung racun yang tak memiliki penawar. Namun apakah yang akan ia lakukan jika sebuah keluarga terobsesi menjadikannya bagian dari mereka??
Namun tanpa ia sadari bahwa keluarga itu berhubungan dengan kepingan puzzle masa lalunya....akan keluarga ini menjadi sebuah kehancuran atau awal kebahagiaan untuknya????..apa yang akan terjadi selanjutnya ..
happy reading guys 😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cyron_alfaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Terungkap
Pagi ini seluruh anggota keluarga the Owen sudah berkumpul di meja makan. Mereka menikmati sarapan dengan tenang. Karena hari ini hari Minggu seluruh keluarga berkumpul untuk menghabiskan hari Minggu bersama. Brandon berjalan ke arah Kai yang sedang asyik bermain dengan laptopnya di ruang keluarga bersama anggota keluarga lainnya.
"Baby sedang apa"kata Brandon mencium pipi sang adik.
"Aish Kakak tu kan jadi kalah, Kai ngambek sana Kakak jauh-jauh"usir Kai pada Brandon yang ditanggapi kekehan keluarga yang lain melihat bibir Kai yang dimanyun-manyunkan.
"Maaf..maaf"kata Brandon pada sang adik.
"Oo iya Baby, Kakak sudah punya hasil tes darah kemaren"ucap Brandon membujuk sang adik agar tak jadi marah.
"Yang benar Kak"ucap Kai berbinar.
"Iya, tapi cium dulu"kata Brandon menunjuk pipinya.
Kai menciumi semua wajah sang Kakak karena bersemangatnya. Dan itu membuat Kakak Kai yang lain memandang cemburu apalagi dengan pandangan mata Brandon yang menyiratkan kemenangan.
"Mana Kak??"tanya Kai penasaran
"Sebentar Kakak ambil!"seru Brandon bergegas menuju kamarnya.
Tak berapa lama Brandon kembali dengan membawa sebuah amplop putih yang bertuliskan Owen's Hospital.
"Ini"kata Brandon singkat.
Kai meraih amplop putih itu dan segera membaca keterangannya. Dan Kai tersenyum smirk karena hasil tes darah itu sesuai prediksinya. Mama Silvia KW tidak hamil.
"Apa yang membuatmu tersenyum baby?"tanya Carl penasaran.
"Ini hasil tes darah seseorang Kak"ucap Kai memperlihatkan sebuah kertas pada Carl.
"Bagaimana hasilnya Baby?"tanya Brandon.
"Sesuai ekspektasi Kai kak!"jawab Kai sumringah.
"Tes untuk apa ini sebenarnya baby?"tanya Opa Lucifer yang dari tadi melihat Kai selalu menatap tajam ke arah Mama Silvia KW.
"Ini hasil tes seseorang Opa yang mengaku hamil tapi ternyata tidak hamil"jawab Kai dengan senyuman iblis ke arah Mama Silvia KW. Mama Silvia KW betul-betul menegang melihat pandangan tajam ke arahnya. Papi Dixon semakin penasaran dengan si bungsu yang penuh dengan teka teki ini.
"Siapa orangnya Baby?"tanya Papi Dixon
"Nanti Kai kasih tau,"ucap Kai penuh misteri.
"Hmmm Pa.."panggil Kai.
"Ada apa Baby?"tanya Papa Arthur
"Apa yang Papa lakukan jika tempat orang yang Papa sayangi digantikan oleh orang lain?"tanya Kai penuh minat.
"Tentu Papa akan menghancurkan orang itu hingga ke akar-akarnya Baby"sahut Papa Arthur penuh penekanan.
"Oh"jawab Kai sekenanya.
"Baby kenapa bertanya seperti itu??"tanya Mommy Fanny tidak mengerti dengan maksud sang putri.
"Ngga ada Mom, hanya bertanya saja karena kadang ada orang yang serakah mengambil sesuatu yang bukan miliknya, bahkan hingga menyingkirkan si pemilik asli"ujar Kai menatap laptopnya.
"Kau benar Baby, malah permainannya sangat rapi hingga bisa membutakan mata orang disekelilingnya"kali ini Chayden yang bicara.
Kai menatap ke arah Chayden heran, apa Kakak kembar itu sudah mengetahui kebenarannya.
"Sebenarnya apa maksud kalian?"ucap Papa Arthur sedikit emosi dengan tingkah anak-anaknya.
"Sebentar lagi Papa akan paham"sahut Chayden menatap ke arah Kai yang dibalas seringai iblis oleh sang adik.
Mama Silvia KW meninggalkan ruang keluarga dengan amarah membuncah. Bagaimana pun langkah terbaik saat ini adalah pergi dari kediaman Owen. Ia tidak ingin mati konyol di tangan Papa Arthur.
"Aku harus pergi dari sini disaat mereka lengah. Aku akan kembali saat kondisi sudah tenang, dan aku juga harus menyingkirkan tikus kecil itu"ujar mama Silvia KW.
Kai yang terus memantau pergerakan Mama Silvia KW di kamar tersenyum-senyum sendiri.
"Mau melarikan diri, heh?"monolog Kai dalam hati.
"Jangan mimpi ular rabies"bathin Kai.
Kai kembali meneror Mama Silvia KW dengan suara Mama Silvia yang asli.
Sontak saja itu membuat Mama Silvia KW terperanjat dan ketakutan. Mama Silvia KW berlari ke luar kamar berteriak-teriak histeris.
"Kamu udah mati, udah mati ini ga mungkin kamu. Pergi....jangan ganggu aku...."teriak Mama Silvia KW ketakutan.
Anggota keluarga yang mendengar teriakan Mama Silvia KW bergegas mencari keberadaan Mama Silvia KW. Papa Arthur dan anak-anaknya kecuali Chayden terlihat panik melihat kondisi Mama Silvia KW yang ketakutan dan mengusir siapa saja yang mendekat padanya.
"Pergi jangan mendekat..."usirnya pada Papa Arthur.
"Kau kenapa sayang. Ini aku Arthur"ucap papa Arthur mengusap wajahnya frustasi.
Kai menelpon bodyguard yang ada di rumahnya.
"Antar paket ke alamat ini!!"perintah Kai pada bodyguardnya.
"Baik Kai"jawab orang yang ditelpon
Kali ini Kai sengaja memutar seluruh suara Mama Silvia yang asli tanpa memotongnya.
"Maafkan aku Arthur, maafin mama anak-anak mama, mama ga bisa melawannya. Mama ga bisa jadi mama yang baik untuk kalian. Mama rindu kalian. Silva aku sangat membencimu. Kenapa kau selalu menyakitiku??"
Semua yang mendengar rekaman itu terdiam. Itu suara siapa, kenapa mirip sekali dengan suara Silvia pikir mereka.
Tapi tidak dengan Chayden yang tangisnya telah pecah dan berteriak memanggil Mama Silvia yang asli.
"Mama....."teriaknya luruh ke lantai.
"Son ada apa denganmu"teriak Mami Harlin berlari ke arah Chayden dan segera memeluknya.
"Dia bukan Mama Pa"jawab Chayden
"Mama sudah meninggal dibunuh olehnya Pa"Isak Chayden
"Apa maksudmu Chayden itu Mamamu kan?"tanya Dady Aldric bingung.
"Bukan Dad"jawab Chayden yang menyalakan apa yang ia rekam kemarin di belakang mansion. Ya orang yang mendengar percakapan antara Kai dan Mama Silvia KW adalah Chayden.
"Selamat sore Nyonya Silva Barnett Asher."
"Apa maumu setan kecil?"
"Ooooo selow Nyonya, jangan ngegas dong. Gimana rasanya gantiin posisi Mama Silvia asli, enak banget ya. Dari kecil Lo selalu jadi duri dalam kehidupan Mama Silvia yang asli."
"Heiii jaga mulutmu atau..."
"Atau apa?? Lo mau lenyapin gue kayak Lo udah lenyapin Mama Silvia yang asli hah??. Mimpi aja Lo, yang ada Lo yang gue habisin. Sampai sini paham Lo!"
Semua yang ada di ruangan itu menatap ke arah Kai. Yang ditatap hanya diam tak bergeming.
"Kau sudah mengetahui semuanya Baby??"tanya Dady Aldric dan dibalas anggukan.
"Jadi benar istriku yang sebenarnya sudah meninggal"kata Papa Arthur shock dan luruh ke lantai.
Anak-anaknya segera berhamburan ke arah Papa Arthur dan berlinangan air mata. Opa dan Oma pun tak kalah kaget dan terduduk di kursi. Tidak percaya selama ini mereka dibohongi. Seluruh anggota Owen hanya mampu terdiam, sedangkan Papa Arthur dan anak-anaknya terlihat begitu frustasi. Tiba-tiba Papa Arthur berdiri dan menarik kasar tangan Mama Silvia KW.
"Kau akan merasakan akibat dari perbuatanmu ini."bentak Papa Arthur.
"Jangan Arthur aku sedang hamil anakmu"teriak Mama Silvia KW.
"Kak jangan kak, bagaimana pun dia sekarang sedang hamil anakmu"cegah Papi Dixon dan Dady Aldric.
Kai masih menyaksikan drama itu dengan tenang. Karena melihat sang adik masih tenang Ace dan Brandon mendekati sang adik.
"Baby.... bisakah kau jelaskan semuanya??"tanya Ace
"Akan Kai jelaskan, tapi kita tunggu bintang utama dari semua ini dulu"jawab Kai tersenyum smirk.
Mereka bingung dengan arti perkataan Kai itu. Namun yang bisa mereka lakukan hanya menunggu sedangkan Mama Silvia KW mulai ketar ketir.
"Drtttt drtttt"terdengar ada panggilan masuk dari handphone Kai.
"Baik berikan handphonemu padanya!!!"perintah Kai
"Uncle Frank izinkan orang itu masuk!!" ucap Kai dan mematikan sambungan telpon secara sepihak.
"CEKLEK"
Semua pandangan terarah pada pintu masuk.
"DEGH"
kurang banyak