Seorang Ratu yang dikenal bengis dan jahat mengalami kekalahan dimana suaminya sang Kaisar memutuskan untuk menceraikannya dan memengal kepalanya dengan tuduhan percobaan pembunuhan terhadap wanita lain milik sang Kaisar
Apalagi sang Kaisar sudah memiliki wanita lain dan memutuskan untuk menikahinya.
Membuat hati Ratu sangat hancur dan di hari eksekusinya dia memohon kepada Tuhan untuk mengubah nasibnya.
Dia tidak bisa meninggalkan putri kecilnya yang besar tanpa seorang ibu...
Apa Tuhan bisa mengabulkan doa dari sang Ratu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuduhan Tania
Mendengar itu Lady sedikit menurunkan senyumannya tapi ia tetap masih bisa mempertahankannya. Ia tidak mau citranya hancur di depan sang Puteri.
" Terima kasih atas jawaban nya Lady Annelise dan saya juga turut bersedih atas kejadian kemarin malam yang membuat tangan anda." ucap Lady yang mempunyai rambut hitam dengan mata gelapnya tersenyum sendu merasa perihatin dengan keadaan Annelise.
Annelise mengangkat sebelah alisnya sambil melirik tangan kanannya yang menggunakan perban.
" Tidak masalah Lady ini cuma kecelakaan lagipula Kaisar kemarin sudah memanggil Dokter dan beliau juga mengijinkan saya untuk bermalam di istana." ucap Anne sambil melihat ke arah Tania yang raut wajahnya sudah memerah.
Annelise seolah menegaskan bahwa Tania yang sudah lama mengincar Kaisar tidak bisa membuatnya tertarik kepadanya dan apalagi tidak pernah mengijinkan untuk bermalam di istana. Karena Annelise hanya orang-orang yang beruntung bermalam di istana sejak masa pemerintahan Kaisar Abraxas terutama Wanita yang membuat beliau membatasi pengunjung selain masalah pekerjaan penting. Kaisar Abraxas tidak terlalu menyukai dekat dengan perempuan sebab ia tahu hanya ingin mengincar mahkota di atas kepalanya.
Sedangkan Tania sudah mengepalkan tangannya di bawah meja merasa marah dengan kehadiran Annelise yang mengacau kehidupannya. Padahal dia sudah susah payah untuk mendekati Kaisar Abraxas tapi itu semua sia-sia. Sedang wanita itu bisa membuat Kaisar Abraxas marah kepadanya dan mengijinkan nya bermalam tentu saja membuat nya marah sekaligus benci kepada wanita itu.
" Aku akan membuatnya mengeluarkan semua sifatnya." batin Tania sambil tersenyum licik.
Sebelum kemudian Tania membuka mulutnya berbicara dengan senyum polos nya.
" Tapi mengapa Kaisar mengijinkan Lady untuk bermalam di istana. Apa anda telah memberikannya sihir supaya mau berdekatan dengan anda. Karena tidak semua wanita berdekatan dengan Kaisar termasuk mendiang Ratu. Maaf jika aku mengatakan hal itu Lady sekali lagi maaf." ucap Tania sambil menyembunyikan wajahnya yang sedih.
Perkataan Tania membuat para wanita menatap tajam ke arah Annelise yang masih duduk santai sambil memandang mereka dengan ekspresi tenang.
" Apa kalian mempercayai perkataan nya?" tanya Anne sambil melihat ke arah Tania lagi menundukkan kepalanya. Ia tahu di balik ekspresi nya sekarang Tania menyembunyikan perasaan kebahagiaan karena merasa sudah menyalahkan nya.
" Tentu saja saya mempercayai Lady Tania. Karena dia ucapkan nya benar pasti anda yang telah memberikan sihir kepada Kaisar. Tidak mungkin Kaisar mau berdekatan dengan bangsawan tingkat rendah seperti anda." ucap Lady berambut biru memandang sinis Annelise.
Puteri Maria yang mendengarnya merasa ingin marah dan menghukum para wanita bangsawan yang telah menghina teman barunya. Tapi sayangnya Annelise menahannya.
" Tenang Puteri anda tidak bisa mengeluarkan emosi yang akan merugikan anda. Biarkan saya saja yang menyelesaikan masalah ini." ucap Anne sebelum berdiri berjalan mendekati para Lady yang berkumpul kepada Tania yang sedih atau berpura-pura.
Annelise membungkuk hormat di hadapan Tania yang tentu saja mengejutkan para wanita bangsawan yang hadir.
" Saya meminta maaf membuat Lady Tania marah dan salah paham kepada saya. Tapi satu hal saya sama sekali tidak melakukan apapun yang membuat Kaisar tertarik kepada saya. Beliau mengijinkan saya untuk bermalam karena merasa bersalah tentang pesta yang anda kacaukan semalam. Apalagi sampai saya terluka dan satu hal lagi bukannya anda tidak boleh berada di istana mengapa anda datang kemari." ucap Anne yang menampilkan senyum polosnya.
Tapi jika dilihat ada sedikit dendam di nada suaranya...
Countine...