Siapa yang menyangka seorang Gus cucu dari pemimpin pesantren bisa melakukan kesalahan yang terbilang fatal.
Zayn tak sengaja meniduri seorang gadis yang merupakan teman adiknya. gadis yang kerap kali Zayn anggap sebagai musuhnya karna perilaku dan tindakan gadis itu.
Zayn terus memaksa akan bertanggung jawab meskipun gadis itu selalu menolaknya. rasa bersalahnya tak hilang begitu saja meski gadis itu tak mempersalahkan apa yang mereka lalu.
Lantas apakah mereka akan tetap diam atas dosa yang pernah mereka lakukan tanpa sengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran secara resmi
"Tante tidak perlu menghawatirkan keluarga Omar akan hancur namanya. Aku akan mencari Alexa, aku bersedia menikahi Alexa sekalipun Alexa mengandung benih pria lain." Suara seorang pria mengagetkan semua orang, orang tua Alexa, Zayn, dan orang tuanya kompak menoleh ke arah pintu, menampil seorang pria yang kini berjalan ke arah mereka.
Adam tampak tenang menghampiri semua orang, meskipun hatinya terasa tercabik karna kenyataan Alexa tengah mengandung benih pria lain. Dua tahun Adam menjalin hubungan dengan Alexa tidak sekalipun Adam berniat merusak wanita yang ia cintai sejak lama, Adam benar-benar menjaga Alexa, sentuhan yang mereka lakukan hanya sekedar pelukan dan kecupan biasa, meskipun Adam dan Alexa pernah melakukan ciuman bibir beberapa kali, tapi menurut Adam itu masih dalam batas wajar.
"Kau akan tunangan dengan sepupuku Alena sialan." Zayn membentak Adam, ia tak terima niaynya di halangi.
"Aku sudah membatalkan semuanya. Aku mencintai Alexa, sekalipun aku melanjutkan hubunganku dengan Alena itu percuma karna aku tetap mencintai Alexa." Adam berujar tegas.
"Tutup mulutmu Adam! Aku harus bertanggung jawab karna sudah merusak Alexa."
"Aku juga harus bertanggung jawab, ini semua karna ulah ibu dan sau dariku. Aku minta maaf untuk ini." Adam tetap kukuh ingin menikahi Alexa.
"Om, aku berjanji! Aku akan menerima apapun kekurangan Alexa, aku akan menyayangi bayi itu sebagai bayiku sendiri. Aku mohon restu untuk menikahi putri Om secepatnya." Adam tidak lagi perduli sekalipun ibunya akan mengutuknya, yang ia inginkan hanya Alexa, dan Alexa saja.
Azam terlihat berpikir, juga meneliti manik Adam yang terlihat bersungguh-sungguh.
Zayn mengepalkan tangan dengan erat. Di bandingkan nama baik keluarganya Zayn lebih mementingkan apa yang ia perbuat pada Alexa.
"Aku tidak akan membiarkan kau menjadi ayah dari bayiku." Zayn kini mencengkram kerah kemeja Adam dan menyudutkan mantan kekasih Alexa ke dinding rumahnya. Wajahnya yang di hiasi beberapa memar bekas pukulan Om Azam tak membuat Zayn gentar.
Adam menghempas tangan Zayn dari kerah bajunya, kemudian mengibasnya beberapa kali. "Kau ingin mempermalukan keluargamu sendiri?" Adam menatap Zayn dengan tatapan mengejek, tapi sungguh itu tidak berpengaruh untuk Zayn.
Zayn tak ingin repot-repot menjelaskan apapun pada Adam, ia menyeret Adam keluar dari rumahnya. Dan mengusir Adam.
"Pergi kau! Kau tidak di perkenankan berada di sini." Zayn mendorong tubuh Adam sampai pria itu terperosok di halaman rumah Zayn.
Zayn memanggil security dan menyuruh pihak keamanan yang berada di sana untuk mengusir Adam dari rumahnya.
Cara itu Zayn lakukan karna Zayn hapal sekali semanis apa mulut Adam. Jika Zayn membiarkan Adam berkata lebih banyak lagi bukan tidak mungkin jika orang tua Alexa akan luluh. Zayn tidak ingin mengambil resiko dengan membiarkan Alexa dan bayinya berhasil di miliki oleh Adam.
Zayn kembali memasuki rumah.
"Om, apapun yang terjadi. Zayn akan menikahi Alexa. Mengenai latar belakang keluarga Zayn. Zayn harap Om tidak memikirkan itu. Kesalahan Apa yang Zayn lakukan tidak ada sangkut pautnya dengan orangtua juga keluarga Zayn. Ini murni kesalahan Zayn. Tidak masalah jika Zayn harus pergi dari keluarga besar." Zayn tidak lagi memikirkan tanggapan orang lain tentang dirinya.
Lexi menatap putranya, ada rasa bangga yang merelungi hatinya. Putranya benar-benar berani mengakui kesalahnannya. Padahal jika Zayn ingin berbuat culas, Zayn bisa saja diam. Dengan cukup menutup rapat mulutnya maka tidak akan ada orang yang mengetahui aibnya, Alexapun tidak mengatakan apapun. Tapi Zayn berani menerjang apapun masalahnya demi mengakui kesalahannya.
"Bagai mana Azam?" Kahfa bertanya, sedangkan Azam tengah berpikir keras. Azam tau putrinya mencintai Adam. "Itu terserah kau saja ingin menikahkan putrimu dengan siapa. Tapi jika boleh ku memberi saran, Zayn merupakan pilihan yang tepat. Dia pasti akan menyayangi cucumu dengan sangat tulus dia ayah biologisnya." Kahfa menatap Azam yang kini hanya diam.
Zayn mungkin akan mencintai dan menyayangi cucunya, karna pria itu pemilik bayinya. Tapi bagaimana dengan putrinya, Alexa tidak mencintai Zayn begitu juga dengan Zayn, Zayn ingin menikahi Alexa hanya sebagai bentuk tanggung jawab bukan karna menyukai apa lagi mencintai putrinya. Sedangkan Adam, di mata Adam masih terlihat jelas jika mantan kekasih Alexa masih mencintai putrinya, jujur saja ia di lema akan memilih siapa untuk ia jadikan menantu.
"Om, Zayn mohon terima pinangan Zayn. Zayn tau Zayn tidak tau diri! Tapi tolong biarkan Zayn bertanggung jawab pada Alexa." Zayn takut keraguan di mata papa Alexa akan menghempaskan dirinya hingga ke dasar.
"Green aku mengenal putraku dengan baik. Aku sendiri yang membesarkannya, kalian tidak akan menyesal memilihnya sebagai menantu kalian. Bujuk suamimu untuk menerima lamaran Zayn." Mama Lexi memegang tangan Greendia.
Zayn merasa terharu atas sikap mama dan papanya, sekalipun dirinya bersalah, mama dan papanya tetap menginginkan yang terbaik untuknya.
"Tunggu sebentar." Zayn berlari ke kamarnya dan mengambil sebuah cincin berlian, tanpa kotak ataupun tempat.
Zayn menunjukan cincin itu di hadapan semua orang. "Dengan ini, aku melamar Alexa dengan resmi. Meskipun waktunya tidak tepat, tapi aku rasa lebih cepat lebih baik." Zayn berujar lantang. Kemudian ia mengantongi cincin itu kedalam baju koko yang ia kenakan. "Aku sendiri yang akan menyematkan cincin ini pada Alexa saat aku menemukannya nanti." Zayn tidak perduli jawaban Azam, yang jelas ia harus mencari Alexa.
"Tolong siapkan pernikahanku Pa." Hanya Papanya yang ia andalkan saat ini.
"Papa akan mengatur semuanya. Cari dan temukan calon menantu Papa." Kahfa menepuk pundak putranya, memberikan semangat pada Zayn.
"Suami akan luluh dengan bujukan istrinya. Tolong katakan pada mas Azam agar menerima lamaran Zayn." Mama Lexi berbisik Green hanya mengangguk.