Tak ingin adiknya meninggal, Arum Marchelya (18) gadis cantik yang hidup hanya berdua dengan sang adik tirinya itu bersusah payah mencari pinjaman untuk kesembuhan Kamelia yang mengidap penyakit leukemia. Karena biaya berobat tidak mencukupi untuk kesembuhan adiknya, Arum terpaksa memberanikan diri untuk meminjam 100 juta pada Bos Rentenir. Tapi nasib malang menimpanya, Arum yang cantik jelita malah dipaksa untuk menjadi istri keempat Rentenir yang berusia 40 tahun.
Arum yang masih belia langsung menolak hingga ia pun dikejar oleh tujuh Preman. Arum mencoba kabur sebelum tubuhnya diperkosa oleh Preman milik Rentenir itu.
Namun tiba-tiba Arum tidak sengaja bertemu dengan sosok pria misterius. Ia pun meminta pertolongan padanya, berharap selamat dari kejaran tujuh Preman. Tetapi, Arum tidak sangka pria misterius itu menawarkan uang 100 juta apabila ia bersedia melahirkan anak untuknya.
"Lahirkan anak untukku, sayang."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Tidurlah Sayang
"Dia bukan gadis jelata! Arum gadis berlian, dia akan menjadi Istriku dan Ibu anak-anakku! Mama jangan sekali lagi menghinanya," Rayden membentak.
"Rayden, Mama hanya ingin terbaik untukmu, Mama yang membesarkanmu dari kecil hingga sekarang, bukan gadis itu!"
"Tapi Mama bukanlah wanita yang melahirkan ku. Mama hanya selir rendah yang dipinang oleh Ayahku!" balas Rayden menekan kuat ucapannya. Nyonya Barsha terguncang mendengarnya. Wanita itu perlahan berkaca-kaca, terasa ada tusukan di dalam hatinya.
"Kau-kau tega sekali, Mama memang bukan Ibu kandungmu, tapi bagi ku-kau--" Nyonya Barsha berhenti, air matanya berlinang jatuh.
"Cukup, jangan kau tumpahkan air mata kepalsuan itu, aku tidak akan lagi dibodohi oleh mu!" Rayden menunjuk geram Nyonya Barsha, jengkel mendengar tangisnya.
"Rayden, seumur hidup Mama, baru kali ini kau menghina Mama! Kau sangat beda dengan kakakmu, kau kasar dan sombong, tidak seperti Joan!" cecar Nyonya Barsha. Rayden pun mengangkat tangannya, ia tidak suka dibanding-bandingkan.
"Sialan, jangan bawa-bawa---"
"Stop!" Arum berdiri di hadapan Nyonya Barsha. Gadis itu hampir saja terkena tamparan Rayden. Melihat gadis itu merentangkan kedua tangan di depannya, Nyonya Barsha terkejut dengan aksinya itu.
Rayden menurunkan tangannya, ia juga terkejut tiba-tiba Arum maju melindungi wanita bayah itu. Apalagi kedua mata hitam Arum sudah membanjir dengan air matanya.
"Jangan pukul, jangan kau pukul Ibumu, Tuan. Walau dia bukan wanita yang melahirkan mu, dia harus tetap dihormati, dia bersusah payah menjaga mu, bahkan tidak pernah meminta balasan. Lebih baik, Tuan tidak usah menikah dengan ku, maupun melahirkan anak ini lagi," ucap Arum terbata-bata. Ia sakit melihat Nyonya Barsha dibentak-bentak. Ia tidak tega sama sekali.
"Apa maksudmu ini, Ha?" Rayden langsung mencengkeram lengan Arum.
"Lebih baik anak ini aku gugurkan, Tuan. Anak ini tidak berhak hidup, apalagi tidak berhak untuk--"
'Acchhhh!' Arum menjerit kesakitan setelah ditarik paksa untuk mendekat. Gadis itu menggigil takut dengan tatapan mengerikan Rayden.
"Apa kau ingin membodohiku? Kau sudah mengambil uang 100 juta, dan sekarang kau ingin mengaborsi anakku?"
"Tu-tuan Ray, dari pada semua ini menjadi masalah besar, lebih baik kita akhiri kesepakatan kita, a-aku akan mengembalikan uang 100 juta mu, tapi sebelum itu--" ucap Arum bergetar lalu memohon kembali. "To-tolong jangan menghentikan pengobatan adik tiri ku dulu."
Nyonya Barsha membisu melihat gadis 18 tahun itu menangis dan memohon sesuatu demi adiknya. Nyonya Barsha mengepal tangan, mencoba mencerna apa yang terjadi diantara keduanya. 'Gadis ini rela hamil demi adiknya? Apa dia terpaksa atau dipaksa?' batin Nyonya Barsha dengan tatapan kasihan.
"Mengembalikan uang? Memangnya kau bisa mengembalikan uang sebanyak itu, ha?" kesal Rayden masih mencengkeram lengan Arum.
"Aku pasti bisa, aku cuma menjual diri dan menabung--"
"Acchhh, sakit Tuan!" Arum sekali lagi menjerit kesakitan saat tangan itu berpindah mencengkeram rahangnya.
"Baby, kau membuat ku marah! Aku tidak akan melepaskanmu, bahkan membiarkan kau tidur dengan pria lain di luar sana! Kau hanya milikku! Camkan, itu!"
Arum menggertak kesal dalam tangisnya. Ia pun berusaha mendorong sekuat tenaga dada Rayden, tetapi tenaga Rayden terlalu kuat untuk dijatuhkan.
Nyonya Barsha terkejut lengan Arum mulai membiru, bekas cengkeraman Rayden telah menyakiti gadis itu. Sontak, Nyonya Barsha menarik keras Arum ke dalam pelukannya. Arum terhenyak didekap oleh wanita itu, terutama Rayden sangat terkejut.
"Sudah cukup, Ray! Dia sedang hamil, tidak seharusnya kau menyakiti dan membentaknya," ucap Nyonya Barsha mengelus-elus punggung Arum. Gadis itu pun menenggelamkan kepalanya di dalam pelukan itu, sesugukan tidak dapat menahan lengannya yang sakit.
"Berikan dia padaku, Mama!" pinta Rayden takut tindakan Nyonya Barsha hanyalah pengalihan emosinya. Ia yakin wanita itu pasti akan membuang Arum.
"Tidak, Mama tidak mau memberikannya padamu, dan biarkan Mama berpikir tentang kalian." Nyonya Barsha membawa Arum bersamanya, meminta Melissa membawa sepiring makanan.
Rayden terdiam melihat sekilas lebam di lengan Arum. Ia pun sadar tindakannya tadi sangatlah berlebihan. Rayden duduk di meja makan sendirian menyantap makanannya.
"Cih, sialan!" rutuk Rayden pada dirinya sendiri. Menunduk dan merenung. 'Arrrgghhh, kalian semua brenseek!' Rayden meracau bingung mengartikan perasaannya saat itu.
Kini terlihat Nyonya Barsha duduk di sebelah Arum, ia menyuapi gadis itu pelan-pelan. Sedangkan Melissa mengobati lebam Arum. Arum hanya bisa nurut disuapin. Ia menunduk dan berkata dengan lirih.
"Maaf-ma-maaf, karena aku hubungan anda dan Tuan Rayden jadi retak begini, aku minta maaf sudah keterlaluan ikut campur, aku tidak tahu kalau Tuan Rayden adalah pewaris berikutnya. A-aku minta maaf telah mengandung anak ini, jika-jika Nyonya bersedia, bisakah anda membawa ku pulang dan meminjamkan uang 100 juta? Aku janji tidak akan lagi menampakkan diri dan berhubungan dengan--"
Pluk!
Arum terbelalak dan terkejut Nyonya Barsha memeluknya dengan hangat. Melissa di sana hanya menunduk, ia tidak tega mendengar Arum bicara sambil menangis sesugukan.
"Sudah cukup jangan dipikirkan, aku tidak akan lagi mempermasalahkan ini."
"Ma-maksud Nyonya apa?" tanya Arum sesugukan.
Nyonya Barsha mengelus pipi Arum, beranjak berdiri kemudian keluar dari kamar. Arum bingung mengartikan ucapan dan senyuman wanita itu. Melissa memeluk Arum agar bisa cepat tenang. Selang beberapa menit, Arum bisa tenang. Melissa tersenyum lalu menunjuk perut Arum, bertanya soal kehamilan Arum itu asli atau bukan. Arum pun berkata kalau dia memang sedang hamil dengan usia kandungan sudah 4 minggu. Melissa tersenyum mendengarnya lalu memeluk Arum.
"Ma-maaf, kau jadi terluka, Arum."
Arum hanya menggelengkan kepala. Ia kembali tersenyum, berkata perasaannya sudah baik-baik saja. Melissa pun pamit keluar membiarkan Arum sendiri.
Gadis itu pun menekuk kedua lututnya, ia menundukkan kepala.
'Kamelia, kakak takut.' Arum sesekali menangis. Ia ingin sekali melawan saat ini, tetapi ia juga takut adiknya akan mati dibunuh.
Seketika pintu kamar kembali terbuka. Arum menoleh pada Rayden yang datang. Arum bergegas mundur ke belakang, ia takut Rayden ingin menyakitinya lagi.
"Ma-maaf Tuan, maaf atas ucapanku tadi." Arum menunduk di atas ranjangnya. Namun tiba-tiba, pria itu duduk di sebelahnya. Rayden mengepal tangan melihat Arum tidak mau menatapnya.
Sontak, gadis itu menoleh ketika lengannya yang terluka diolesi obat oleh Rayden. Lengan Arum terlihat bergetar, membuat Rayden berhenti lalu menatapnya. Kedua mata mereka bertemu. Mata hitam teduh itu sudah sembab dari tadi. Arum menutup mata saat tangan Rayden menyentuh rahangnya. 'Ya Tuhan, apa dia ingin mencengkeram daguku lagi?' batin Arum.
Pluk! Arum terkesiap menerima pelukan pria itu. Ditambah pelukan ini beda sekali. Terasa menenangkan dirinya yang ketakutan. Rayden melepaskan pelukannya, kembali menatap Arum. Pria itu masih diam, membuat Arum cemas. Namun dengan cepat, ia dicium olehnya. Air matanya kembali berlinang setelah mendengar dua kata itu terlontar.
"Maaf, sayang."
Rayden memeluknya lagi. Ia sangat bersalah telah melukainya. Arum terdiam, hanya bisa menangis dalam diam. Suaranya sudah habis, begitupula air matanya. Arum mendorong dirinya lepas, menatap mata Rayden. Gadis itu tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di dada Rayden. Melihat Arum nampak lemah, Rayden pun meniup lebam di lengan Arum.
"Masih sakit?" tanya Rayden khawatir karena Arum diam saja.
"Beby...."
"Ma-masih Tuan," lirih Arum menjawab. Rayden pun kembali meniupnya.
"Masih sakit?"
"Sa-sakit, Tuan,"
Sekali lagi Rayden meniup-niupnya.
"Masih sakit?"
Arum mengangguk saja. Gadis itu diam-diam tersenyum karena kelakuan Rayden itu. Pria itu kembali lagi meniupnya lalu bertanya. Arum hanya mengangguk saja. Rayden jadi tambah khawatir, tetapi seketika Arum yang lagi terpejam bertanya, "Aku boleh tidur sebentar, Tuan?"
"Kau ngantuk?"
"Bukan, Tuan,"
"Terus?" Rayden menunduk melihat gadisnya masih terpejam.
"Aku pusing," jawab Arum membuka mata lalu menangadah menatap mata biru Rayden.
Mendengar keluhan Arum itu, Rayden pun mengecup lembut kepala Arum. "Tidurlah, sayang." Rayden membelai rambut Arum, dan sesekali mengelus lengan Arum yang sakit itu. Arum tersenyum saja lalu kembali memejamkan mata. Ia tertidur di sandaran hangat Rayden.
Nyonya Barsha dan Melissa di luar kamar yang mengintip, keduanya pun saling bertatapan.
"Nyonya, sepertinya Tuan Rayden mencintai gadis itu, bukan karena anak yang dikandungnya saja." Melissa yakin itu. Nyonya Barsha tanpa ekspresi pergi begitu saja dan diikuti pelayan itu.
Kini Rayden membaringkan Arum ke ranjang kemudian duduk di sebelahnya. Dengan bersalah, ia mengelus rambut, mengecup kening Arum dan kemudian berbaring di sampingnya. Seketika ia terkejut saat Arum menggeliat lalu menghadap ke arahnya. Gadis itu menggigil dalam tidurnya, seolah ketakutannya masuk ke dalam mimpi. Rayden segera memeluknya memberi kehangatan.
"Maaf, tidak seharusnya aku menakuti dan menyakitimu tadi." Rayden mencium hidung mancung gadisnya, mulai tertidur di samping Arum malam ini di kamar dan ranjang yang sama.
.......
Edwar itu keliatan cinta banget sama Elisabeth buktinya dya Samapi sekarang mau membalaskan kematian istrinya...tapi kenapa dya menikah Samapi tiga kali. oke mungkin untuk kedua masuk akal karena anak"nya masih kecil masih butuh yg namanya ibu tapi yg ketiga..gunanya apa? trus kenapa sampai Mariam jadi queen? dan kenapa barsha gak pernah disentuh Edward, om yg ini masuk akal lagi kalau mungkin saat itu Edward masih cinta sama istri pertamanya. tapi yah ketiga .istimewa apa yg dimiliki Mariam , pengertiannya? tapi bukannya barsha juga seperti itu?😌 terlihat dari kedekatan rayden dengannya sedangkan Mariam? trus mandul? darimana Mariam tau sedangkan Edward saja gak pernah menyentuh barsha ..ketiga Edward itukan ketua mafia masa gak tau yg tulus dan tdk? yg mana musuh dan bukan?..
.semua gak nyambung 😪
katanya cinta sama istri pertama kok punya istri sampai tiga. katanya ketua mafia kok bodohnya ketulungan.
trus kata mandul itu karena perkataan Mariam bukan? pertanyaan gw lagi. barsha sdh ada sejak rayden kecil lah Mariam itu baru ada .
trus Edward percaya aja gitu sam aperkaatn Mariam sedangkan Edwar tdk pernah menyentuhnya .darimana dya tau barsha mandul kalau untuk mendapatkan bibit saja gak pernah .
bener" dah Thor ..aneh
trus lo kira marahnya rayden sampai gak kasih makan istrinya ..itu bukan fatal dan bisa langsung dimaafkan?
heheh ceritamu menjatuhkan perasaan danharga diri wanita. sangat RENDAH! dan SAMPAH!
l
aneh banget lu nulis kalimat.😌
terus merebut posisi elisabeth emang queen bisa diberikan untuk orang lain. ini tentang kerajaan bukan meskipun mafia gak cocok bahkan gak nyambung dan gak masuk akal bisa"nya ada mafia dalam kerajaan 🤦 queen kan hanya untuk istri pertama lah yg lain hanya selir..kalau pun ada queen tapi bukan untuk posisi elisabeth. seperti kerajaan inggris ada queen tapi queen lain. ..gw lupa istri kedua pangeran cherles dya itu gelarnya queenn(gak tau gw lupa)
bukannya memberantas musuh kan itu tujuannya, mencari dalang istrinya meninggal lah kok masih mau ya meneruskan kelompoknya. sampai anak yg akan lahir selanjutnya malah disambut sebagai pewaris mafia.
mirisss
trus katanya ayahnya rayden itu sangat mencintai istrinya kok nikah lagi samapi punya istri ketiga .
kalau cinta gak nikah lagi, kalaupun hanya ada istri kedua karena anak"nya saat itu masih kecil dan perlu ibu..masuk akal aja. nah ini istri ketiga ngapain? 😌