Bagas Pratama seorang pria lemah lembut serta penyayang.
Namun satu kejadian membuatnya berubah dalam sekejap saja, kecelakaan dua tahun lalu membuat dirinya menjadi pria dingin, kejam serta emosi.
Kecelakaan itu membuatnya dirinya menjadi lumpuh bahkan dia tidak ingin mendekat dengan siapapun, selama dia lumpuh dia hanya mengurung dirinya didalam kamar..
Dia tidak ingin bertemu siapapun, bahkan dia juga membenci wanita terkecuali Sang Ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Itu Kembali
Tok. Tok.
" Bagas, ini Mama" kata Sara usai mengetuk
" Masuk saja ma, pintunya tidak dikunci kok" sahut Bagas dari arah dalam
Ceklek!
Suara pintu terbuka, membuat Bagas menoleh saat melihat Sara masuk kedalam kamarnya disambut dengan senyuman hangat.
Kini Sara melangkahkan kakinya mengarah Bagas yang sedang bersantai tepat didepan jendela kamarnya disana memang tempat andalannya Bagas karena dia tidak ada keluar dari kamar sama sekali.
" Bagas, kata Anna tanganmu gemetaran ada apa sayang?" tanya Sara kepada Bagas
Bagas hanya terdiam saja, dia tidak ingin membuat Sara khawatir.
" Aku tidak apa-apa ma" jawab Bagas sambil mengalihkan pandangannya
" Bagas jangan membohongi Mama, Mama sangat tau bahwa kamu menyimpan sesuatu didalam dirimu"
Bagas hanya bisa menghelakan nafasnya saja, dia begitu sangat frustasi sekali. Dimana Bagas memalingkan pandangannya kembali mengarah Sara.
" Ma, rasa itu kembali lagi serta mimpi itu mendatangiku terus sepanjang malam"
" Tentang Lily?"
Bagas menggelengkan kepalanya.
" Bukan ma, tetapi gadis yang membantuku waktu itu dia selalu datang didalam mimpiku namun aku masih tidak bisa mengenali wajahnya"
" Gadis itu benar-benar membuat kita penasaran, Mama juga sudah mencari tau tentang gadis itu tetapi sama sekali tidak menemukannya"
" Ma, apa waktu itu Mama sempat bertemu dengannya?" tanya Bagas dengan nada seriusnya
Sara menggelengkan kepalanya dengan wajahnya begitu sedih.
" Tidak Bagas, waktu Mama sudah tiba disana gadis itu sudah pergi Dokter mengatakan dia tidak ingin memberi tahu siapa dirinya"
" Aku harap dari mimpi itu aku bisa mengetahui siapa sebenarnya gadis itu dan ingin berterima kasih kepadanya, karena jika bukan dia mungkin aku tidak akan melihat dunia ini lagi"
Sara hanya bisa terdiam saja sambil menatap kearah Bagas, yang dikatakannya benar jika gadis itu tidak menyelamatkan Bagas maka dia akan ikut meledak bersama mobil itu.
Sara tidak membayangkan Putra satu-satunya akan pergi meninggalkan dirinya, dimana Sara langsung mendekat serta memeluk Bagas.
Dia benar-benar sangat takut jika Bagas pergi selamanya, karena hanya dia yang Sara miliki sekarang ini.
Bagas juga membalas pelukannya Sara, dia sangat tau saat ini Sara benar-benar sangat sedih sekali.
******
Hari semakin cepat berlalu tanpa disadari Anna karena sedari tadi dia benar-benar sibuk menata barang-barangnya.
Saat dia melihat hari ternyata sudah begitu sangat gelap sekali, dia mencoba keluar dari kamarnya dan mengecek kearah kamarnya Bagas.
Karena dari siang sampai sore dia hanya memberikan makanan serta cemilan saja itupun hanya sebentar saja tidak terlalu lama.
Saat dia keluar dari kamarnya, terasa sangat sepi sekali Mansion tersebut mungkin semuanya sudah pada beristirahat.
" Perasaan baru jam 7 malam, kok sudah sepi sekali ya rumah ini" gumamnya Anna
Merasa sedikit takut namun Anna memberanikan dirinya, saat tiba didepan kamarnya Bagas tiba-tiba.
Bruk!
" Aaarrrgghhhhhhh" teriak Bagas dari arah dalam
" Tuan" panggil Anna dengan bergegas masuk
Brak!
Anna membuka pintu kamarnya Bagas dengan begitu kasarnya saat mendengar teriakannya Bagas jantungnya benar-benar sangat berdebar sekali saat mendengarnya.
Saat dia membuka pintu kamarnya, terlihat Bagas jatuh dari kursi rodanya dengan cepatnya Anna menghampirinya.
" Tuan, apa yang terjadi?" tanya Anna saat didepan Bagas
Bagas yang menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya, serta pandangannya begutu sangat kosong sekali ditambah lagi seluruh tubuhnya begitu gemetar hal ini membuat Anna benar-benar sangat khawatir sekali.
" Tuan, ini saya katakan apa yang terjadi?" tanya Anna sambil memegangi kedua pundaknya Bagas
Bagas tidak mendengarkan apapun yang dipertanyakan Anna, lagi-lagi dia berteriak histeris.
" Aaarrrghhhhhhh"
Dengan cepatnya Anna menarik Bagas dan membawanya kedalam pelukannya, Anna tidak tau sebenarnya jika Bagas sadar maka dia akan marah atas perilakunya Anna.
" Tidak apa-apa tuan, ada saya disini tenanglah" kata Anna yang memeluk Bagas begitu erat sekali
Seketika Bagas membuka matanya, ada perasaan yang aneh didalam dirinya perlahan-lahan dia membuka kedua telinganya walaupun tangannya masih gemetar.
" Tenanglah tuan, semuanya akan baik-baik saja" kata Anna dengan lembutnya
Tanpa disadari Bagas, dia memegang tangannya Anna begitu sangat erat sekali lalu dia menangis sejadi-jadinya.
Anna yang bisa merasakan tubuh Bagas gemetar begitu hebat sekali, ada perasaan sedih juga yang dirasakan Anna.
Dia sangat tidak tau sebenarnya apa yang dirasakan Bagas sehingga membuatnya seperti ini?
Yang hanya bisa dilakukan Anna memeluk Bagas begitu erat sekali sehingga membuatnya tenang.
******
Setelah 30 menit kemudian.
Anna merasakan Bagas yang sudah begitu tenang tidak lagi terasa tubuhnya gemetar begitu hebat.
Kini Anna melepaskan pelukannya lalu menatap kearah wajahnya Bagas, terlihat sangat jelas sekali wajah Bagas benar-benar kelelahan.
" Tuan, anda baik-baik saja?" tanya Anna dengan nada yang begitu khawatir
Bagas yang masih menyenderkan kepalanya ditangannya Anna, hal itu membuat Anna semakin sangat khawatir sekali.
" Ayo saya bantu anda untuk beristirahat ditempat tidur" kata Anna diangguki oleh Bagas
Dengan berusaha kerasnya, Bagas mencoba untuk berdiri namun tubuhnya begitu sangat lemas sekali tetapi tidak menyerah begitu juga dengan Anna dia berubah membantu Bagas.
Walaupun badannya sangat kecil dibandingkan Bagas yang tinggi menjulang diatasnya Anna membuat Anna terlihat sangat mungil sekali dimata Bagas.
Anna berhasil membawa Bagas diatas tempat tidurnya, perlahan-lahan Anna membaiki kakinya Bagas.
Bagas menatap kearah langit-langit dikamarnya, dia merasa sangat aneh sekali bagaimana bisa dia begitu tenang tanpa meminum obat satupun?
" Lebih anda beristirahat tuan" kata Anna sambil menarik selimutnya menutupi tubuh Bagas
Anna berniat ingin pergi meninggalkan Bagas agar dia beristirahat namun siapa sangka Bagas menahan tangannya Anna membuatnya terkejut.
" Tunggu" kata Bagas dengan nada kecilnya
Anna berhenti dan kembali membalikkan badannya menatap Bagas.
" Ada apa tuan? Apa yang kamu perlukan?"
" Temani aku, a-aku benar-benar takut rasa itu kembali lagi" jawab Bagas dengan nada gemetarnya
Anna terdiam saat mendengar jawabannya Bagas, dia sedikit merasa ragu jika dia menemani Bagas disini maka nanti disangka Sara dia sedang melakukan sesuatu yang tidak baik.
" A-apa kau ingin menemaniku? Aku mohon baru ini aku merasakan benar-benar tenang"
Anna yang tidak tega sekali dengan nada memohonnya Bagas, terlihat juga dari matanya Bagas sangat begitu kelelahan sehingga membuatnya harus beristirahat.
Pada akhirnya, Anna menganggukkan kepalanya lalu memegangi tangannya Bagas.
" Baiklah, saya akan menemani anda disini tetapi hanya disini saja ya" kata Anna yang berdiri ditepi tempat tidurnya Bagas
" Tidak, naiklah dan duduk disampingku"
" T-tapi jika Nyonya melihat maka dia akan salah paham tuan"
Bagas menggelengkan kepalanya agar menyakinkan Anna.
" Tenang saja itu, sekarang kemarilah aku benar-benar sudah sangat lelah sekali"
Anna hanya bisa menghelakan nafasnya saja, dia menuruti apa perkataannya Bagas kini dia naik keatas tempat tidurnya Bagas lalu duduk disampingnya Bagas.
Bagas tersenyum, ini untuk pertama kalinya dia tersenyum setelah kejadian itu. Lalu dimana Bagas kembali memegang tangannya Anna serta menutup matanya.
Anna yang hanya bisa terdiam saja merasa benar-benar aneh sekali dengan tingkahnya Bagas.
Biasanya dia tidak pernah didekati oleh Anna, namun sekarang berbeda malah dia tidak memperbolehkan Anna pergi.
Hanya dalam hitungan beberapa detik saja, Bagas sudah terlelap begitu sangat nyenyak sekali hal itu membuat Anna merasa lega.
Niatnya Anna ingin melepaskan tangannya Bagas dari tangannya, namun apa lah daya semakin Anna menggerakkan tangannya semakinnya Bagas memeganginya begitu sangat kuat sekali.
Berasa tidak tega pada akhirnya Anna memilih untuk tetap menemani Bagas hingga tanpa disadari Anna dirinya juga ikut lelah dan mengantuk.