Cinta pertama, sesuatu yang menurut orang tak bisa dilupakan dengan mudah, mungkin itu juga yang terjadi pada Alya.
-Kamu cinta pertamaku, ku harap aku dan kamu akan selalu menjadi KITA-
Alya khumaira.
Namun bagaimana jika Alya tau bahwa dirinya hanya menjadi bahan taruhan saja? Mampukah Alya melupakan segalanya?
Dan bagaimana jika suatu hari di masa depan ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya?
Mampukah dia menghadapi Cinta sekaligus Kesakitannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyaris..
Besoknya Alya masih belum bertemu Faris, dan hari ini Alya memutuskan untuk mencari kepastian, tentang hubungan mereka, Alya memutuskan untuk menemui Faris.
Jika saja Faris tak menghindar atau setidak nya memberi kabar mungkin Alya tak perlu serepot ini tapi kan Alya juga gak mau di gantung.
Alya memutuskan mencari Faris di Resto&Cafe ia ingat Faris dan teman- temannya rutin nongkrong disana sambil bermain biliar, selama pacaran dengan Faris Alya juga beberapa kali diajak ikut kesana jadi dia sudah tahu, dan juga Faris and the genk selalu menempati ruangan yang sama, seolah itu memang khusus dibuat untuk mereka, dan pelayan juga sudah mengenal Alya sebagai pacar Faris jadi Alya langsung di persilahkan masuk, karena di sekolah Faris sudah sulit di temui, maka tanpa memberi tahu Alya mendatangi Resto&Cafe dan langsung ke ruangan tempat mereka main.
Alya akan membuka pintu, namun tangan Alya berhenti saat mendengar suara Faris dan ketiga temannya.
"Jadi Lo belum dapet Ris.." Nando memperhatikan Faris yang sedang menyodok bola.
"Nyaris.."
Trak..
Suara bola terlempar membuat jantung Alya berdebar kencang..
"Iya padahal udah ho*t banget ini" Pasha sedang memegang Hape Faris melihat adegan demi adegan di dalamnya.
"Iya, nyaris aja dikit lagi eh.. nyokapnya telpon.. gagal gue" Alya menegang.
"Lo tau, pas Lo yang lagi cium dia di belakang gudang, sumpah itu beneran udah kaya nonton film semi gue, mana sambil ngerames- remes lagi."
Faris terkekeh "Tapi kayak nya abis ini bakalan susah deh, makanya sekarang Gue lagi tarik ulur biar dia tau gimana rasanya di gantung"
"Lo tau beberapa hari ini dia sering ke kelas kita cuma buat cari Lo, tega Lo" itu bukan rasa iba tapi lebih ke mencibir, Alya tau dari nadanya.. "Anak orang Lo gantungin Ris.." mereka tertawa.
"Lo tau berapa kali dia telpon Gue dalam sehari, mungkin sampai seratus kali kalau di hitung"
"Kenapa gak ancem aja pake vidio ini" seru Pasha. "Lo.. dengerin nih .."
["Terus perasaan Kak Faris ke aku gimana?" jeda beberapa detik..
"Jangan Kak!"
"Aku cinta kamu Al.. boleh kan?"]
"Sweet banget kan?.. Aku cinta kamu Al.. bolehkan?" Pasha menirukan suara Faris. "Tapi kalau sampai dia lihat isi vidio ini, pasti dia pasrah dan nurutin Lo"
Ya itu suara Alya dan Faris waktu Alya di kamar Faris.. Alya menutup mulutnya.. Astaga.. Faris merekamnya.
Alya mengingat adegan itu, dia bahkan nyaris te lan jang, dia bergetar takut, Faris merekamnya dan memperlihatkan pada ketiga temannya.
"Gak bisa, curang itu.. enak aja.. berarti itu namanya bukan karena cinta, tapi karena terpaksa.." Randi sejak tadi diam mulai angkat suara.
Faris menggedikkan bahu "Lagian kalau ada apa-apa ogah kalau Gue harus tanggung jawab.. beda lagi kalau kita sama-sama mau.."
"Inget ya Ris, waktunya sampei kita lulus, kalau sampai kita lulus Lo gak dapat perawan Alya, Lo kalah!"
Degh.. degh.. degh..
"Tapi ini bakalan mudah kalau Lo lakuinnya sama Salsa.."
"Gila Lo, Gue gak mungkin lakuin itu sama dia.."
"Iya dia terlalu berharga.." Alya sudah tak sanggup lagi mendengar kelanjutan obrolan Faris and the genk itu, Dadanya merasakan sakit yang amat dalam, rasanya perih..
"Loh, Alya kok udah keluar lagi.. Kak Faris ada di dalam kan?" seorang pelayan menyapa Alya, dia baru saja mempersilahkan Alya masuk, tapi sebentar saja Alya sudah keluar..
Alya tersenyum canggung "Itu.. Kak, tolong jangan bilang-bilang kalau saya datang ya"
"Loh, kenapa?"
"Tadinya saya mau bikin kejutan, ta..tapi kayaknya gak jadi sekarang deh.." Alya ingin segera pergi.. semoga Pelayan ini tak memberi tahu kedatangannya pada Faris dan ketiga temannya, Alya.. Takut.
"Oh.. oke.." Pelayan itu merasa heran dengan raut gugup Alya, ingat Alya tak pernah bisa berbohong, namun itu hanya Ibu yang tahu, sedangkan pelayan itu.. "Semoga lancar kejutannya"
"Aku.. pergi dulu ya Kak.." Alya segera melesat keluar dari Resto&Cafe, mencoba membuat gerakan senormal mungkin, begitu tiba diluar Alya berlari sekencang mungkin diiringi tangis di kedua matanya.
.
.
...
Jadi Alya gimana?🤔
Yah.. lihat nanti aja lah🤭
Untuk sekarang jangan lupa..
Like..
Komen..
Vote..
Disini sepi bangetttt... 😭😭😭ini belum kontrak loh.. kalau sepi terus aku mau pundung aja ah.. kabuuuurrrr
🏃🏃🏃