NovelToon NovelToon
The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Fantasi Wanita
Popularitas:451
Nilai: 5
Nama Author: Carmellia Amoreia

Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.

Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.

Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.

Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 2 - THE UNEXPECTED EVENT

Kucing betina itu pun langsung menurut dan melompat turun dari sofa itu lalu berjalan ke bawah kolong sofa. Veirena yang sedang melihat tingkah kucing itu pun langsung merasa yakin jika kucing betina itu pasti akan tidur di sana dan mengetahui hal itu, ia pun merasa lega.

Setelah itu, ia pun membawa tas ranselnya yang dari tadi sudah disiapkannya di ruang tamu lalu berpamitan sebentar kepada kedua orang tua yang ada di ruang makan untuk pergi bekerja terlebih dulu dan setelah itu ia pun berjalan keluar rumah melalui pintu masuk rumah tersebut.

Pada saat jam dinding telah menunjukkan pukul 6.33 pagi di kamar tidurku itu, aku pun berjalan keluar dari kamar mandi dengan kondisi rambutku yang masih basah karena tadi baru saja keramas. Saat itu aku sedang mengenakan atasan kemeja berwarna hijau muda dan bawahan celana panjang hitam berjalan ke arah lemari pakaian yang terletak di samping kiri pintu kamarku itu lalu mengeluarkan sebuah tas tenteng karena nantinya aku ada kerjaan sebagai pianis di sebuah nikahannya teman satu sekolahku dulu dan membawanya sambil berjalan keluar dari kamarku itu menuju ke ruang makan untuk segera memakan sarapan hari ini.

Saat aku sudah sampai di ruang makan yang berada di lantai 1 itu, aku pun langsung memakan sarapanku di sana. Suasana di lantai 1 sangat sepi, terlihat ibuku yang kembali melanjutkan rajutan baju bayinya itu setelah memakan sarapan dan ayahku yang kembali membaca buku tentang keuangan itu di teras depan rumah.

Setelah selesai makan sarapan, aku pun langsung membereskan meja makan itu yang terlihat sedikit berantakan itu karena tadi kedua orang tuaku baru saja selesai memakan sarapan dan meninggalkan piring juga peralatan makan lainnya di atas meja makan ini. Lalu aku pun berinisiatif untuk mencuci semua peralatan makan itu di wastafel tempat cuci piring yang berada tepat di sebelah kanan dapur kami itu.

Tak lama kemudian, saat aku sudah selesai mencuci semua peralatan makan itu, tiba-tiba aku melihat sebuah bayangan yang memiliki penampakan mirip malaikat di cermin depan wastafel itu. Bayangan itu berada tepat di samping kananku saat itu dan menampilkan raut mukanya yang sedang senang bahagia sambil tersenyum ke arahku.

Aku pun langsung merasa sangat kaget dan akhirnya memutuskan untuk kabur dan berlari ke ruang tamu untuk menemui ibuku. Saat di ruang tamu yang berada tidak jauh dari dapur dan hanya terpisahkan oleh tangga yang terletak di sebelah kiri dapur tersebut. Aku melihat ibuku yang baru saja selesai merajut itu dan ketika ia ingin menyimpan benang wol merah tersebut kembali ke dalam tas kecilnya itu, tiba-tiba ia menyadari kehadiranku dan menatap ke arahku lalu ia pun bertanya menurut insting keibuannya itu, “Kamu kenapa? Kayak lagi dikejar hantu aja”

Aku yang masih ngos-ngosan dan jantungku yang saat ini sedang berdegup kencang karena merasa ketakutan tentang apa yang baru saja kulihat itu pun akhirnya mencoba untuk menenangkan diriku sebentar lalu menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Setelah itu, aku pun mulai mencoba dengan perlahan menjelaskan apa yang baru saja terjadi.

“Ibu, tadi tuh ada kayak bayangan gitu dan dia punya bentuk malaikat. Aku kaget banget tahu terus aku lari”

Ibuku yang terlihat baru saja menaruh benang wol merah sebelumnya ke dalam tas kecil miliknya dan saat ini mengambil benang wol baru yang berwarna kuning itu pun akhirnya menoleh ke arahku kembali dan menjawab, “Dia harusnya sih ada di dalam pohon yang di taman depan rumah kita”

Aku pun semakin bingung dengan apa yang dikatakan oleh ibuku barusan karena tidak ada yang salah sama sekali dengan pohon yang dimaksud oleh ibuku itu. Lalu aku pun menanyakan kepadanya kembali dengan raut muka yang sedikit bingung, “Kalo gitu, kenapa juga dia ada di dalam pohon? Ini buktinya keluar”

“Iya karena ada sesuatu yang baru saja terjadi sehingga dia keluar dari pohon itu” jawab ibuku dengan santai sambil menggulung wol kuning itu di jari tangan kirinya lalu mulai merajut sepasang kaos kaki bayi dengan tangan kanannya itu.

Setelah mendengar hal itu, aku pun langsung duduk di samping kiri ibuku itu lalu bertanya kepadanya kembali, namun kali ini dengan topik yang berbeda.

“Bu, ini rajutannya bakal dijual kah? Tumben bikin banyak”

“Iya buat bantuin ayah kamu yang saat ini sedang mengutang kepada bank”

Jawab ibuku itu dengan raut muka yang serius sambil melanjutkan merajut kaos kaki bayi itu.

Aku pun menatap ke arah muka ibuku itu dengan perasaan yang masih sedikit bingung karena seingatku keluarga kami masih berkecukupan lalu kenapa harus meminjam kepada bank? Apakah seseorang merampok barang milik ayahku?

Dibandingkan harus memikirkan ini semua sendiri, aku pun langsung saja bertanya kepada ibuku itu, “Emang ayah kenapa?”

Ibuku itu pun langsung menggelengkan kepalanya lalu tiba-tiba berhenti merajut kaos kaki itu dan menoleh ke arahku lalu memberitahuku sesuatu, “Sebenarnya orang tua ayahmu dulu saat ia masih remaja, sangat suka mengutang banyak uang kepada bank karena memang kehidupan mereka di saat itu sangat kesusahan untuk dapat uang”

Aku pun kaget mendengar hal itu, pasalnya uang bulanan yang biasanya aku berikan kepada ayahku itu juga dapat terbilang cukup banyak dan menurutku seharusnya sudah dapat membayar semua utangnya, lalu karena merasa jengkel akhirnya aku pun bertanya kembali kepada ibuku itu sambil menatap ke arah matanya yang sedang menatap sedih ke arah rajutannya itu sambil melanjutkan kembali rajutan kaos kakinya itu, “Lah, uang bulanan yang aku sama cece kasih kan udah banyak, emangnya masih belum cukup?”

Tiba-tiba ayahku yang dari tadi mendengarkan pembicaraan kami terdengar sedang menyeletuk dari belakang kepadaku, “Maaf, tapi uang bulanan dari kamu dan cecemu itu sudah habis buat dipakai untuk bayar biaya makan, dan kebutuhan lainnya”

Mendengar hal itu, aku pun langsung merasa sangat kaget dan juga tidak percaya tentang apa yang terjadi karena aku tidak menyangka kedua orang tuaku yang dari dulu membesarkanku ini bisa tiba-tiba semiskin ini? Serius kah semua yang sedang terjadi ini kenyataan?

“Lalu uang hasil kerja kalian dipakai kemana? Bayar hutang?” Tanyaku kembali kepada ayahku itu dengan muka yang menunjukkan perasaan jengkel dan tidak terima dengan apa yang sudah terjadi karena mereka sama sekali tidak bisa menjelaskan alasan yang jelas untuk semua ini.

Ayahku itu pun langsung menjawabku, “Iya itu semua untuk bayar hutang dan juga beberapa kusisihkan untuk membayar biaya perawatan rumah sakit seorang remaja laki-laki yang berusia 24 tahun”

Aku pun langsung tersenyum aneh lalu menundukkan kepalaku ke bawah sambil menarik napas panjang dan dalam sambil berpikir kenapa ayahku mau saja membayar biaya perawatan rumah sakit orang lain yang mahal itu, tanpa berpikir panjang aku pun langsung menanyakannya kembali soal ini karena hal ini sangat tidak masuk akal, “Kenapa ayah harus bayar biayanya sih? Emang orang tuanya tidak ada apa?”

“Gak ada, aku menemukannya dalam kondisi yang sudah mengerikan di tengah jalan lalu itu terjadi di sebuah gang dan langit juga sudah malam jadi tidak ada yang melihat selain aku” jawab ayahku itu sambil menceritakan bagaimana pada awalnya ia bisa menemukan remaja laki-laki itu.

Ibuku yang sedang sibuk merajut kaos kaki berwarna kuning itu pun akhirnya berhenti sebentar lalu menoleh ke arahku dan mencoba menjelaskan semuanya kepadaku karena semenjak tadi aku tidak kunjung paham dengan apa yang terjadi, “Kebetulan dia anak yatim piatu, jadi ia tidak punya siapa-siapa lagi untuk dihubungi saat itu dan juga ketika kami berusaha menanyakannya kepada tetangga sekitar sana, mereka juga menjawab bahwa mereka tidak mengenalnya”

Aku yang tadinya hampir merasa kesal dengan pernyataan mereka yang tidak masuk akal tersebut dan tiba-tiba menyelamatkan seorang remaja laki-laki akhirnya dapat memahami sepenuhnya dan merasa sedikit lega. Namun masih ada beberapa pertanyaan yang janggal di pikiranku ini, bagaimana bisa mereka menemukannya di tengah jalan gang yang gelap dan kurang pencahayaan itu? Sejak kapan orang tuaku ini keluar berjalan-jalan ke gang tersebut malam-malam?

1
Sinho
sedikit saran, tolong dikurangi kata 'itu' terlalu banyak dan aneh, semangat kak
Alpha Betha
Lanjutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!