Mengandung adegan yang tidak pantas untuk ditiru. Happy Reading. CERITA INI BELUM TAMAT DAN SANGAT SLOW UPDATE.
Mencoba meraih kebenaran atas kematian ibunya, ternyata membuat Laura terjebak dalam pernikahan dengan seorang mafia. Namun, kehidupan mereka tidak semudah yang dibayangkan. Karena bagi seorang mafia, wanita tidak boleh menjadi sebuah kelemahan.
"Jangan harap kau bisa melarikan diri dariku!"
Akankah kisah kasih Laura dan Michael berakhir bahagia? Bagaimana mereka menjalani setiap masalah yang ada? Lantas sekuat apakah sosok Laura hingga berhasil meraih hati Michael, padahal dia sendiri sudah berusaha menutupi identitasnya?
Yukk kepoin, jangan cari wanita lemah di sini! Karena wanita itu sejatinya sosok yang kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rissa audy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27: Menyusun Rencana
Di kesunyian malam, lamunan Laura harus hancur karena seorang pria datang tanpa diundang. "Apa yang kau lakukan di sini sendirian?" Tanpa permisi Nathan duduk di samping Laura begitu saja.
Usia mereka yang tampak tak terpaut jauh membuat pria tersebut cukup penasaran dengan calon kakak iparnya. Selain ingin tahu apa istimewanya gadis itu, tetapi dia juga berharap Laura tidak sama dengan wanita lainnya. Hanya memikirkan harta, dan takhta di keluarga ini.
"Tidak ada," jawab Laura singkat. Awalnya gadis tersebut ingin acuh, tetapi sangat rugi jika tidak bisa memanfaatkan situasi. Mungkin dari pria di sampingnya dia bisa mendapatkan informasi lebih. "Emth, Nathan. Apa Tuan Argon jarang pulang. Sepertinya kepulangannya saja sangat istimewa bagi keluarga ini?"
Nathan mengangguk setuju. "Entah kapan terakhir kali aku bertemu dengan Papa. Tapi, ya begitulah, pekerjaan membuatnya terpaksa jauh dari keluarga." Meskipun keluarga itu tidaklah seharmonis yang dibayangkan, tetapi Argon memerlakukan kedua putranya dengan baik sejak dulu. Bahkan tak pernah memaksakan kehendak atau mengatur masa depan yang ingin diambil kedua putranya.
"Bagaimana dengan anak buahnya tadi?" Untuk sejenak Laura terdiam mencoba mencari alasan, setelah melihat kerutan di dahi Nathan. "Maksudku, bukankah dia seharusnya juga jarang pulang. Tapi, sepertinya aku sering sekali melihatnya menemui Michael."
"Oh, maksudmu Tuan John. Sejak dulu memang dia yang bertugas menyampaikan pesan, kabar, atau melaksanakan tugas langsung dari, Papa. Bisa dibilang dia tangan kanan Papa." Nathan celingukan ke kanan dan kiri, sebelum akhirnya mendekatkan diri untuk berbisik di telinga Laura. "Mereka bilang tangannya selalu berlumuran darah musuh setiap hari. Jadi, jangan terlalu penasaran dengannya!"
"Jadi, benar dia," batin Laura dengan kedua tangan terkepal kuat. Suara yang selalu dia ingat selama ini jelas John. Apalagi perasaan sejak pertama kali melihat pria itu, selalu saja membuat Laura gelisah. Belum lagi, ciri lain yang jelas mengarah padanya.
Terjawab sudah titik terang dalam pencarian Laura kali ini. Argon dalang di balik kejadian yang merenggut nyawa sang ibu. John saat itu jelas terdengar seperti seorang utusan, mungkin saja dialah yang memerintahkan semuanya. Kini hanya tinggal mencari cara bagaimana Laura membalas segala rasa sakit yang menimpanya pada keluarga Wilson.
"Aku harus mencari celah untuk membalasnya," ucap Laura dalam hati.
Di sisi lain, dua orang wanita tampak gusar di kamar. Lady mendengar bagaimana suaminya memerintahkan Michael agar segera menikahi Laura semakin tidak tenang. "Kita tidak bisa membiarkan Mich menikahi gadis itu. Dia pasti akan bergerak cepat. Kau harus mencegahnya sebelum semua itu terlambat."
"Tapi, bagaimana cara menggagalkan semua itu, Aunty?" tanya Nathalie.
Lady berjalan ke sana ke mari memikirkan rencana terbaik sambil mengusap dagu. Sebagai wanita licik tentu saja dia memiliki sejuta cara untuk memuluskan jalan rencananya. Jika Michael menikahi Laura, pastinya bisnis gelap tidak akan bisa dia usik lagi. Akan tetapi, kalau Nathalie, pasti semakin mudah baginya mengontrol situasi dan tak perlu lagi mengkhawatirkan masa depannya di keluarga ini.
Wanita tersebut lantas melangkah menuju sebuah meja. Lady mengambil kotak kecil berisikan viagra yang biasa dia berikan pada minuman Argon ketika pria itu kembali seperti saat ini. Karena jika tidak menggunakan obat tersebut, seorang Argon Wilson pasti tidak akan menyentuhnya sama sekali. Meskipun status mereka adalah suami istri.
"Kita bisa memakai ini. Kau berikan barang ini pada Michael!" Lady menyerahkan benda tersebut pada Nathalie.
"Tapi dia tidak mungkin menerima minuman buatanku, Aunty. Caranya terlalu jelas dan Michael bukan pria bodoh." Bagi seorang perebut yang berniat menggoda pria. Tentu saja cara seperti itu mudah terbaca. Apalagi sosok seperti Michael yang pastinya sudah terbiasa menghadapi godaan wanita. Bahkan dia sendiri saja masih penasaran apa yang dilakukan Laura hingga membuat Michael memilihnya.
"Benar juga yang kau katakan." Untuk sejenak keduanya terdiam. Lady melihat ke luar, di mana putranya dan Laura masih duduk di sana. Haruskah dia mengorbankan sang putra demi menjebak Laura. Tentu saja tidak. Nantinya dia tetap akan membebaskan Nathan dari tanggung jawab itu dan menuduh jika Lauralah yang menggodanya. "Buatkan minuman untuk mereka! Pastikan hanya Laura yang mendapatkan obat itu. Michael pasti akan marah melihat wanita itu menggoda adiknya."
"Baik, Aunty." Sebuah seringai melengkung di bibir Nathalie. Ternyata Lady sama dengan dirinya, menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan. Namun, dalam benak wanita tersebut berpikir hal lainnya. "Kenapa hanya gadis sundal itu? Pasti akan lebih menyenangkan jika bisa melihat pergumulan panas mereka. Baru setelah itu, aku akan menjerat Michael. Dan akhirnya, dia hanya akan menikah seorang Nathalie Broccoli."
To Be Continue..