NovelToon NovelToon
Arjuna Bopo Istimewa

Arjuna Bopo Istimewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Keluarga / Spiritual / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:124.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Kisah ini adalah kelanjutan dari Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas.
Di sini, Author akan lebih banyak membahas tentang Arjuna Jati Manggala, putra dari Arsha dan Raina yang memiliki Batu Panca Warna.
Batu Panca Warna sendiri di percaya memiliki sesuatu yang istimewa. 'Penanda' Bopo ini, barulah di turunkan pada Arjuna setelah ratusan tahun lamanya. Jadi, Arjuna adalah pemegang Batu Panca Warna yang kedua.
Author juga akan membahas kehidupan Sashi, Kakak Angkat Arjuna dan juga dua sepupu Arjuna yaitu si kembar, Naradipta dan Naladhipa.
Beberapa karakter pun akan ada yang Author hilangkan demi bisa mendapatkan fokus cerita.
Agar bisa mengerti alurnya, silahkan baca terlebih dahulu Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades dan juga Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas bagi pembaca yang belum membaca kedua Novel tersebut.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Prestasi Keluarga

Arjuna menatap ke arah Ashoka yang juga menatap ke arahnya. Ashoka pun tersenyum lembut pada Arjuna.

"Gak apa - apa kalau Mas Juna mau kasih tau Kakek, Nenek dan Om Falih. Kakek, Nenek dan Om Falih pasti gak akan bilang ke siapa - siapa." Ujar Ashoka yang seolah mengerti arti tatapan dari keponakannya.

"Beneran, Mika?" Tanya Arjuna yang di jawab anggukan oleh Ashoka.

"Kakek janji, gak akan bilang ke siapa - siapa." Timpal Dokter Ari yang nampak penasaran.

"Nenek sama Om Falih juga." Imbuh Dokter Nira.

"Iya kan, Om?" Dokter Nira meminta persetujuan Falih.

"Iya, Mas." Jawab Falih sambil tersenyum.

Arjuna pun tersenyum setelah mendengar janji yang di sampaikan Kakek, Nenek dan Om Falih. Ia kemudian memulai 'ritualnya' untuk memanggil burung.

Arjuna menatap ke langit, seolah sedang mencari keberadaan burung - burung di sekitarnya. Ia kemudian mulai menggerakkan tangan kanannya ke kanan dan ke kiri sembari meniup - niup. Tak lama kemudian, satu persatu burung mulai datang menghampirinya.

Tak hanya burung, capung dan kupu - kupu pun turut hadir di sana. Hal itu, tentu saja membuat Dokter Ari, Dokter Nira dan Falih yang masih berada di kolam renang, tercengang. Mereka benar - benar takjub dengan apa yang mereka lihat saat ini.

Berbagai jenis burung beterbangan di halaman belakang rumah mereka. Bahkan, seekor burung elang dan burung hantu yang entah dari mana, bertengger dengan santai di pagar belakang rumah mereka.

Berbagai kupu - kupu, capung juga belalang pun nampak di sekitar mereka. Padahal, rumah mereka berada di pusat Kabupaten yang jauh dari sawah, kebun apa lagi hutan. Keberadaan hewan - hewan itu pun membuat mereka antara percaya dan tak percaya.

"Ini beneran Arjuna yang panggil, Sayang?" Tanya Falih.

"Iya lah, Om. Mas Juna keren, kan!" Sahut Dipta yang selalu membanggakan kakak sepupunya itu.

"Iya. Jangan kaget, Bang, Ayah, Bunda, karena salah satu kemampuan istimewa yang di miliki Arjuna." Imbuh Ashoka.

"Ini, kemampuan yang di wariskan atau gimana, Dek?" Tanya Dokter Ari yang semakin penasaran melihat keajaiban ini.

Ashoka pun kemudian menceritakan tentang kesakralan, tradisi leluhur Desa Banyu Alas dan tentang para Bopo yang menjaga Desa banyu Alas secara turun temurun.

"Jadi, ini adalah kemampuan istimewa yang di miliki Arjuna sebagai seorang Bopo. Selain Bopo Jati Birawa, baru Arjuna lah yang memiliki kemampuan 'Spesial' seperti ini." Ujar Ashoka di akhir ceritanya.

"Wuah! Di tengah - tengah peradaban yang sudah modern ini, masih ada orang yang melestarikan budaya turun - temurun ini. Bener - bener luar biasa, Maa Syaa Allah." Ujar Dokter Ari kagum.

"Ayah dan Bunda tau? Karena tradisi itu, Romo dulu rela ninggalin Perusahaan besarnya di Kota dan cuma mantau dari Desa sembari menjadi Sekretaris Desa, membantu Almarhum Akung yang dulu jadi Kepala Desa. Begitu juga sama Mas Arsha dan Mas Aksa yang rela ninggalin Perusahaan dan kembali ke desa buat menjaga desanya." Cerita Falih yang mengetahui itu dari Ashoka pastinya.

"Maa Syaa Allah, kalo udah seefort itu, berati emang gak main - main tradisi leluhur di Desa Banyu Alas." Kata Dokter Ari.

"Bunda jadi kagum sama keluarga Ashoka, yang rela ninggalin hal Perusahaan demi menjaga Desa dan tradisi leluhurnya." Ujar Dokter Nira yang tak bisa menutupi kekagumannya.

"Selanjutnya jadi tanggung jawab Arjuna untuk menjaga Desa Banyu Alas yang mengagumkan itu." Kata Ashoka sambil memandangi Arjuna yang asyik bermain bersama saudara - saudaranya.

...****************...

"Kalian gak nginep aja? Udah malem." Kata Bunda Nira saat Ashoka bersama keponakan - keponakannya hendak berpamitan untuk pulang setelah makan malam. Mendengar itu, Ashoka hanya bisa tersenyum kikuk.

"Bundaaa...." Tegur Falih sambil menggelengkan kepalanya setelah melihat reaksi Ashoka.

Gadisnya pasti akan sungkan untuk menolak, namun tak bisa mengiyakan juga. Maka dari itu, Falihlah yang turun tangan kali ini.

"Hm, jadi sepi lagi deh, rumah Nenek. Lain kali, cucu - cucu Nenek ini harus nginep di sini, ya." Pinta Dokter Nira.

"In Syaa Allah, Nek." Jawab Sashi.

"Hati - hati di jalan ya. Jangan lupa main ke rumah Kakek kalau lagi ke Kabupaten." Ujar Dokter Ari yang di jawab anggukan oleh Arjuna, Sashi, Dipta dan Nala. Setelah berpamitan, mereka pun pulang dengan di antar oleh Falih pastinya.

"Bang, nanti Abang kemalaman loh pulangnya. Harusnya tadi aku sama anak - anak di jemput Mas Aksa dan Mbak Saira aja." Kata Ashoka.

Sore tadi, Aksa menelfon Ashoka dan menawarkan akan menjemput mereka ke rumah Falih bersama Saira. Namun, Falih bilang akan mengantar Ashoka dan juga anak - anak pulang nantinya, sehingga Aksa dan Saira tak perlu repot menjemput.

"Gak apa - apa, Sayang. Abang udah booking hotel di Kecamatan. Kalau misal kemalaman, ya tinggal check-in aja." Jawab Falih.

"Lihat tuh, anak - anak udah pada tidur." Kata Falih saat melihat anak - anak yang sudah tidur dari kaca.

"Eh iya. Baru sepuluh menit jalan, udah pada teler." Jawab Ashoka sambil terkekeh.

"Kecapean berenang dan main, mereka." Sahut Falih yang kembali melirik keponakan - keponakan Ashoka yang tertidur.

"Harusnya, mainan yang di beliin Ayah sama Bunda tadi gak usah di bawa. Biar di tinggal di rumah Abang aja." Kata Ashoka.

"Buat apa di rumah? Mending mereka bawa lah, Sayang, bisa buat mainan di rumah." Jawab Falih.

"Siapa tau, Abang mau mainan juga." Sahut Ashoka yang membuat Falih tertawa.

"Barang kali, nanti mereka main ke rumah Abang lagi, kan jadi udah punya mainan. Atau untuk mainan keponakan - keponakan Abang." Imbuh Ashoka kemudian.

"Kalo mereka main lagi, nanti biar di belikan Ayah dan Bunda mainan lagi." Jawab Falih dengan gampangnya.

"Jangan terlalu memanjakan mereka ya, Bang. Orang tua anak - anak, selalu mendidik mereka hidup sederhana." Pesan Ashoka yang tak mau mencederai pola asuh Kakak - Kakaknya.

"Abang lihat aja, gimana hebohnya mereka waktu lihat kolam renang, bener - bener kayak orang dari Desa, kan," Kekeh Ashoka.

"Padahal ya, jangankan kolam renang yang kayak di rumah. Bikin Water Park aja, Mas Arsha sama Mas Aksa lebih dari sekedar mampu." Kekeh Falih yang merasa salut dengan pola asuh calon Kakak Iparnya.

"Ya gitu lah. Orang - orang pasti gak akan ada yang nyangka kalo mereka ini anak CEO salah satu perusahaan IT besar." Timpal Ashoka yang juga ikut terkekeh.

"Tapi justru bagus, Sayang. Mereka itu justru jadi orang yang low profile gitu. Abang gak nyangka loh, mereka inisiatif beresin piring bekas makan dan langsung di bawa ke dapur, sampe mau di cuci lagi, padahal ada Bibik. Kalo Ayah gak ngelarang, pasti cuci piring deh mereka." Kata Falih sambil tersenyum, rasanya ia seperti tertampar melihat kemandirian Keponakan Ashoka.

"Mereka memang gitu, Bang. Mas - Mas sama Mbak - Mbakku selalu kerja sama untuk urus rrumah, jadi anak - anak juga terbiasa bantu pekerjaan rumah walaupun ada Bude yang beberes dan bersih - bersih rumah mereka kalo pagi. Romo dan Ibun juga dulu seperti itu ke kami, walaupun di rumah ada Bude Prih." Jawab Ashoka.

"Buatku, itu prestasi sebuah keluarga yang perlu di contoh dan di apresiasi." Puji Falih sambil tersenyum.

1
syora
mnding kalian bantu doa supaya si sansan ngak dialihkan ke dunia lain
Atik Kiswati
wah....meh gegeran ki....
Santi
tiba2 Arjuna ku up jam segini,bahagia hatiku
Dhina Ragil
mesti sandi beraninya kroyok'an nich..cuihhh..cement..
mz arjunaku yg ca'em,bagus,guanteng sak kabehe,smpyn meneng mawon.lenggah sing tenang.tak santette sandi sak krocone.😡🤬😤
tiniteyok
wahhh seru seruuuuu....😀😀😀ayo ndang gelut Jun 🤣
Nur Wakidah
aduhhh , , , cari mati nih si Sandi 🤣🤣🤣 , , , ben dicelukne bledek kui ngko karo mas Juna ,,,
incha
hadeh sandi salah lawan kamu
ayoooo juna sentil si sandi dengan kelelawar🤭
widi
kasih paham jun itu mulutnya si sandi
la💪
wis author tersayang lagi kesurupan apa ni tumben gak ada angin hijan geledek jam segini up🤣
FDS: baru dapet wangsit. abis semedi di Grojogan Lengkung /Scowl/
total 1 replies
Ita Xiaomi
Wah Arjuna nak mengundang makhluk apa nih utk datang?
Ita Xiaomi
Kasihan lah mbak Aci, Jun.
Ita Xiaomi
Nah ini buaya dah datang😁
Arin
Tahan emosi Jun. Jangan sampai terpancing. Kekuatan mu tidak bisa di pandang remeh. Takutnya berakibat fatal biarpun cuma sedikit dikeluarkan.
Ita Xiaomi
Bijak nih.
Ita Xiaomi
Mereka dilimpahi kasih sayang yg tulus dan kebahagiaan oleh keluarga.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Amalia Putri
Aduh sandi cari infonya dulu jangan asal marah lanjut thor💪💪💪💪/Heart//Heart//Heart/
Ita Xiaomi
Yang Kung, Ayah dan Bopo ahli IT
Leny Wijaya
parah ya gara2 ngejar sashi jd mau adu jotos ma Ajuna blom tau dia siapa itu Arjunz😄😄😄
yunita
lnjutttt yg byk thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!