NovelToon NovelToon
ARTI DARI KESERIUSAN

ARTI DARI KESERIUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:721
Nilai: 5
Nama Author: kak ryamel

"mel aku serius mau jadi pacara ku?"

"se..serius kamu rud?"

"aku serius mel"

"aku ga tau harus bagai mana, jika kita pacaran bisa saja kita asing dan aku ga mau itu"

"bukan kah pertemanan ini juga akan menjadi asing mel"

"Rudi!!!.. ini bukan hanya sekedar kita yang akan menjadi asing!"

"terus?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kak ryamel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perasaan sebenarnya

"lama tidak bertemu" Tania tersenyum menatap Rudi.

"iya, lama banget ya"

"kamu sudah berubah ya"

"kak tania juga sudah banyak berubah, bahkan aku sampai sulit untuk mengenali kak tania"

"menurut mu bagaimana perubahan ku"

"jadi terlihat lebih dewasa, tapi dari dulu kak tania selalu terlihat dewasa sih"

Tania tersenyum mendengar ucapan rudi, dia sedikit tersipu malu.

"kamu sudah bisa memuji perempuan ya" ucap tania tertawa kecil.

"itu termasuk pujian? aku hanya mengatakan yang sebenarnya kak" ucap rudi.

"yang barusan kamu ucapkan hanya boleh kamu ucapkan pada orang yang spesial"

"kenapa begitu kak?"

"kata-kata itu bisa membuat orang lain salah sangka rud"

"begitukah" ucap rudi dengan polos.

"ya begitu lah, intinya jangan ucapkan kata-kata seperti itu ke sembarang orang"

"kak tania memang terlihat semakin dewasa"

"Rudi!!!! Cukup memuji ku"

"aku tidak memuji kak...."

"syut" Tania memotong ucapan rudi "jangan katakan itu lagi"

Rudi mengangguk paham.

"ngomong-ngomong kak tania kemana aja kok gak pernah keliatan"

"aku? Aku sibuk rud, kerjaan makin hari makin numpuk"

"wah!! sudah jadi orang sibuk ya sekarang"

Tania tersenyum "terus bagaimana dengan mu"

"aku ya seperti yang kak tania lihat, jadi orang yang pura-pura sibuk padahal cuma melamun di tempat seperti ini" ucap rudi tersenyum menggaruk kepala nya pelan.

"bohong!!"

"hihihi" Rudi tertawa.

"ya enggak apa-apa juga sih kamu enggak mau ngasih tau"

Rudi menghela nafas nya, dia menatap serangga yang berterbangan mengelilingi lampu taman.

Tania hanya menatap rudi, dia berandai-andai dalam hatinya, dia menatap sebelah wajah yang terkena sinar lampu taman, dia mengepalkan tangan nya menguatkan diri.

"jadi bagaimana"

"tentang apa?"

"tentang kamu dan Amel"

"ya gitu-gitu aja sih, kak tania sendiri bagaimana? Apa kak tania sudah ketemu laki-laki impian yang selalu kak tania impikan"

mendengar ucapan rudi dada Tania seketika menjadi sesak namun dia masih mencoba menahan nya.

"aku sekarang masih gini-gini aja"

"jangan bilang kak tania belum pernah pacaran sampai sekarang"

Bibir Tania gemetar "karena aku hanya menyukai hingga sekarang rud" gumam nya.

"ya begitulah, semua laki-laki yang ku temui sampai saat ini masih belum ada yang sesuai dengan kriteria laki-laki yang baik menurut ku"

"makanya kriterianya di kurangin dikit kak, kasian cowok yang ngejar-ngejar kak tania tapi enggak sesuai kriteria"

Tania hanya tersenyum dia memalingkan pandangan nya "itu tidak bisa karena kriteria nya hanya ada pada diri mu" ucap tania dengan suara sendu.

Rudi terdiam menatap tania "maksudnya?" ucap rudi dengan wajah bingung nya.

Kini tangisan nya tak bisa dia tutupi, tubuh nya gemetar, dia melenggak dan menghapus air mata nya dari pipi nya "semua kriteria laki-laki impian ku hanya ada pada kamu, dan kamu hanya kamu yang memiliki itu semua" ucap tania dengan air mata yang semakin deras mengalir dari pipi nya, dia tidak bisa lagi menahan perasaan nya yang sedari tadi bergejolak ingin mengatakan ini semua.

Rudi syok saat mendengar ucapan tania, dia menatap tania dengan tatapan kosong.

di kursi taman di samping orang yang dia sukai dia mengungkapkan perasaan nya yang sudah dari lama dia pendam, air matanya tidak terhenti bagaikan air terjun yang mengalir sangat deras.

"kenapa kamu tidak bisa melihat ku rud!!!!" ucap tania menangis.

Rudi tidak bisa berkata-kata dia mematung menyaksikan Tania yang menangis.

"sebenarnya aku lah langit itu, langit yang hanya bisa menatap bumi dan bulan yang selalu bersama, meskipun banyak bintang yang menemani langit namun langit ini sangat menginginkan bumi" ucap tania dengan nada sendu.

Rudi mengepalkan tangan nya "aku tidak tau harus berkata apa, seandainya ini 8 tahun yang lalu"

Tania mengelap air matanya dan menatap Rudi "apa maksudmu jika ini 8 tahun yang lalu. Apa kamu mengharap kan ini terjadi saat kita baru saja mengenal apa itu cinta"

"iya" ucap Rudi berdiri dari tempat duduk nya, dia menatap tania "jika ini terjadi 8 tahun yang lalu kita tidak akan menjadi seperti ini"

"bukan kah jika ini terjadi di 8 tahun yang lalu sekarang kita sudah saling melupakan?"

"lebih baik kita lebih cepat saling melupakan dari pada harus merasakan nya sekarang"

"bagaimana jika kita masih bisa bertahan hingga saat ini"

"ada banyak bayangan yang kita lihat jika itu terjadi"

"apa aku tidak memiliki kesempatan lagi" ucap tania dengan air mata yang kembali mengalir di pipinya.

"sudah ku habis kan seluruh cintaku pada nya"

Mendengar itu hati Tania serasa di iris-iris dada nya terasa sesak hingga bernafas pun menjadi sulit untuk nya, dia tidak mampu lagi menatap Rudi, semua harapan nya hancur dengan satu kalimat, meskipun dia sudah tahu akan seperti ini dan sudah membayangkan bagaimana rasanya saat semua ini terjadi namun semua lebih dari yang dia bayangkan, angin malam yang berhembus tidak lagi di rasakan Tania, air matanya tak dapat dia tahan, air matanya mengalir begitu deras hingga membasahi tas yang dia pangku.

"aku sudah tahu kamu akan mengatakan itu" ucap tania dengan nada sendu karena menangis "saat mendengar Amel memberitahuku tentang cincin yang longgar di jari manis nya itu aku sudah merasakan kepedihan ini. Aku terlalu gila Karena masih mengharapkan mu padahal aku tahu bagaimana keseriusan mu" ucap tania sambil menangis.

Tania berdiri dia menghadap Rudi dan memegang dada Rudi merasakan detak jantung Rudi yang berdetak kencang sama seperti detak jantung nya.

Rudi yang melihat rini seperti itu tidak tega melakukan apapun dia sudah tidak kuat lagi melihat Tania semakin menderita karena nya.

"andai detak sekencang ini karena perasaan yang berbeda, andai saja ini karena perasaan yang ku ingin kan" ucap tania melepaskan tangan nya dari dada Rudi.

"bisakah aku memeluk mu untuk perpisahan"

Rudi tanpa mengatakan apapun merentangkan tangan nya menandakan boleh.

Tania memeluk Rudi dia menempelkan telinga nya di dada Rudi, dia mendengarkan detak jantung Rudi yang sudah tidak lagi sekencang tadi. "sekarang aku benar-benar mengetahui bagaimana perasaan mu terhadapku" gumam Tania.

Tania melepaskan pelukan nya "mungkin kita tidak akan pernah bertemu lagi rud" ucap tania menatap Rudi.

"jika itu yang terbaik" ucap rudi tersenyum tipis.

Tania menarik leher baju Rudi dan mencium bibir Rudi.

Rudi terkejut dia mendorong Tania, namun Tania memberontak dan mengigit bibir Rudi hingga bibir nya berdarah.

"setidak nya aku bisa mendapat kan ciuman mu" ucap tania tersenyum menatap wajah kaget Rudi.

"ini ciuman pertama ku" ucap rudi dengan wajah kaget sambil menahan rasa sakit di bibir nya bekas gigitan tania"

"kalau begitu aku mencuri ciuman pertama mu, walaupun ini akan terlupakan namun aku bahagia walaupun tidak bisa mendapatkan mu aku bisa mendapat ciuman pertama mu" Tania berbalik dan berjalan menjauh dari Rudi "jika kita bertemu kembali mungkin kita sudah menjadi orang asing" ucap tania berbalik menghadap Rudi dan melambaikan tangan nya.

Rudi hanya tersenyum dan melambaikan tangan nya.

"sampai jumpa di versi terbaru dari kita" ucap tania membalikkan badan dan berjalan sedikit cepat, air matanya kembali mengalir namun dia menghapusnya menguatkan diri nya "entah kapan aku bisa melupakan mu, tapi di saat kita bertemu kembali aku harap tidak ada lagi perasaan yang seperti ini di dalam hati ini" gumam Tania.

Rudi hanya menatap tania yang berjalan menjauh dan menghilang di telan kegelapan malam, Rudi duduk kembali, dada nya terasa sesak hingga nafasnya tidak beraturan, dia duduk menunduk mengusap-usap wajah nya dengan kedua tangan nya.

"aku tidak pernah tahu ini akan terjadi padaku, ini sangat menyakitkan" ucap rudi pelan menguatkan diri nya.

tanpa terasa malam semakin larut, Rudi pulang, di tengah perjalanan di masih mengingat yang terjadi di taman tadi, dia merenungi kejadian yang terjadi tadi. setiba nya di rumah dia memarkirkan motornya dan langsung masuk ke kamarnya, dia berbaring di kamar nya menutupi kedua matanya dengan betis tangannya.

Rudi terus mengingat kejadian tadi hingga dia tertidur, saat dia terbangun dan mengecek hp nya dia melihat pesan dari Amel yang berada di jendela notifikasi hp nya, dia membuka pesan itu.

"kamu tidak apa-apa?" isi pesan itu.

Rudi tersenyum dan membalas "aku tidak apa-apa"

Tok tok tok tok....

Pintu kamar Rudi di ketuk dari luar, dia membuka nya, saat dia membukanya ibunya, buk inah berdiri di depan pintu.

"rud bapak memanggil mu ke ruang tamu katanya urusan bisnis"

"tunggu ya Bu bentar" Rudi kembali menutup kamar nya kemudian keluar kembali.

Di ruang tamu Rudi duduk saling berhadapan dengan ayah nya, di sana juga ada kakak Rudi.

"jadi ini tentang penerus bisnis keluarga ini" ucap pak Tarno kepada ke dua putra nya.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
bisa aja thor
ryamel: hihi.....

makasih kak udah baca🤗🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!