Jatuh cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan oleh seorang Kenza Ria Nugraha. Sayangnya, sosok pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta sudah dimiliki oleh seseorang. Alhasil, selama bertahun-tahun Ria hanya bisa memendam perasaannya dalam diam. Ria juga harus menerima kenyataan saat pria itu menikahi kekasihnya.
Namun, sebuah harapan kembali hadir saat mendengar jika pria yang dicintainya, yaitu Sandi Pangestu bercerai dengan sang istri dan menjadi seorang duda. Ria pun bertekad untuk berjuang mendapatkan cintanya, tanpa peduli dengan status Sandi. Dia mulai mendekati pria yang juga adalah sahabat dari kakak kandungnya.
Akankah Ria mampu untuk mendapatkan hati Sandi? Ataukah sebuah penolakan yang akan Ria dapatkan?
***
" Hello, Mas Duda! Boleh aku isi hatinya? " ~ Kenza Ria Nugraha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Sapu Tangan Untuk Sandi
Hari telah berganti dan matahari mulai menunjukkan sinarnya yang akan menerangi bumi pagi ini. Dengan berbekal kenangan indah dan kebersamaannya dengan Sandi kemarin, Ria memulai paginya dengan sangat bersemangat dan senyum yang terus terpatri di bibirnya. Bahkan Ayah Adi dan Bunda Siska sangat heran melihatnya, putri mereka itu cukup berbeda dari hari-hari biasanya.
" Kamu kenapa, Ria? Sepertinya sedang bahagia sekali " tanya Bunda Sisi melihat sang putri tidak berhenti tersenyum.
" Jangan-jangan kamu baru mendapatkan hadiah ya dari Kakakmu " sambung Ayah Adi mencoba menebak sesuatu yang bisa membuat putrinya sangat bahagia.
Spontan Ria langsung menyadari kesalahannya dan mencoba bersikap biasa saja. Dia memang terlalu bahagia sehingga tidak bisa mengendalikan dirinya di depan kedua orang tuanya. Sebisa mungkin Ria tidak membuat curiga dengan yang terjadi padanya. Jujur saja, Ria belum siap untuk memberitahu Ayah Adi atau Bunda Siska tentang dirinya yang menaruh perasaan pada Sandi dan sedang akan memperjuangkan cintanya.
" Hem, aku memang sedang bahagia, tapi bukan karena mendapatkan hadiah dari Kakak " jawab Ria yang sulit mencari alasan lain dan berbohong pada kedua orang tuanya itu.
" Lalu, karena apa? " tanya Bunda Sisi yang sepertinya penasaran.
" Ka-re-na a-ku berhasil menyulam sapu tangan seperti yang Bunda ajarkan untuk hadiah temanku " jawab Ria diawali dengan sedikit keraguan.
Ayah Adi dan Bunda Sisi pun mengangguk-anggukkan kepala mereka, seperti percaya dengan jawaban Ria. Terlebih lagi sedari lama Ria ingin bisa menyulam sapu tangan seperti yang biasanya sang ibu lakukan tapi selalu gagal atau hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Tidak berbohong tapi tidak juga seratus persen jujur, setidaknya tidak akan merasa bersalah karena telah membohongi kedua orang tuanya. Memang semalam suntuk Ria menyulam sapu tangan untuk Sandi. Dengan penuh perjuangan dan luka di ujung jari-jarinya, akhirnya Ria berhasil menyulam satu tangan itu sesuai keinginannya.
Entah mengapa tadi malam Ria kepikiran untuk memberikan sebuah sapu tangan untuk Sandi hasil dari tangannya sendiri. Dia ingin saja ada sesuatu darinya yang akan menjadi kenangan dan selalu disimpan oleh Sandi. Sesuatu yang dibuat dengan tangan sendiri dan penuh cinta juga pasti lebih berarti.
" Kalau begitu kita sarapan sekarang. Ayah dan Ria juga harus segera berangkat, kan? " ucap Bunda Sisi pada suami dan putrinya.
Ria dan Ayah Adi pun menganggukkan kepala mereka bersamaan, lalu memulai sarapan di pagi itu.
***
Tepat pukul tujuh pagi, Ria tiba di kampus tempatnya menuntut ilmu dan langsung memarkirkan motornya di parkiran khusus mahasiswa. Pagi-pagi seperti ini kampus masih terlihat cukup dan baru beberapa saja mahasiswa yang sudah datang, termasuk Ria sendiri.
Gadis itu melepaskan helm dari kepalanya dan turun dari motornya. Tidak lupa juga mengambil paper bag penting yang dibawanya dari rumah. Di dalamnya ada sapu tangan yang disulamnya sendiri untuk pria pujaan hatinya.
" Semoga Kak Sandi suka sama sapu tangan pemberianku ini. Sapu tangan ini aku buat dengan penuh cinta khusus untuk Kak Sandi saja " ucap Ria memeluk erat paper bag di dadanya.
Selagi Ria berada di kampus dan mengikuti semua mata kuliahnya hari ini, paper bag berisi sapi tangan itu akan disimpan di dalam tasnya. Nanti setelah pulang kuliah, dia akan memberikannya langsung pada Sandi.
" Kamu di sini dulu ya " ucap Ria memasukkan paper bag itu ke dalam tasnya.
Jika ada seseorang yang melihatnya berbicara sendiri seperti ini, maka Ria pasti dikira sedikit gila. Gadis itu terlalu bahagia sehingga tidak menyadari apa yang dilakukannya itu terlihat aneh di mata orang lain.
" Good morning, Ria! " sapa Aca yang baru datang bersama dengan Eman.
" Morning, Aca " sahut Ria tersenyum.
Kedua sahabat Ria itu langsung turun dari motor setelah melepaskan helm masing-masing.
" Sudah lama, Ria? " tanya Eman sembari merapikan rambutnya yang berantakan.
" Tidak juga, aku baru saja sampai " jawab Ria menggelengkan kepalanya.
" Kalau begitu kita masuk yuk. Sebentar lagi mata kuliah pertama kita dimulai, mana dosen killer lagi yang masuk " ajak Aca yang tidak ingin sampai terlambat.
Ria dan Eman pun menganggukkan kepala mereka setuju. Mereka tentu tidak ingin sampai terlambat dan tidak diizinkan masuk ke dalam kelas.
Kemudian, Ria serta Eman dan Aca pun berjalan beriringan memasuki gedung fakultas mereka. Kelas untuk mata kuliah hari ini berada di lantai satu sehingga masih bisa sedikit bersantai dan tidak terlalu terburu-buru.
Tanpa diketahui oleh ketiganya, tidak jauh dari sana ada Jeremy yang sedang memperhatikan mereka, terutama Ria. Pria itu menatap Ria yang semakin menghilang dari penglihatannya dengan tatapan sendu.
Sudah sedari awal bertemu Jeremy tertarik dan menyukai Ria, tetapi hingga saat ini cintanya bertepuk sebelah tangan. Lebih sedihnya lagi saat ini gadis yang dicintainya itu telah memiliki kekasih. Hatinya terasa sangat sakit melihat langsung Ria bersama dengan pria yang merupakan kekasihnya kemarin. Rasanya ingin sekali Jeremy berada di posisi pria yang sangat beruntung itu.
" Aku sangat mencintaimu, Ria. Kamu tidak bisa memperlakukanku seperti ini dan seperti membuang aku yang selalu berusaha untuk membahagiakanmu " gumam Jeremy dengan kedua tangan yang terkepal.
Jeremy merasa sangat tidak rela Ria bersama dengan pria lain, terlebih lagi dia yang lebih dulu dan lebih lama mencintai gadis itu. Dia sangat yakin jika dirinya yang lebih pantas untuk bersama dan membahagiakan Ria.
" Aku pasti akan merebutmu kembali, Ria. Tidak akan aku biarkan kamu bersama dengan laki-laki lain. Aku lebih pantas, lebih baik, lebih kaya, dan lebih segala-galanya dari kekasihmu itu " ucap Jeremy sangat yakin.
Setelah itu, Jeremy pun langsung pergi dari sana dan entah kemana. Pria itu tidak masuk ke dalam gedung fakultasnya dan malah pergi meninggalkan area kampus.
***
Hai, hai, hai🤗 Eps kedua dan terakhir untuk hari ini ya🥰
Mungkinkah Jeremy akan menjadi penghalang Sandi dan Ria? Hem🤔
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
sehat selalu ya thor cpt sembuh biar bisa ttp berkarya
semoga Jeremy & genk nya tertangkap, segera dapat hukuman yg setimpal