Dewasa🌶🌶🌶
"Apa? Pacaran sama Om? Nggak mau, ah! Aku sukanya sama anak Om, bukan bapaknya!"
—Violet Diyanara Shantika—
"Kalau kamu pacaran sama saya, kamu bakalan bisa dapetin anak saya juga, plus semua harta yang saya miliki,"
—William Alexander Grayson—
*
*
Niat hati kasih air jampi-jampi biar anaknya kepelet, eh malah bapaknya yang mepet!
Begitulah nasib Violet, mahasiswi yang jatuh cinta diam-diam pada Evander William Grayson, sang kakak tingkat ganteng nan populer. Setelah bertahun-tahun cintanya tak berbalas, Violet memutuskan mengambil jalan pintas, yaitu dengan membeli air jampi-jampi dari internet!
Sialnya, bukan Evan yang meminum air itu, melainkan malah bapaknya, William, si duda hot yang kaya raya!
Kini William tak hanya tergila-gila pada Violet, tapi juga ngotot menjadikannya pacar!
Violet pun dihadapkan dengan dua pilihan: Tetap berusaha mengejar cinta Evan, atau menyerah pada pesona sang duda hot?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Tanggung Jawab!
Pagi ini, Violet berangkat ke kampus dengan penuh semangat. Tapi kali ini, dia berusaha berdandan semaksimal mungkin. Rambutnya diblow agar terlihat bergelombang, sementara pakaian yang dipilih adalah pakaian yang cantik dan sedikit seksi.
"Sip, Kak Evan pasti nggak akan bisa berpaling dariku," gumam Violet sambil mengagumi penampilannya di cermin. Setelah itu, ia pun keluar dari kamar kostnya.
"Wah, tumben jam segini udah berangkat, Neng?" Tono, yang sedang menyiram tanaman, menatap Violet dengan heran.
Violet hanya tersenyum. "Hehe, iya, Mas, ada kelas pagi!" katanya riang, sebelum bergegas menuju taksi online yang sudah menunggunya di depan gerbang.
Sampai di kampus, Violet melangkah dengan ceria. Hari ini dia sudah bertekad untuk menyapa Evan.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat itulah ia melihat sosok pria tampan itu keluar dari area parkir. Langsung saja Violet mengangkat tangannya.
"Kak Evan!"
Dari kejauhan, terlihat Evan sebenarnya sudah mau menoleh ke arahnya, tapi perhatian pria itu malah teralihkan ke belakang.
Seorang gadis cantik muncul dari belakangnya dan langsung melingkarkan tangan di lengan Evan.
Violet terpaku. Senyum di wajahnya seketika pudar. Tangannya yang tadi terulur kini jatuh lemas di sisi tubuhnya. Di depan matanya, Evan dan pacarnya tampak begitu mesra, seolah dunia hanya milik mereka berdua.
Violet bisa merasakan ada pisau yang menghujam hatinya. Rasanya sakit sekali.
"Violet!"
Suara itu membuat Violet terlonjak. Ia menoleh dan melihat seorang pria berambut ikal mendekat dengan wajah antusias, yang ternyata adalah Dito.
"Sial!" Violet buru-buru menutupi wajahnya. Di saat seperti ini, bertemu Dito adalah hal terakhir yang ia inginkan. Pria itu pasti akan memaksanya makan bersama atau bertanya kenapa ia tak kunjung membalas pesan atau mengangkat teleponnya.
Tanpa pikir panjang, Violet langsung berlari secepat mungkin, meninggalkan Dito yang kebingungan.
...----------------...
Selesai kuliah, Violet berjalan keluar kampus dengan langkah mengendap-endap, sesekali menoleh ke belakang seperti sedang menghindari sesuatu.
Sial, batinnya. Bukannya bisa bertemu dan menyapa Evan, dirinya malah sibuk sembunyi-sembunyi dari cowok-cowok yang terus mengejarnya.
Tinn! Tinn!
Tiba-tiba, suara klakson mobil membuyarkan lamunannya.
Violet menoleh ke belakang dan mendapati sebuah mobil mewah berhenti tepat di sampingnya.
Ia mengernyit, merasa tak asing dengan mobil itu. Perlahan, jendela turun, dan wajah yang muncul di baliknya membuat Violet terperangah.
"Om-om rese?" gumamnya kaget saat melihat William di balik kemudi.
"Sini, masuk!" perintah William, melambaikan tangannya.
Violet justru mundur selangkah, menatapnya dengan curiga. "Mau ngapain, Om?"
William mendesah kesal. "Udah, masuk aja. Nggak usah banyak tanya!"
"Nggak mau ah, nanti Om ngapa-ngapain saya, lagi!"
"Astaga, kamu kira saya ini cowok apaan? Udah, masuk aja, ngapa sih! Bawel amat!"
Violet masih ragu. Matanya melirik ke kiri dan kanan, mencari jalan lain untuk kabur, tapi William mendecak tidak sabar.
"Kamu mau saya turun dan nyeret kamu masuk?" ancam pria itu dengan nada mengintimidasi.
Violet menghela napas panjang. Dasar om-om nyebelin, gumamnya dalam hati. Meski begitu, dia tak punya pilihan lain selain menuruti William.
Dengan enggan, ia membuka pintu mobil dan duduk di kursi sebelah William. "Saya nggak bakal diculik, kan?" gumamnya sambil melirik William dengan curiga.
William mendengus. "Kamu ini emang doyan mikir yang aneh-aneh, ya?" katanya sambil menginjak pedal gas. Mobilnya pun melaju dengan mulus meninggalkan area kampus.
Violet melipat tangan di dada, wajahnya masih cemberut. "Jadi, Om mau ngapain jemput saya?" tanyanya masih dengan nada curiga.
"Siapa bilang Saya mau jemput kamu? Justru saya itu sekarang mau minta pertanggungjawaban kamu," kata William.
"Hah? Pertanggungjawaban apa?!" Violet membelalakkan mata.
"Gara-gara air jampi-jampi kamu, saya beberapa hari ini nggak bisa tidur nyenyak! Jadi kamu harus tanggung jawab!" jawab William kesal.
"Hah? Apa hubungannya air jampi-jampi ku sama jadwal tidur Om? Lagian, bukannya Om sendiri nggak percaya sama hal-hal begituan? Apa dulu Om bilang, katanya cuma orang tolol bin bego yang percaya adanya pelet!" Violet membantah.
"Ya tapi buktinya saya jadi begini gara-gara kamu!" Ujar William. "Kamu itu menghambat waktu istirahat saya, jadi saya nggak bisa bekerja dengan produktif. Kalau sampai perusahaan saya rugi gara-gara itu, berarti semuanya gara-gara kamu!"
"Apa? Nggak masuk akal! Kenapa tiba-tiba kesalahan saya jadi banyak? Memangnya, apa yang terjadi gara-gara minuman itu sampai Om nggak bisa tidur?"
William terdiam. Ia ragu untuk mengatakannya. Rasanya tak pantas ia mengucapkan hal-hal yang terjadi belakangan ini di depan Violet. Bisa-bisa gadis itu mengecapnya sebagai orang mesum.
"Kok diam aja? Jawab dong, Om! Kalau Om nggak bisa jawab, berarti Om cuma mengada-ada supaya bisa nyalahin saya!" Tantang Violet.
"Heh, enak aja! Buat apa juga saya mengada-ada hanya untuk nyalahin kamu? Memangnya saya nggak ada kerjaan lain, apa?"
"Ya makanya ngomong dong, Om! Kan saya jadi nggak tahu kesalahan saya apa!" Desak Violet mulai tak sabar.
William terdiam sejenak, tapi kemudian ia akhirnya menjawab dengan lirih, "Setelah saya minum air itu, saya jadi..." William diam sebentar untuk berpikir kalimat apa yang pantas ia ucapkan. "...sering kebayang wajah kamu..."
Mata Violet sontak terbelalak. "Masa sih, Om? Berarti air jampi-jampi itu mujarab dong? Tuh, kan! Om sih nggak percaya omongan saya, malah mengejek penjualnya, katanya review-nya palsu!"
William mendengus kesal. "Saya juga nggak tahu kenapa bisa jadi kayak gini! Saya sih sebenarnya nggak percaya gitu-gituan! Tapi bagaimanapun, ini semua terjadi setelah ketemu kamu! Jadi kamu harus tanggung jawab sekarang!"
"Ya aku harus tanggung jawab apa, coba? Kan Om sendiri yang salah karena minum minuman itu."
"Heh, ya mana saya tahu kalau minuman anak saya ada air jampi-jampinya, hah?!" Kekesalan William rasanya semakin memuncak kalau sedang bicara dengan gadis itu. "Udah ya, saya nggak mau tahu, pokoknya kamu harus tanggung jawab nyariin penawarnya buat saya!"
Violet berdecak. "Ya saya harus cari penawarnya di mana, Om? Itu kan air mata Nyi Roro Kidul. Masa aku harus ke Pantai Selatan buat ambil ingusnya Nyi Roro Kidul, sih?"
"Heh, kamu tuh bodoh apa gimana sih? Kan kamu bisa pesan sama toko yang waktu itu kamu beli air jampi-jampi nya! Gimana sih?"
"Oh iya ya," Violet menggaruk tengkuknya salah tingkah, baru menyadari kebodohannya. Gadis itu kemudian mengutak-atik ponselnya dan menuju aplikasi tempat dia memesan air jampi-jampi sebelumnya.
Tak berselang lama, dahinya terlihat mengerut, lalu ia menggeplak dahinya sendiri. "Gawat nih, Om! Kayaknya aku udah diblokir sama penjualnya!"
"Apa?!"
...****************...
Yang penasaran sama visualnya Om Will, ini ya gaes...
Pokoknya tua-tua hot gitu deh! 🤭
Sebelumnya, author mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi para pembaca yang muslim 🥰🙏
Terus.. untuk menjaga kekhusyukan para pembaca dalam beribadah, mulai besok bab selanjutnya akan update setelah buka puasa. Jadi tenang aja, meskipun ada adegan plus plusnya, ga akan bikin batal 🤭
Terimakasih atas perhatian nya...
Dukung terus karya ini dengan kasih like, komen, gift, subscribe, dan lain-lain.
Terimakasih! ❤