Dikhianati menjadikannya penuh ambisi untuk balas dendam.
Semua bermula ketika Adrian berniat memberi kejutan untuk kekasihnya dengan lamaran dadakan. Tak disangka, kejutan yang ia persiapkan dengan baik justru berbalik mengejutkannya.
Haylea, kekasih yang sangat dicintainya itu kedapatan bermesraan dengan pria lain di apartemen pemberian Adrian.
Dendam membuat Adrian gelap mata. Ia menjerat Naomi, gadis belia polos yang merupakan bekas pelayan kekasihnya.
Tadinya, Adrian menjerat Naomi hanya untuk balas dendam. Tak disangka ia malah terjerat oleh permainannya sendiri. Karena perlahan-lahan kehadiran Naomi mampu mengikis luka menganga dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 : Bukankah Kamu Akan Menendangku?
Bruno tersengal-sengal mengatur napas yang memburu. Pria itu berlari secepat kilat menuju tempat tuannya berada. Semalaman Adrian membuatnya kerepotan. Bruno bahkan harus melibatkan beberapa orang ahli untuk melacak keberadaan Naomi.
"Tuan, saya baru saja menerima informasi penting," pekik Bruno sesaat setelah memasuki ruangan pribadi tuannya.
Adrian yang duduk bersandar di kursi langsung mengarahkan pandangannya pada sang sopir. "Aku akan menambah potongan gajimu kalau memberikan informasi yang tidak penting."
Ancaman itu membuat Bruno meraba tengkuk lehernya. Tanpa ragu ia mendekat dan berdiri tepat di sisi kursi yang diduduki Adrian.
"Hehe, Anda baik sekali, Tuan! Saya sangat terharu." Bruno tersenyum memelas. "Menurut informasi yang saya dapatkan, semalam Nona Naomi mendatangi sebuah panti asuhan dan menawarkan diri menjadi pelayan walaupun tanpa digaji."
"Panti asuhan?" Sudut mata Adrian mengerut menatap Bruno. "Kamu yakin itu benar-benar Naomi?"
"Yakin, Tuan! Informasinya sangat akurat." Pria itu menggeser ponsel ke hadapan tuannya. "Lihat gadis ini. Bukankah dia Nona Naomi?"
Adrian memerhatikan tayangan rekaman CCTV dari ponsel milik Bruno. Sepertinya itu adalah rekaman CCTV jalan. Di sana terlihat seorang gadis berkacamata dengan rambut cokelat bergelombang yang baru saja memasuki sebuah panti asuhan.
Bukan hal sulit bagi seorang Adrian Marx untuk menemukan seseorang yang menghilang dalam kehidupannya. Ia tinggal memberi perintah, dan semua akan sesuai keinginannya.
Adrian yakin wanita dalam video itu memang Naomi. Walaupun pencahayaan dalam video rekaman terlihat samar-samar.
"Baiklah, kita ke sana!"
"Apa Anda ingin saya meminta seseorang untuk menahan Nona Naomi?" tawar Bruno.
"Jangan! Justru dia akan kabur lagi. Kita langsung ke sana saja."
Adrian menyambar jas yang digantung pada sandaran kursi. Lalu segera beranjak meninggalkan gedung pencakar langit itu.
.
.
Di panti asuhan ....
"Nata, ada apa di taman? Kenapa ramai sekali?" tanya Naomi kepada gadis seusianya.
Siang ini panti asuhan sangat ramai. Naomi yang merupakan penghuni baru cukup penasaran.
"Kita kedatangan tamu penting. Mereka sedang membagikan uang dan beberapa bingkisan," jawab Nata penuh semangat. "Ayo Naomi, kita ke sana. Aku dengar Tuan yang baik hati itu sangat tampan. Ah, aku mau melihatnya dari jarak dekat."
Nata menarik tangan Naomi menuju taman. Bergabung dengan beberapa orang yang sedang mengantri.
"Memangnya mereka itu siapa?" tanya Naomi lagi.
"Aku juga tidak tahu. Yang pasti orang kaya yang dermawan."
Naomi menatap beberapa orang yang sedang membagikan sebuah bingkisan. Di hadapannya ada banyak anak-anak dan gadis seusianya yang sedang berdesakan menunggu antrian.
Hingga perlahan kerumunan mulai berkurang.
"Ayo, Naomi!" ajak Nata.
Mendadak langkah Naomi terhenti kala menyadari sesuatu. Ia menajamkan penglihatannya saat menangkap seseorang yang cukup dikenalinya.
"Itu kan Bruno, sopirnya Tuan Adrian! Apa Tuan Adrian juga ada di sini?" Naomi melirik kesana-kemari. Ketakutan mulai menjalar. "Oh tidak! Aku harus segera pergi!"
Naomi mundur perlahan demi menghindari Bruno. Lebih baik segera melarikan diri sebelum Adrian menemukannya. Ia akan mencari hunian baru yang aman dan jauh dari jangkauan monster seperti Adrian.
Perlahan, ia mulai menjauh dari kerumunan. Akan tetapi tak menyadari kehadiran seseorang yang berdiri tepat di belakang punggungnya.
"Maaf ... maaf, aku tidak sengaja." Naomi membalikkan tubuhnya saat menyadari menginjak kaki seseorang.
Ia mendongak menatap pria berpakaian formal di hadapannya.
Bola mata gadis itu pun membulat penuh menyadari segalanya. Jika saja masih memiliki sedikit waktu, ia pasti sudah berlari sekuat tenaga demi menghindari pria yang baginya tidak bermoral itu.
Tuan Adrian? Dia di sini? Naomi bodoh, seharusnya sejak awal kamu sadar, iblis dari dunia mana yang sedang kamu hadapi!
Bahkan dia menemukanku kurang dari 24 jam!
Naomi membeku di tempatnya berdiri. Tatapan buas Adrian seperti akan menelannya hidup-hidup.
"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Adrian santai.
Naomi menggelengkan kepala demi mengembalikan akal sehatnya yang sempat menghilang.
"Ti-tidak!"
"Apa karena aku jelek, arogan dan pemaksa?"
Kalimat sindiran itu membuat tubuh Naomi seakan terbelah menjadi dua bagian. Kakinya bergerak mundur, seiring dengan Adrian yang melangkah semakin maju.
Apa dia tersinggung dengan surat yang kutulis?
Naomi semakin mundur ke belakang. Hingga punggungnya membentur dinding.
"Selain itu, bukankah kalau bertemu lagi, kamu akan menendang milikku sampai tidak bisa bangun lagi?"
.
.
.
Visual sudah di upload di Instagram yaa....
follow IG @Kolom_Langit
...........