SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kejujuran Alfaro.
Setalah menghabiskan waktu hampir setengah hari, akhirnya mereka sudah sampai di kediaman kedua orang tua Syafira. Syafira yang sangat rindu kepada orang tuanya pun langsung menarik Alfaro keluar dari mobil. Dia berlari memasuki halaman rumah yang sedikit sempit itu,
"Sayang, Jagan lari lari, nanti kamu jatuh." Terus Alfaro yang khawatir.
"Ayo cepet jalannya sayang, aku kangen banget sama ayah, sama ibu" ucap Syafira sambil terus menarik Alfaro.
"Iya iya," pasrah Alfaro yang mengimbangi langkah Syafira.
Toktoktok!!
"Ibu Sya pulang!" Teriak Syafira dari bepan pintu rumah yang membuat Alfaro dan Leon tutup telinga. Mereka baru pertama kali mendengar suara Syafira sekencang itu.
"Sayang jangan teriak teriak, nanti tenggorokan kamu sakit" tegur Alfaro lagi, namun Syafira tak menghiraukannya.
Tak lama kemudian pintu pun terbuka, terlihat raut wajah bahagia dari ibu Sri menyambut kedatangan anaknya itu.
"Sya, kamu belum buang kebiasaan buru kamu yah" ucap ibu Sri seraya berhambur kedalam pelukan Syafira.
"Ibu baik baik aja kan di rumah," tanya Syafira yang memeluk erat ibunya.
"Ibu baik baik aja Kok nak, apa kamu di kota baik baik aja selama ini?" Ibu Sri balik bertanya sambil melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah Syafira.
"Sya baik baik aja kok selama ini, ibu gak perlu khawatirin Syafira" ucap Syafira.
"Baguslah kalau begitu, oh iya, itu di belakang kamu siapa?" Tanya ibu Sri yang melihat kedua pria tampan di belakang anaknya.
"Oh it–"
"Saya Alfaro Tante, senang bertu dengan Tante" ucap Alfaro dengan cepat memotong ucapan Syafira, Alfaro memperkenalkan diri dan langsung mencium tangan ibu Sri.
"Saya Leon Tante, teman Alfaro, sekaligus asistennya" ucap Leon yang ikut memperkenalkan diri dan mencium tangan ibu Sri.
"Kalian panggil saja ibu, gak perlu pake Tante, ibu juga senang bertemu kalian" ucap ibu Sri seraya mengembangkan senyumnya.
"Baik ibu" ucap Alfaro dan Leon bersamaan dan ibut tersenyum hangat kepadaibu Sri.
"Terus pacar kamu yang nama Sya?, ibu yakin, pasti ada salah satu dari mereka, iya kan" tanya ibu Sri pada putrinya sambil tersenyum menggoda.
"Ish ibuu.." ucap Syafira yang menahan malu karna pertanyaan ibunya itu.
"Ya sudah sekarang kita masuk, kita makan siang bersama." Ajak ibu Sri kepada mereka. Alfaro dan Leon pun mengikuti Syafira dan ibunya masuk kedalam rumah. Saat tiba di ruang tamu, ayah bima keluar dari kamarnya sambil memegangi tongkat, ayah bima langsung menyambut putri dan kedua teman yang di ajak putrinya itu.
"Anak ayah sudah pulang ternyata," ucap ayah bima yang baru keluar dari kamarnya.
Syafira yang melihat ayahnya sudah bisa berjalan kembali pun dibuat terkejut sekaligus bahagia. Dengan cepat Syafira berlari ke arah ayahnya, dan memeluk ayahnya dengan erat.
"Ayah, Sya kangen banget sama ayah," ucap Syafira yang berada di dalam pelukan ayahnya.
"Ayah juga sangat kangen kamu nak," ucap ayah bima sambil tersenyum.
"Ayah udah bisa jalan?, sejak kapan ayah bisa berjalan kembali?" Tanya Syafira sambil melepaskan pelukannya.
"Iya sayang, ayah udah bisa berjalan lagi, ya walaupun masih harus menggunakan tongkat. Saat kamu pergi ke kota, ayah menerima bantuan berupa uang dan bahan pangan dari seseorang, tapi ayah tidak tahu siapa orang itu." Jawab ayah bima apa adanya.
"Bantuan dari seseorang?" Tanya Syafira dengan raut wajah yang bingung.
Sedangkan Alfaro dan Leon hanya berdiri di belakang ibu Sri, mereka berdua berusaha berpura pura tidak mengetahui apa apa.
"Iya nak, waktu itu ada beberapa orang yang datang kerumah kita, mereka mengantarkan barang berupa bahan pangan dan sejumlah uang, mereka memberikan semuanya kepada kita secara cuma cuma, namun saat ibu tanyakan semua itu dari siapa, mereka tak ada yang mau memberi tahu ibu sama sekali, mereka hanya memberi tahu kalau semuanya itu dari tuan A saja" jawab ibu Sri dari belakang tubuh Syafira, ibu menjelaskan semuanya kepada anaknya.
"Tuan A?" Tanya Syafira pada ibunya. Syafira menatap ibunya sesekali melirik ke arah Alfaro yang berada di belakang ibunya. Ibu Sri mengganggu. Sedangkan Alfaro yang di tatap beberapa kali oleh Syafira pun berusaha memalingkan pandangannya seakan tak menyadari tatapan Syafira.
"Apa mereka terlihat menyeramkan, terus apa mereka memanggil tuan A dengan sebutan tuan muda?" Kembali Syafira bertanya ada ibunya sambil menatap Alfaro curiga.
"Oh iya Bu, Alfaro sama Leon keluar dulu yah, mau cari angin sekalian liat liat sekitar dulu" ucap Alfaro berusaha mengalihkan pembicaraan sembari ingin bergegas keluar dari rumah.
Saat ibu Sri ingin mengizinkan Alfaro dan Leon keluar dari rumah. Tiba tiba Syafira memegang tangan ibunya.
"Kalian tetap di tempat atau keluar dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi," tegas Syafira dengan nada yang penuh penekanan di setiap katanya. Alfaro dan Leon yang mendengarkan ancaman Syafira pun seketika menghentikan langkahnya. Mereka saling pandang satu sama lain sambil menelan ludahnya kasar.
"Sekarang ibu jawab dulu pertanyaan aku." Ucap Syafira pada ibunya.
"I–iya, semua yang kamu katakan itu benar, me–mereka memang memanggil tuan A dengan sebutan tuan muda," jawab ibu Sri yang ikut ketakun saat melihat sorot mata anaknya.
Syafira mengangguk paham dan melihat Alfaro yang masih berdiri mematung sambil membelakangi dirinya. Syafira sangat curiga kepada Alfaro sejak awal di tambah lagi dengan bertingkah aneh Alfaro setelah mengetahui kabar tersebut, Syafira semakin curiga kepadanya.
"Sekarang tuan muda bisa jelaskan semuanya kan?" Tanya Syafira dengan nada yang sinis. Alfaro membalikan tubuhnya dan menggeleng cepat, seakan kecuriaan Syafira itu tidak lah benar.
"Bu–bukan aku sayang." Ucap Alfaro sedikit bergetar sambil mengisyaratkan kepada Leon agar membelanya.
"Jujur atau kamu gak bakal liat aku lagi di hidupmu!" Ancam Syafira dengan nada yang tegas.
Suasana di ruangan tersebut seketika mencekam, nada berbicara Syafira yang penuh ketegasan dan penekanan membuat semua orang di sana merinding dan berusaha menelan salivanya dengan susah payah. Ibu Sri dan ayah bima yang baru pertama kali mendengar nada bicara Syafira yang seperti itu, ikut di baut menciut dan merinding.
"Kok kamu ngancem sih sayang, gak asik tau" ucap Alfaro dengan nada yang lesu.
"Jujur atau!!!" Ucap Syafira menggantungkan kalimatnya.
"Iya iya aku jujur, tapi kamu jangan marah yah, please!" Ucap Alfaro seraya memohon.
"Iya, asal kamu jujur dan jelasin semuanya." Ucap Syafira dengan nada yang bijak.
"Baiklah. Ibu, ayah, sebelumnya saya minta maaf karna saya sudah lancang ikut campur urusan ayah dan ibu, saya hanya ingin membantu kalian saja, saya juga minta maaf karna saya menutupi identitas saya sebagai pemberi bantuan tersebut," ucap Alfaro sembari menundukkan kepalanya.
"Lalu bagaimana kami bisa membalas bantuan tuan muda, kami tak–" tanya ibu Sri terpotong saat Alfaro menatapnya.
"Ibu, saya mohon..... Jangan pernah berpikir mengembalikan bantuan dari saya, saya ikhlas memberikan semua itu untuk ibu dan ayah, saya senang jika bantuan dari saya bisa bermanfaat buat ayah dan ibu." Ucap Alfaro dengan nada yang lembut sambil terus mengembangkan senyumnya.
Ibu Sri dan ayah Bima hanya bisa meneteskan air mata harunya, sungguh mereka sangat beruntung karna mendapatkan bantuan dari orang yang sangat baik hati seperti Alfaro. Syafira juga ikut meneteskan air mata menyaksikan adegan mengharuskan di hadapannya.