NovelToon NovelToon
Rembulan

Rembulan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:66.5M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Dua putaran matahari ia lewati bersama laki laki yang sama dengan rasa yang berbeda

Cinta yang menggebu penuh dengan dambaan yang berakhir dengan kekecewaan kemudian mundur untuk memberikan ruang.

Cinta kedua yang dibelit oleh takdir karena kesalahpahaman namun berakhir untuk saling mengistimewakan menutup semua luka yang pernah ada.

Rembulan, berapa putaran bumi kau butuhkan untuk meyakinkan bahwa dia adalah laki-laki pilihan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adik Ketemu Gede

Bulan mengikuti Juno dari belakang tanpa mengucap sepatah katapun, ternyata mobilnya parkir tak jauh dari parkiran motor. Bulan berpikir apakah Juno sudah melihatnya semenjak ia datang, karena posisi duduk tempat makan yang berhadapan dengan parkiran motor.

Di mobil tampak teman Juno yang sedang duduk menunggu di depan, Bulan agak ragu apakah ia masuk atau tidak, selama ini ia tidak pernah berinteraksi dengan teman-teman Juno.

“Masuk…” ucap Juno pendek, tanpa memperdulikan Bulan yang tampak bingung di depan pintu mobil, akhirnya Bulan membuka pintu mobil bagian belakang. Teman Juno yang sedang duduk langsung melirik dan tampak kaget.

“Ehh… kirain nungguin siapa sih lu tuh Jun… lah tadi pas makan kenapa gak ngobrol… kirain gak kenal” laki-laki melirik Bulan yang duduk diam-diam di belakang. Ia memutar badan dan kepalanya untuk bisa melihat Bulan dengan jelas.

“Ini siapa? Kok belum pernah ketemuan kita…” tanyanya sambil melirik Juno yang sudah duduk di pintu pengemudi. Juno diam tidak menjawab apapun, Bulan tersenyum dalam pikirnya kalau mau diam saja kenapa mengajaknya untuk kembali ke kantor bersama.

“Perkenalkan Kak saya Rembulan temannya Afi adiknya Kak Juno” Bulan akhirnya memperkenalkan diri sendiri, karena tidak ada tanda-tanda Juno akan mengenalkan dirinya pada temannya itu.

“Weiiiis namanya bagus kaya orangnya, kok tadi diem-diem aja kayak gak kenal tapi pas pulang digendol aja lu” laki-laki itu bukannya balas memperkenalkan diri, tapi malah asyik mentertawakan Juno.

“Sudah punya pacar belum?” kembali dia bertanya pada Bulan.

“Ga punya pacar Mas… gak boleh pacaran sama Bapak” jawab Bulan pendek sambil menatap keluar, lah emang gak punya pacar kan tunangan dia mah.

“Hahahahaha mantep… gw gak tau si Afi punya temen cakep gini, kalau main ke rumah elu biasanya sepi gak ada orang” ucapnya sambil memukul Juno yang sedang menyetir. Bulan tidak peduli, malas menanggapinya. Juno hanya melirik Bulan dari kaca spion.

“Lah yang tadi makan siapa? bukan pacar?” kembali laki-laki itu bertanya, rupanya penasaran dengan sikap akrab mereka berdua.

“Bukan Mas, teman sekantor” jawab Bulan singkat.

“Jangan pacaran sama teman sekantor … ribet kalau putus” ucapnya lagi sambil tersenyum menatap Bulan.

“Jangankan pacaran sama teman sekantor Mas… teman sekampung juga susah” jawab Bulan sinis.

“Hah…” dia langsung menengok Bulan.

“Iya kebanyakan… “ jawab Bulan pendek… krik..krik...krik…

“Ahahahahah..hahahahaha…. Lucu..gw jadi oon begini padahal itu joke basi...hahahaha” dia tertawa terkekeh-kekeh. Bulan menarik nafas ia sendiri sudah tidak ingin tertawa, satu mobil dengan Juno membuatnya menjadi waspada. Untung ada temannya sehingga suasana canggung menjadi buyar.

“Ehmmm beneran belum punya pacar nih..” dia menengok kembali ke Bulan sambil tersenyum.

“Gak Mas… udah gak tertarik… punya pacar itu ribet, lebih banyak ributnya daripada senengnya… lebih enak sendiri kayanya” jawab Bulan cepat dengan cemberut. Juno kembali melirik lewat spion dilihatnya Bulan yang terus menatap jendela keluar.

“Kayanya?… jadi udah punya pacar dong… jangan-jangan..” dia melirik Juno yang hanya diam sambil terus menatap kemacetan lalu lintas di Jakarta.

“Pacar lu No?…” laki-laki itu menatap Juno yang hanya diam saja. Bulan tersenyum sinis untuk mengakui dirinya sebagai tunangan saja enggan, benar-benar aneh pikirnya.

Setelah sampai di depan kantor, Bulan membuka pintu

“Terima kasih sudah mengantar kembali ke kantor… saya pamit turun duluan Mas” Bulan mengangguk sopan pada laki-laki teman Juno yang hanya bisa bengong menatap Bulan yang berjalan masuk ke dalam gedung.

“Seriusan … pacar lu?” ia kembali menatap Juno bingung, kalau bukan pacar kenapa sampai repot-repot nganterin kembali ke kantor, tapi kalau dia pacarnya Juno kenapa malah seperti orang yang tidak saling kenal.

“Banyak bacot lu dari tadi” hanya itu ucapan Juno sambil meninggalkan gedung perkantoran Bulan.

“Seriusan… kalau bukan pacar lu, gw mau pedekate, anaknya cakep, bodynya bagus… kerjaannya apa dia?” masih penasaran dengan Bulan membuat teman Juno terus mendesak.

“Lu tanya aja sama si Afi” jawab Juno pendek.

“Lah kalau lu kenal tadi kenapa di tempat makan kagak nanya? Kaya yang gak kenal aja, pantesan lu ngeliat gak ngedip-ngedip aja” teman Juno terlihat kesal. Juno menarik nafas, sebetulnya ia ingin menyapa Bulan tapi bingung harus memulai bagaimana.

Juno POV

Dia berdiri mematung memandangku, tatapannya seperti kaget dan bingung melihat aku ada disini, atau dia kaget karena ketahuan datang bersama laki-laki lain. Melihat kekiri dan kekanan berusaha mencari tempat lain, tapi semuanya penuh.

Sebetulnya saat ia turun dari motor aku sudah melihatnya, hanya saja pikiranku itu hanya perempuan yang mirip dengan Bulan, gaya berpakaiannya berbeda dan rambutnya juga jadi berbeda. Tapi saat ia mendekat bersama laki-laki itu aku menjadi semakin yakin kalau itu dia.

“Kosong mbak disini” teriak Doni, dia itu memang kalau melihat perempuan cantik pasti saja keluar belangnya. Kuisap rokokku perlahan, dia berjalan di belakang lelaki itu. Kutatap terus tapi dia tidak berani melihat ke arahku. Ok… mind game…

Laki-laki itu tampaknya cukup akrab dengan Bulan, asyik bercerita, mengambil makanan dan berbagi minuman. Perilaku yang baru aku tahu dari Bulan, aku kira selama ini dia anak yang  pemalu rupanya tidak juga.

Obrolan mereka cukup membuatku tidak nyaman, hingga kuputuskan untuk pergi lebih dahulu. Niat untuk meninggalkan dia disana ku urungkan, menarik… aku tidak menyangka kalau dia berani untuk mengacuhkanku. Selama ini dia selalu menjadi anak yang manis dan tidak pernah berani untuk melawan perkataanku. Jadi ingin tahu kalau aku menyuruhnya pulang denganku apakah akan mengikuti atau melawan? Akhirnya aku putuskan untuk menunggunya menyelesaikan makan.

Ternyata ia masih mengikuti permintaan untuk kembali ke kantor dengan mobilku, artinya memang tidak ada hubungan spesial diantara mereka berdua. Dijalan mukanya ditekuk dan tidak mau menatapku. Doni terus saja mengoceh menanyakan ini itu padanya dan dijawab Bulan dengan kalimat penuh sindiran kepadaku.

Sesampainya di kantor aku memikirkan pesan apa yang harus aku katakan kepadanya, terkadang bingung untuk mencoba berkomunikasi dengan anak itu, rasanya seperti berhadapan dengan Afi tapi bukan, terutama saat kulihat dia hari ini, mungkin ini yang dinamakan adik ketemu gede.

1
dyul
🤣🤣🤣🤣🤣
Ayaa
ahhh thorrrr lanjutin cerita hasna reza dan ameera angga, KANGENN BANGETTTTTTT😩😍
dyul
mbul... ilmu banget itu....
dyul
Ternyata.... si angga jodoh nya ameraa, 🤣🤣🤣
ᴷᴮ⃝🍓𝓓ͥ𝓪ͫ𝓷ͦ𝓲ͤ𝓪ͭᵇᵃˢᵉՇͫɧͧeᷡeͤՐͤՏꙷ
Juned udah gak tahan pingin eheeeem 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
dyul
papi... kudisan.... si tukang marah....lakinya hasna 🤣🤣🤣🤣
dyul
mbul..... 🤣🤣🤣🤣
dyul
🤣🤣🤣🤣
dyul
shrook..... antara sedih sm lucu
dyul
duh😭😭😭😭
dyul
alah maneh beny gangguin org belah duren🤣🤣🤣🤣
larasati
Luar biasa
dyul
🤣🤣🤣🤣
dyul
😭😭😭😭
Cucu Supriatin
ntah yg ke berapa x ny baca ulang

..GK bosen2...
Herawati
Luar biasa
Herawati
Lumayan
Dwi Nuryani
luar biasa
Widayati Y
seruuu
Nani Widia
baca episode ini sama bulan putus pasti nanggis padahal dah baca beberapa kali/Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!