Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 27 - Tidak Ingin Menunda
Info author : beberapa bab sebelumnya ada revisi, ada tokoh baru disini namanya Darco, untuk lebih jelas baca lagi bab 4 ya ❤️
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di taman.
Disha dan Kris membantu anak-anak berkebutuhan khusus itu untuk mengambil makanan di truk yang tersedia. Anak-anak jadi antusias untuk mengambil sendiri makanan di sana, seperti menemukan tempat bermain baru yang indah.
Ibu panti bahkan sesekali mengambil foto sebagai bahan dokumentasi mereka.
Siang ini semuanya berjalan dengan sangat baik.
"Kris, aku akan meninggalkan mu, ada sesuatu yang harus aku kerjakan," ucap Disha pada sang sahabat.
Yang semua orang tahu Kris adalah CEO Pampam Food, padahal kenyataannya bukan, Kris adalah asisten Disha, tangan kanan wanita itu yang merupakan CEO sesungguhnya dari Pampam Food. Keluarga Dhisa pun bahkan tak ada yang mengetahui tentang hal ini.
Disha mengembangkan usahanya itu setalah mendapatkan banyak bantuan dari Darco.
"Secepat itu? tidak ingin makan bersama ku?" tanya Kris pula, jarang sekali mereka bisa bertemu seperti ini. rasanya sungguh sayang jika harus berpisah begitu saja. Kris dulu adalah anak buah Darco, kemudian diperintahkan oleh Darco untuk selalu mendampingi Disha dalam hal apapun.
"Jangan menahan ku," rengek Disha pula, hanya pada Kris lah dia bisa bersikap manja seperti ini, seseorang yang sudah dia anggap kakak sendiri.
Kris terkekeh, tepaksa menjawab Iya.
"Baiklah, pergilah," balas Kris akhirnya.
Dan setelah mendapatkan izin itu, Disha dengan segera pergi dari sana, disaat semua orang sedang menikmati makan siangnya.
Disha kembali ke ruang penyimpanan makanan dan mengambil kotak berisi kecoa itu, dia akan berikan ini pada pemilik asli kecoa ini.
Disha sangat yakin, jika ini semua adalah ulah Rafaela dan Dena. tidak perlu CCTV, namun instingnya sangat kuat.
Membawa dua kotak makan siang yang salah satunya berisi kecoa, Dhisa pun mencari keberadaan dua wanita itu. Ternyata saat itu Rafaela dan Dan sedang berada di kantin rumah sakit. Disha menghampiri dan langsung meletakkan dua kotak itu di atas meja.
"Maaf Rafaela, Dena, ini jatah makan siang kalian, karena kalian tidak ada disana jadi aku mengantarnya kesini," ucap Disha, lengkap dengan salah satu tangan yang membenahi posisi kacamatanya, benar-benar berlagak seolah jadi gadis yang cupu.
Rafaela dan Dena tidak menanggapi, malas berbicara dengan gadis buruk rupa ini.
"Aku permisi," ucap Disha pula, setelahnya dia langsung pergi dari sana.
"Buang saja makanan itu," titah Rafaela pada sang sahabat, tapi Dena merasa enggan. Makanan Pampam Food sangat bagus untuk kesehatan, daripada makanan kantin ini.
"Sayang Raf, lebih baik kita makan," ucap Dena pula. Dia bahkan langsung membuka kotak makanan itu dan berbinar ketika melihat isinya yang begitu menggiurkan.
Rafaela jadi tergoda juga, jadi ingin membuka kotak makanan miliknya sendiri.
Lantas dengan perlahan dia menarik kotak itu hingga berada dekat dengannya, berada persis di hadapannya. Rafaela membuka kotak itu dan alangkah terkejutnya dia saat melihat ada satu ekor kecoa mati di dalam sana ...
"AHK!! Sialan!!" umpatnya tanpa sadar, bicara sambil berteriak kencang. Dena bahkan sampai ikut berjangkit kaget, sampai ikut berdiri seperti Rafaela.
"Sialan! kurang ajar!!" gerutu Rafaela pula, sementara Dena yang merasa heran pun akhirnya ikut melihat isi kotak makan milik Rafaela.
Huwek! seketika Dena jadi ingin muntah, meski dia yang meletakkan kecoa itu di dalam sana, namun tetap saja terasa menjijikkan ketika disajikan sebagai makanannya seperti ini.
Huwek! "Kurang ajar sekali gadis itu!" geram Dena pula, sementara Rafaela sudah kehabisan kata-kata, hanya bersisa amarah yang membuncah.
Di ujung sana, Disha tersenyum seraya terus melanjutkan langkah. Rafaela selesai, kini dia hanya tinggal mendatangi sang Tuan Muda. Secepatnya mengambil aksi untuk mendekati pria itu, lalu mengorek semua informasi lebih dalam.
Aku tidak ingin menunda lagi. Batin Disha. Dia harus segera tahu tentang musuh keluarganya. Menurut pengamatannya, Rayden sudah sedikit tertarik dengannya, tiap kali Rayden menatap ke arahnya, Disha menyadari itu, karena itulah dia pura-pura tertawa atau makin berpura-pura menghindari tatapan pria itu.
Senagaja memancing rasa penasaran Rayden, pria Casanova selalu tertarik dengan gadis biasa yang menolak pesonanya.
Karena pria seperti itu selalu beranggapan bahwa wanita semuanya sama, selalu bertekuk lutut di hadapannya.
yg ada malah gemes🤗
....gemes nginjak sampai gepeng
kecilnya kan baik banget.