Jiang Xia Yan merupakan putri bungsu dari seorang jenderal perang pada masa kekaisaran Ming Qi adalah wanita bodoh yang jatuh cinta dengan pangeran kedua Ming Shin yang pada akhirnya mati mengenaskan atas nama cinta.
Bukan hanya mati ditangan suaminya sendiri, Jiang Xia Yan juga menyebabkan Klan Jiang musnah ditangan Ming Shin.
Padahal Jiang Xia Yan sudah berkorban banyak untuk Ming Shin hingga bisa membuat lelaki yang sangat dicintainya itu bisa menjadi kaisar Ming setelah berhasil menggulingkam kekauasaan sang ayah.
Jiang Xia Yan mati dengan dendam yang mendalam....
Pada saat yang sama, ada seorang CEO wanita yang berhati dingin dan kejam bernama Agatha Wein yang juga mati mengenaskan ditangan sekelompok lelaki yang cintanya ditolak dengan kasar olehnya.
Agatha diberi kesempatan hidup didalam raga Jiang Xia Yan....
Mampukah Agatha bertahan hidup & membalaskan dendam Jiang Xia Yan?
Bisakah Agatha menemukan cinta dijaman kuno ini dan membuat hatinya yang dingin menjadi hangat ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEJUTAN
Penguji yang bertanggung jawab atas ujian akademi sudah naik keatas panggung dan orang yang memegang hasil undian mulai membagi para siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan apa yang mereka dapatkan.
Yang pertama adalah ujian seni ilmiah yang didominasi oleh para gadis sehingga ujian ini didahulukan dari pada seni militer yang penuh ketegangan dan keringat.
Dalam ujian kali ini Jiang Xiuying mendapatkan materi ujian ilmu ekonomi dan perpajakan yang biasanya sarat akan hitung menghitung karena titik fokus pada pajak negara.
Karena dikenal sangat hebat dalam akutansi dan matematika, gadis itu merasa jika dirinya akan mampu untuk menyelesaikan ujian ini dengan baik terutama dalam hal perhitungan pajak
Sementara untuk nona muda kedua Jiang mendapatkan materi bermain alat musik. Jiang Xialun memastikan bahwa kali ini dirinya akan menjadi yang terunggul karena dia menguasai hampir seluruh alat musik yang ada.
Kedua gadis keluarga Jiang tersebut mulai maju dengan rasa percaya duri yang tinggi. Mereka pun segera duduk di kelompok sesuai dengan materi yang akan diujikan.
Suasana terlihat sangat tenang begitu ujian ilmu ekonomi dan perpajakan dimulai. Semua orang terlihat menunduk serius mengerjakan lembar demi lembar soal yang ada dihadapan mereka dengan cermat.
Jiang Xiuying terlihat mengkerutkan kening cukup dalam waktu mengetahui jika soal ujian yang ada lebih ke pendalaman materi bukan tentang hitungan.
" Apa ini ? !!!...bagaimana bisa soal yang keluar seperti ini, beda dengan tahun - tahun sebelumnya....", batinnya cemas.
Qianyi yang melihat anak keduanya tersebut terlihat sedikit kesulitan berusaha untuk tenang dan berharap Jiang Xiuying bisa menyelesaikan semuanya dengan baik.
Setelah waktu habis, semua siswa segera menyerahkan lembar soal beserta jawabannya kepada pengawas untuk dinilai.
Selanjutnya adalah materi ujian sastra dan puisi, semua siswa maju kedepan dan mulai menampilkan kemampuan mereka.
Suasana hening menyelimuti aula karena semua orang terlihat berkonsentarasi mendengarkan setiap puisi dan karya sastra yang dibawakan oleh para siswa.
Meski semua orang terlihat sangat mendalami setiap materi yang diujikan, tapi dalam materi kali ini Gyo Lienlah yang paling menonjol diantara semuanya.
Semua orang merasa wajar jika nantinya gadis dari klan Gyo tersebut lah yang memenangkan kompetisi mengingat jika mereka terkenal sebagai klan dengan kaum terpelajar dan para sarjana berkualitas tinggi dikekaisaran Ming.
Selanjutnya ujian dengan materi catur juga menyita banyak perhatian, terutama para pangeran yang biasanya mencari ahli strategi disini.
Meski ada beberapa orang gadis yang terlihat mendapatkan materi ini, tapi sebagian besar didominasi oleh kaum lelaki.
Ada tiga siswa yang terlihat menonjol selama ujian berlangsung yaitu adik Tao Mei, Tao Hongli serta dua putra kembar keluarga Shen, Shen Mu dan Shen Ziang.
Menuju putaran semi final, para siswa yang mendapatkan materi ujian ini beristirahat sejenak dan sekarang tibalah saat yang ditunggu – tunggu oleh semua orang yaitu materi membawakan alat musik.
Didalam kelompok ini ada Jiang Xialun yang biasanya selalu menjadi nomor satu disegala bidang akademi namun kali ini cukup berbeda karena ada Tao Mei dalam kelompok yang sama.
Tao Mei , selian gadis itu pandai melukis dia juga ahli dalam bermain qin membuat materi terakhir ujian dibidang ilmiah ini mendapat banyak sorotan.
Jika kondisi tangan Tao Mei masih belum sembuh, mungkin Jiang Xialun tak akan pernah risau. Tapi, sekarang tangan gadis tersebut telah sembuh tentunya berada dalam kelompok yang sama sedikit berat untuknya.
Seperti harapan smeua orang, Tao Mei membawakan qin sangat baik. Ketepatan dan kecepatan nada yang terdengar mampu memainkan emosi para penonton dan tepuk tangan riuh mengakhiri penampilannya.
Dan pada saat Jiang Xialun maju, pembawaannya yang kalem dan anggun cukup membuat orang terhanyut diawal begitu gadis itu memetik senar Qin.
Semua orang merasa jika Tao Mei pasti akan kalah mengingat lagu yang dibawakan oleh Jiang Xialun kali ini cukup menguras emosi penonton.
“ Lihatlah…semua orang terpukau dengan penampilanku. Kali ini, pasti akulah yang akan jadi juara….”, batin Jiang Xialun congkak.
Dengan tersenyum manis, Jiang Xialun yang ingin memberikan penutup yang spektakuler terpaksa harus menelan kepahitan.
Mungkin karena terlalu bersemangat senar yang dipetiknya tiba – tiba saja terputus hingga menyebabkan suara menjadi sumbang.
Semua orang terlihat menyayangkan kesialan yang menimpah gadis tersebut. Wajah Ruo Xinxin yang awalnya sangat cerah langsung berubah gelap begitu musik penutup terdengar.
Meski sangat kecewa dengan penampilannya, namun Jiang Xialun tetap memperlihatkan senyum manisnya dihadapan semua orang.
Qianyun yang melihat jika Jiang Xialun melakukan kesalah diakhir pertunjukkan menampilkan senyum puas.
Sekarang dia sangat berharap Jiang Xia Yan akan gagal dalam ujiannya sehingga jika nantinya Jiang Xiuying mendapatkan nilai buruk setidaknya dia masih lebih unggul dari pada kedua saudaranya.
Setelah materi memainkan alat musik telah usai kini tiba waktunya untuk ujian seni militer. Materi pertama yang ujian adalah kelompok ilmu pedang.
Semua orang yang mendapatkan materi ini segera maju untuk sesuai nomor urutnya untuk berhadapan dengan langsung master Lao Wang, guru ilmu pedang di akademi.
Cring…cring…cring….sethhh….
Terdengar suara pedang saling beradu disepanjang ujian berlangsung. Selain ketangkasan, kecepatan dan strategi yang dimainkan menjadi point utama penilaian dalam ujian ilmu pedang kali ini.
Selain master Lao Wang masih ada tiga juri yang memberikan penilaian terhadap siswa yang tampil berdasarkan point – point yang diujikan.
Setelah ujian ilmu pedang selesai kali ini yang akan maju kedepan adalah ilmu beladiri. Setiap peserta wajib bisa menaglahkan atau setidaknya memukul mundur master Zan Ting yang akan menguji kemampuan mereka secara langsung.
Dalam materi ujian ini, ketangkasan, kecepatan, fokus dan startegi yang digunakan akan menjadi point utama dalam penilaian.
Semua mata memandang kedepan dengan seksama, melihat siapakan ahli kultivasi yang akan nantinya menjadi pemenang.
Baghhh…bughhhh….
Bunyi pukulan dan saling serang mewarnai jalannya ujian diatas panggung. Semua siswa berusaha untuk menjadi yang terbaik agar bisa membanggakan keluarga mereka.
Setelah ujian beladiri selesai maka materi ujian berkuda dan memanah adalah materi yang paling ditunggu – tunggu semua orang karena ada Jiang Xia Yan disana.
Mereka semua ingin melihat kekonyolan apa yang akan terjadi dalam ujian kali ini. Setiap peserta dalam kelompok tersebut segera berbaris rapi sambil memegang busur dengan warna yang berbeda disetiap ujung anak panahnya.
Sesuai nomor urut, para siswa yang memiliki kesempatan maju segera naik keatas kuda dan segera melaju sambil melemparkan anak panah ke tiga sasaran yang ada diatas panggung.
Lin Hao adalah peserta pertama dalam materi ujian ini. dengan angkuh dia segera meloncat naik keatas kudan dan langsung melaju sambil melesatkan anak panahnya.
Sethhhh….sethhh….sethhh…..
Tiga anak panah dilayangkan ke titik sasaran yang ada didepan. Point penuh dia dapatkan karena ketiga anak panahnya langsung tepat mengenai titik sasaran.
Senyum puas terlihat jelas diwajah Lin Hao. Diapun turun dari atas kuda dan memandang remeh Jiang Xia Yan yang berada di urutan terakhir ujian.
Peserta selanjutnya sama sekali tak ada yang bisa mencapai nila sempurna seperti yang dilakukan oleh Lin Hao hingga membuat pemuda tersebut tersenyum penuh kemenangan.
“ Tampaknya, aku lah yang akan menjadi pemenangnya. Dan lihat saja, begitu aku menang, aku akan menantang Jiang Xia Yan diatas panggung dan mempermalukannya….”, Lin Hao terlihat berguman pelan sambil menatap nyalang Jiang Xia Yan yang mulai berjalan menuju kudanya.
Mata semua orang terlihat melotot dengan mulut terbuka lebar waktu Jiang Xia Yan dengan santainya naik keatas kuda dan mulai mengarahkan busur yang ada ditangannya dan melesatkan tiga anak panah.
Sethhh….sethhh…sethhh….
Bukan hanya tepat sasaran, namun panah yang dilesatkannya langsung menancap dan membelah panah Lin Hao yang berada disana terlebih dahulu.
Point sempuran jelas didapatkannya, membuat mulut semua orang yang tadinya meremehkan segera terbungkam dengan sendirinya.
“ Wow…selain cantik dia juga hebat. Sangat pantas untuk menjadi wengfeiku yang baru….”, ucap pangeran Ming Qianfan terpesona.
Tentu saja ucapan pangeran Ming Qianfan membuat atensi semua orang beralih kepadanya. Ada yang tersenyum puas jika sampai adik kaisar Ming Qin tersebut mentargetkan Jiang Xia Yan maka kemalangan akan segera menghampiri gadis muda itu.
Tapi banyak juga yang merasa bersimpati akan nasib tragis yang akan menimpah Jiang Xia Yan kedepannya karena gadis tersebut berhasil menarik perhatian seorang moster tak berperasaan.
Sementara itu, Jiang Xia Yan yang menjadi obyek perhatian hanya melenggang santai kembali kedalam kelompoknya hingga pengumuman pemenang masing – masing materi ujian diumumkan.