NovelToon NovelToon
9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Nuri terpaksa menerima perjanjian pernikahan 9 bulan yang ditawarkan Sabda, kerena Dennis, pria yang menghamilinya meninggal dunia. Sabda adalah kakak Dennis dan sudah memiliki istri. 9 bulan itu menjadi masa yang sulit bagi Nuri karena dia selalu mendapatkan intimidasi dari mertuanya dan istri pertama Sabda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

Setelah urusan dengan Sabda selesai, Nuri kembali menuju kamarnya. Baru saja hendak membuka pintu, seseorang menarik tangannya dengan kasar.

"Berikan uang itu padaku." Yulia langsung menarik paksa amplop coklat yang ada ditangan kanan Nuri.

"Kembalikan Bu, itu uangku." Nuri berusaha merebut kembali uang tersebut.

"Beberapa menit yang lalu memang uang kamu, tapi sekarang, uang ini milikku." Yulia menyembunyikan uang tersebut dibalik badannya.

"Kembalikan uang itu padaku."

Yulia tersenyum miring. "Hei miskin, lupa kamu. Disini kamu makan gratis, tidur gratis, jadi kamu tak butuh uang ini." Sinisnya sambil mengangkat uang itu keatas.

"Hidup tidak hanya butuh makan dan tidur. Saya rasa Ibu lebih tahu tentang itu."

"Halah sudahlah, pokoknya uang ini aku ambil sekarang."

"Tidak bisa begitu." Nuri menarik lengan Yulia, berusaha menarik uang digenggamannya. Uang itu miliknya, dan dia harus bisa mempertahankannya. "Kembalikan Bu." Nuri tak lagi bertindak halus, melainkan sedikit kasar. Yulia yang kalah tinggi kesusahan mempertahankan uang tersebut, hingga akhirnya uang tersebut kembali ke tangan Nuri.

Tapi baru beberapa detik uang itu dia pegang, seseorang dari belakang menariknya hingga uang tersebut kembali berpindah tangan.

"Uang ini milik suamiku, itu artinya, uang ini milikku," ucap Fasya.

"Tapi Kak Sabda sudah memberikannya padaku. Itu artinya, uang itu milikku," kekeh Nuri.

"Aku tak peduli itu. Karena bagiku, kau hanya parasit disini, kau hanya numpang. Sudah untuk dikasih makan dan tinggal gratis, jadi jangan berulah ingin lebih."

Nuri membuang nafas berat sambil tersenyum menatap dua wanita yang ada dihadapannya. "Aku pikir uang kalian sudah banyak, tapi aku salah. Ternyata kalian masih kekurangan uang. Ambillah, aku ikhlas." Nuri masuk kedalam kamar setelah mengatakannya. Membanting pintu lumayan keras hingga Yulia dan Fasya terlonjak kaget.

"Heh, dimana sopan santunmu," bentak Yulia.

Nuri merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Menutup telinga dengan kedua telapak tangan agar makian dari luar tak bisa lagi dia dengar. Rumah ini memang mewah, tapi tinggal dikosannya yang sempit, terasa lebih nyaman daripada disini.

Fasya mengepalkan tangannya. Dia tak mengira jika wanita kelas bawah seperti Nuri bisa mengatakan kalimat seperti tadi. Harga dirinya seperti diinjak injak karena itu.

"Ambillah Bu, aku tak butuh uang ini," Fasya menyodorkan amplop berisi uang tersebut kehadapan Yulia. Dengan senang hati, Yulia langsung menerimanya. Meski uangnya sudah banyak, tapi uang tetaplah uang.

Yulia langsung membuka amplop tersebut setelah Fasya pergi. Matanya melotot melihat amplop yang terasa tebal itu berisi pecahan uang 100ribuan. Awalnya dia pikir karena tebal, mungkin berisi uang 50ribuan.

Ini tak bisa dibiarkan. Jangan sampai Sabda memperlakukannya dengan baik. Bisa bisa wanita itu besar kepala dan mengharap menjadi istri Sabda selamanya.

.

.

.

Hari ini, dirumah besar itu sedang ada arisan. Siapa lagi kalau bukan Yulia dan teman teman sosialitanya yang sedang berkumpul. Meski jumlahnya tak melebihi 10 orang, tapi ramainya sudah mengalahkan 50 orang. Dan dikesempatan seperti ini, Yulia selalu mengajak Fasya ikut serta. Dia sangat bangga dengan menantu kesayangannya yang merupakan anak pembisnis sukses di Singapura.

"Fasya makin cantik saja," puji Debi, salah satu teman Yulia.

"Tentu saja Jeng, kami selalu melakukan perawatan mahal. Jeng tahu sendirikan, ada uang, apapun bisa," sahut Yulia sambil menoleh kearah Fasya yang memang semakin hari terlihat semakin cantik. Dia begitu bangga menyanding menantunya tersebut.

"Benar sekali, uang adalah segalanya. Termasuk mau cantik, karena cantik juga butuh modal," Sukma ikut menimpali. "Gimana, udah isi belum?"

Lagi lagi, pertanyaan itu. Kalau boleh jujur, Fasya muak mendengarnya. Mereka orang orang kaya dan berpendidikan, tapi sayangnya, mulut mereka tak pernah dididik untuk bisa menghargai perasaan orang lain.

Ingin sekali Fasya mengumpati mereka, tapi disini, dia harus tetap bersikap elegan. Meski hati terasa sakit, tapi bibir tetap harus menyunggingkan senyum.

"Belum, doakan saja," sahut Fasya.

"Jaman sekarang sudah canggih, kenapa tak mencoba bayi tabung atau cara lainnya?"

"Nanti akan saya bicarakan dengan Mas Sabda," sahut Fasya.

"Pernikahan mereka baru 3 tahun. Lagipula, setelah melakukan pemeriksaan, hasilnya normal semua," Yulia ikut menimpali. "Mungkin memang harus sabar saja."

Disaat mereka tengah asyik mengobrol, Nuri datang sambil membawa nampan berisi kue. Bi Diah tak enak badan, jadi dia membantu Tutik yang kerepotan sendiri.

"Silakan." Ujar Nuri sambil meletakkan kue diatas meja. Wajahnya yang cantik membuat orang orang disana memperhatikannya.

"Siapa Jeng, kenapa tak pernah lihat? Saudara jauh ya?" tanya Bu Gendis yang penasaran.

"Bukan, dia pembantu baru," sahut Yulia.

Nuri tak bisa menjabarkan perasaannya, ada rasa sakit dikatakan pembantu, tapi disatu sisi, dia juga tak mau peduli. Sudahlah, terserah mereka saja.

"Oh ..kirain saudara jauh, habis wajahnya rada mirip dengan Sabda," lanjut Gendis.

Yulia tersenyum kecut. Kesal juga saat Sabda dikatakan mirip dengan gadis kampung.

"Kalau sudah, cepat kembali ke dapur," titah Yulia. Dia tak mau Nuri menjari pusat perhatian teman temannya.

Nuri mengangguk lalu kembali kedapur. Dia memang tak berniat berlama lama disini.

"Eh Fasya, saran nih ya, cuma saran. Kalau nyari pembantu, jangan yang masih muda dan cantik. Belajar dari yang sudah sudah, banyak loh, pembantu gatal yang coba merayu majikan," ujar Sukma.

Fasya hanya menanggapi dengan senyuman. Dia tak bisa memungkiri jika Nuri memanglah cantik. Kecantikannya masih alami. Jika sedikit saja tersentuh skincare dan perawatan mahal, bisa bisa Nuri lebih cantik daripada dia.

"Ngomong apaan sih Jeng. Mana mungkin Sabda tertarik sama wanita kelas pembantu. Sabda itu seleranya tinggi," ucap Yulia.

"Hanya sekedar mengingatkan saja Jeng."

1
lia rahma
Luar biasa
nia kurniawati
Lumayan
Sofie N Z
berharap apa sh nuri
tapi lebih tegang sh ke selanjutnya
Meyma Chamie
/Good/
Nenti iis Fatimah
Mereka disekolahin itu biar pinter eeh malah tambah gak punya otak udah tau masih kuliah kenapa malah nganu hadeuuuh baru bab 1 udah emosi aja tp penasaran juga sama bab selanjutnya
Nuraeny
lanjut thor
isnaeni yatus s
aq malah udah baca dulu yg jadi mata untuk suami ku harusnya yg ini dulu ya thor
Sandisalbiah
kisah mereka begitu menguras emosi.. feel nya dapet banget dlm setiap. bab.. jd emosi naik turun...
Sandisalbiah
LUAR BIASA
Sandisalbiah
gombal mukiyo mu, Sab...
Sandisalbiah
mikir dong Sab.. gimana Ringgo bisa tau kronologis keguguran Fasya kalau gak mulut Fasya yg ember beberkan ke Ringgo
Sandisalbiah
hah.. perempuan dgn muka tembok.. tp jelas aja Fasya berusaha mempertahankan Sabda.. ke dia adalah sumber uang utk Fasya.. benalu tetaplah benalu.. menggerogoti sampai inangnya binasa kalau dia gak segera di binasakan duluan..
Sandisalbiah
ini baru bener tp.. harus berjalan malah Fasya dan selingkuhannya dulu
Sandisalbiah
hah...
Sandisalbiah
fix.. itu ulah Ringgo.. dan Fasya yg jd biang keladinya yg membuat selingkuhannya dendam ke yulia
Sandisalbiah
Siapa.. yg kecelakaan..Yulia kah..? Nuri kah..? semoga fasya
Sandisalbiah
Lha...
Sandisalbiah
hah... akan aneh kalau seorang yg berhati jahat itu tdk akan melibatkan org lain dan menjadikan org sebagai kambing hitam utk perbuatan jahatnya, terlepas tentang Yulia itu benar adanya tp org yg berhati busuk tdk akan mau membusuk dan celaka sendiri pastinya dia akan membawa korban bila harus jatuh bersamanya..
Sandisalbiah
mungkin ini awal yg baik utk nasa depanmu, Nuri.. setidaknya kamu bisa mwrawat ank mu sendiri mengingat Sabda yg akan mencerikan fasya..
Sandisalbiah
pasangan yg baik itu ya begini.. ada utk mendengarkan keluh kesah.. menyediakan bahu buat bersandar di saat pasangan lagi lelah jiwa raganya.. memberikan nasihat bijak buat menenangkan kegundaanya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!