Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin menimang cucu.
Seminggu kemudian, Reza bersama sang istri mengunjungi kediaman ibunya. Reza berniat menginap di rumah mamanya, untuk beberapa hari. Karena sejak menikah dengan Tasya tiga bulan yang lalu, Reza tidak pernah lagi menginap di rumah sang mama tercinta.
Setibanya di kediaman yang terbilang sangat mewah tersebut, Reza langsung di sambut oleh Bi Onah. salah satu asisten rumah tangga yang dulunya bertugas mengasuh Reza. sebab sejak papanya meninggal dunia, sang mama harus menggantikan posisi papanya di perusahaan. saat Reza berusia dua puluh tahun, baru menggantikan mamanya di perusahaan. itu sebabnya Reza terlihat begitu dekat dengan bi Onah.
"Den Reza." mata bi Onah sekejab berbinar bahagia, ketika melihat wajah yang sudah hampir empat bulan, tidak di lagi di lihatnya itu.
"Reza kangen sama bibi." Reza memeluk tubuh wanita parubaya tersebut, sementara Tasya yang berada di belakang Reza. hanya bisa tersenyum haru, ketika melihat kedekatan suaminya dengan Bi Onah.
"Mas Reza sangat menghormati Bi Onah, sekalipun bi Onah hanya berprofesi sebagai seorang asisten rumah tangga." bathin Tasya.
"Bibi juga kangen banget sama Aden, Den Reza udah lama nggak balik ke rumah ini lagi Den." sahut Bi Onah yang juga sangat merindukan putra dari majikannya itu.
"Iya bi,,, Reza kan udah Nikah masa harus tinggal di rumah mama terus, bagaimanapun Reza harus bertanggung jawab pada istri Reza." dengan ramah Reza menjelaskan alasan, mengapa ia tidak lagi tinggal di rumah mewah milik keluarganya tersebut.
"Eh,,,, iya Bi, Reza sampai lupa, kenalin ini Tasya istri Reza." Tasya melangkah mensejajari keduanya, ketika Reza memperkenalkan dirinya pada Bi Onah.
"Saya Tasya Bi." Tasya mencium punggung tangan bi Onah, sekalipun bi Onah hanya berprofesi sebagai seorang asisten rumah tangga, tapi Tasya tetap hormat pada orang tua.
"Eh,,, anak anak mama udah nyampe rupanya." sapa nyonya Vera, kala itu tengah menuruni anak tangga rumahnya.
"Iya mah." sahut Reza dan Tasya yang hampir bersamaan. kemudian nyonya Vera, menyambut putra serta menantunya tersebut dengan pelukan hangat.
"Sayang,,,, mama kangen banget sama kalian berdua." Ujar nyonya Vera usai memeluk putra serta menantunya secara bergantian.
"Kita juga kangen sama." sahut Tasya dengan senyum tak kalah hangat dari sang mertua.
"Sayang gimana, udah berhasil nggak membuat anak mama klepek klepek sama kamu??." goda mertuanya lirih pada Tasya. sementara Tasya yang mendengar ucapan mertuanya itu, hanya bisa tersenyum simpul.
"Lagi ngomong apa sih??." selidik Reza ketika melihat istri dan mamanya tersenyum penuh arti.
"Mau tau aja kamu nih, ini urusan perempuan,jadi laki laki nggak boleh ikut campur." cetus mamanya Reza.
"oke, oke, Reza nggak akan ikut campur deh." jawab Reza kemudian melangkah menuju kamarnya dulu, ketika ia belum menikah dengan Tasya. usai kepergian Reza ke kamarnya, Nyonya Vera bertanya hal yang sedikit pribadi pada menantunya.
"Maaf Ya Sya, bukannya mama mau kepo dengan urusan pribadi Tasya sama anak mama. tetapi,,, boleh nggak mama bertanya satu hal, yang sedikit pribadi sama Tasya??." jiwa kepo mama mertuanya mulai bangkit.
"Silahkan ma!! mama nggak perlu izin Tasya jika ingin bertanya." sahut Tasya dengan nada ramah dan lembut pada sang ibu mertua.
"Kira kira kapan ya,,,mama bisa menimang cucu??." pertanyaan yang berbau pancingan terlontar dari mulut mertuanya, namun tidak di sadari oleh jiwa polos Tasya.
"Tasya juga belum tahu mah, yang jelas Tasya dan mas Reza nggak pernah menunda untuk masalah anak." jawaban Tasya semakin membuat jiwa kepo mamanya bangkit.
"Tapi Tasya dan Reza sudah itukan??." selidik mertuanya dengan menautkan kedua jari telunjuknya sebagai isyarat. sadar akan kemana arah pertanyaan mama mertuanya, Wajah Tasya sontak merona karena malu. namun karena mama mertuanya terus mendesak, akhirnya Tasya pun mengangguk.
"Tuh kan mama bilang juga apa, Reza pasti akan luluh sama kamu, lagian cowok mana sih yang nggak luluh sama gadis secantik Tasya, udah cantik, baik, semok lagi." pujian mertuanya di akhiri dengan gelakan di antara keduanya.
Puas berbincang dengan sang menantu, kini nyonya Vera menemani asiaten rumah tangganya, untuk menyiapkan makan malam spesial untuk makan malam mereka malam ini. sementara Vina yang hari ini ada kuliah tambahan, sehingga pulangnya agak malam.
malam harinya, mamah, Reza, Tasya serta Vina yang baru saja kembali dari kampus, melewati makan malam yang penuh dengan kehangatan. bagaimana tidak sejak Reza menikah, ini kali pertamanya mereka berempat berkumpul untuk makan malam bersama di rumah itu.
Berbincang santai, ya itulah yang di lakukan ketiga wanita yaitu mamanya Reza, Tasya dan Vina saat berada di ruang keluarga. sementara Reza seperti biasa, sebagai pimpinan perusahaan ia tetap harus mengecek pekerjaannya melalui laptop miliknya.
Di sela perbincangan hangat tiba tiba wajah Vina kembali kurang bersemangat, ketika mamanya kembali membahas perjodohan dirinya dengan putra sahabat mamanya tersebut.
"Ma, bisa nggak,,,tidak perlu membahas masalah perjodohan itu dulu hari ini, soalnya otak Vina udah penuh dengan tugas kampus." wajah Vina mulai merengut.
"Vina, mau nggak mau, mama tetap akan menikahkan kamu dengan anak sahabat mama." suasana hangat seketika berubah menjadi tegang, ketika ucapan yang tidak ingin di bantah terlontar dari mulut sang mama.
"Baik mah." jawaban lembut tetap keluar dari mulut Vina, sekalipun ia sedang tidak mood, usai mendengar perjodohanya, kembali menjadi pembahasan malam ini, apalagi Reza yang tadinya sibuk dengan pekerjaannya kini mulai menyela.
"Kanapa nggak di coba aja dulu dek, kali aja calon suami kamu itu wajahnya kayak song jong kii gitu." Reza mencoba mencairkan suasana.
"Mana ada song jong kii." Vina bergidik ngeri, kembali mengingat sosok pria buncit yang di sangkanya anak sahabat mamanya.
Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam, Vina dan mamanya sudah kembali ke kamar masing masing, begitupun Reza dan Tasya.
Saat sudah merebahkan tubuh di ranjang, Reza mencoba bertanya pada sang istri, tentang pembahasan mereka ketika baru saja tiba pagi tadi.
"Tadi mama ngomong apa aja sama kamu Sayang??." pertanyaan di lontarkan Reza sembari menarik tubuh Tasya ke dalam dekapannya.
"Itu mas anu." jawab Tasya bingung dengan jawaban apa yang harus ia berikan pada suaminya, sebab tidak mungkin ia mengatakan pada suaminya. jika mamanya Bertanya padanya, apakah mereka sudah berhubungan layaknya suami istri.
"Eh,,, itu mas, mama tanya kapan kita bisa memberikan mama cucu." akhirnya jawaban dengan sendirinya lolos dari bibir cantik Tasya, sebab memang setengah dari pertanyaan mamanya tadi adalah kapan ia bisa segera menimang cucu dari mereka.
"cucu." ujar Reza dengan santainya, seraya memasukan jemarinya ke dalam lingerie yang di kenakan Istrinya.
"Mas, bisa nggak tangannya di kondisikan!!." ujar Tasya ketika tangan Reza sudah mulai merem*s bu*h d*d*nya bergantian.
"Emang salahnya di mana sayang?? mas hanya ingin segera memenuhi keinginan mama menjadi seorang nenek." Ujar Reza ketika tangannya mulai turun ke area sensitif milik istrinya.
Sementara Tasya yang terus mendapat sentuhan lembut hampir di sekujur tubuhnya, terlihat mulai menikmati permainan suaminya.
"aaarrggghhh." Ringis Tasya ketika benda kebanggaan milik suaminya, kembali menyesak di dalam V*g*n*nya. seperti biasa Reza mulai menggoyangkan tubuhnya maju mundur, seraya menyesap lembut kedua p*y*d*r* milik istrinya secara bergantian. sementara Tasya yang benar benar terbuai dengan permainan sang suami, semakin merespon.
"Sayang, mas sangat mencintaimu." ucapan lembut keluar dari bibir Reza, di saat tubuhnya hampir menegang sempurna. melihat istrinya yang sudah puas dengan percintaan mereka malam ini, Reza semakin mempercepat ritme permainannya, hingga benda kebanggaannya tersebut memuntahkan lahar panas.
Dengan wajah Syahdu Reza mengecup kening serta kedua belah pipi sang istri bergantian, saat ia masih berada di atas tubuh Tasya.
"Terima kasih sayang." ucap Reza sebelum membaringkan tubuhnya di samping istrinya.
"Nak,,, hadirlah di tengah keluarga ini!! Daddy dan Mommy menunggu kehadiranmu sayang!!." ujar Reza sembari mengusap perut rata, milik istrinya. sementara Tasya yang menatap suaminya, kemudian membenamkan kepalanya pada dada bidang milik suaminya.
Mungkin karena lelah dengan percintaan panas mereka malam ini, hingga keduanya pun terlelap dalam mimpi indah.
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak