NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Kak!

Nikahi Aku, Kak!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Teen Angst
Popularitas:1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Sebuah kecelakaan menewaskan seluruh keluarga Arin. Dia hidup sebatang kara dengan harta berlimpah peninggalan orangtuanya. Tapi meski begitu dia hidup dalam kesepian. Beruntungnya ada keluarga sekretaris ayahnya yang selalu ada untuknya.

"Nikahi Aku, Kak!"

"Ambillah semua milikku, lalu nikahi aku! Aku ingin jadi istrimu bukan adikmu."

Bagaimana cara Arin mendapatkan hati Nathan, laki-laki yang tidak menyukai Arin karena menganggap gadis itu merepotkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Belakangan ini Arin sama Dinda jadi dekat. Lumayan, teman Arin tambah satu. Tapi rupanya ada yang tidak senang karena waktunya dengan Arin jadi tambah sedikit. Ya siapa lagi kalau bukan Rezza, dia sudah seperti obat nyamuk kalau Arin sudah bersama Dinda. Keduanya kalau sudah ngobrol tidak ingat yang lain.

"Kak, ayo ke kantin. Aku traktir bakso kesukaan kakak deh," bujuk Rezza, dia tidak selera makan kalau sendirian belum lagi kalau para gadis mendekatinya. Bikin selera makannya langsung ambyar.

"Kamu duluan aja, Za. Aku mau ke perpus lebih dulu sama Dinda," jawab Arin. Kebetulan hobi teman barunya sama jadilah mereka semakin akrab. Suka baca buku, dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan.

"Dinda lagi, Dinda lagi. Kapan waktunya untukku kak. Semenjak ada gadis itu kau jadi melupakanku, apa kakak tidak ingat siapa yang selalu ada untuk kakak saat gadis itu belum muncul. Aku yang selalu menemani kakak. Bagaimana kakak bisa sangat tega pada--," Rezza melongo saat berbalik ternyata Arin sudah tidak ada dibelakangnya. Lalu dari tadi dia mengoceh dengan siapa.

"Dimana kak Arin?" Rezza celingukan dan menemukan Arin sudah berjalan menuju perpustakaan bersama bestie barunya.

Arin dan Dinda sudah ada di perpustakaan, sudah memilih beberapa buku untuk di baca. Keduanya asyik dengan bacaan masing-masing.

Dinda sangat kagum pada Arin. Dia jadikan kakak seniornya itu sebagai idolanya, sudah cantik, baik dan tidak sombong seperti yang lain. Padahal Dinda yakin kalau Arin adalah putri orang kaya. Meski sederhana penampilannya tapi apa yang dipakai Arin bukan merek sembarangan. Dari rok hingga jepitan rambut kecil yang ada di kepalanya semuanya bermerek dan berlambang sebuah brand ternama c misalnya. Belum perhiasannya, anting kecil dengan mata berlian, jam tangan rol*x, dan kalung cantik pemberian Nathan.

Meski Dinda orang miskin dia tentu tau kalau semua itu tidak bisa ia bayangkan harganya. Dia sangat bersyukur Arin mau berteman dengannya. Tidak sombong seperti yang lain. Meski awalnya banyak yang tidak suka melihat pertemanan kami. Tentu saja karena dirasa Dinda yang tidak selevel dengan Arin. Mengingat bagaimana kejamnya mulut orang-orang yang tidak suka dengan Dinda.

"Hai Arin, kenapa kamu mau berteman dengan orang miskin seperti gadis itu."

"Mending berteman dengan kita-kita saja yang selevel."

"Orang-orang seperti dia itu biasanya cuma numpang manjat sosial. Numpang eksis sama numpang hidup pada kita orang-orang kaya."

"Betul itu Arin, jangan sampai dia jadi parasit di hidup kamu. Mereka itu kalau dikasih hati suka nggak tau diri."

Kalau diingat perkataan mereka sungguh menyakitkan. Apa salahnya hidup miskin, kalau boleh memilih Dinda juga tidak ingin hidup jadi orang miskin. Kalau bisa memilih Dinda juga akan memilih lahir dari keluarga yang kaya. Dinda hanya kebetulan lahir di keluarga yang tidak mampu.

"Dinda, kamu kenapa? Apa ada masalah. Aku perhatikan dari tadi kamu melamun." Arin meletakkan bukunya, memperhatikan teman barunya.

"Eh tidak apa-apa kak," kata Dinda. Dia tersenyum simpul, agar temannya tidak curiga.

"Benar?? Kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan." Arin melihat bola mata Dinda mencari tau jawabannya. "Kita ini temankan? Katakan saja kalau ada masalah apapun, jangan simpan semuanya sendirian."

"Iya kak, aku akan ingat itu."

"Ohh iya, apa kamu sudah dapat kos-kosan yang kamu cari?" tanya Arin.

Dinda menggeleng, tidak mudah cari kos-kosan yang sesuai dengan budgetnya. Yang ada disekitar sini hanya ada kos-kosan elit untuk anak orang kaya. "Belum kak, nanti aku mau lihat-lihat lagi yang agak jauh dari kampus. Mungkin lebih murah perbulannya," jujur Dinda. Mau menutupi apapun juga percuma, memang nyatanya dia punya masalah dengan biaya. Tapi bukan berarti dia sedang meminta sumbangan atau apapun. Dia malah kurang nyaman kalau ada yang mengasihaninya.

Arin sangat paham, dia ingin membantu tapi Dinda selalu menolak. Pasti gadis itu tidak mau dianggap hanya memanfaatkan keadaan. Maklumlah banyak sekali orang yang membicarakan pertemanan mereka. Tapi Arin berniat membantu secara diam-diam, dia sudah minta tolong Rezza untuk mengurusnya. Ya walaupun pria itu awalnya tidak mau dan berprasangka buruk kalau Dinda yang meminta semua itu pada Arin.

"Bagaimana kalau aku temani nanti, kebetulan aku juga tidak ada rencana nanti." Arin sumringah.

"Tapi mungkin lingkungannya tidak akan cocok denganmu, kak. Pasti kak Rezza juga tidak mungkin mengijinkan kakak untuk menemaniku."

"Tenang saja, tidak perlu cemas soal itu," ujar Arin yakin.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Rezza dari Arin yang menanyakan soal rencananya untuk membantu Dinda.

{"Za, bagaimana dengan yang aku minta kemarin?"}

{"Sudah kak, aku sudah menyuruh orang untuk mengurusnya. Nanti cukup kita arahkan dia ke tempat yang sudah aku bayar separuhnya. Yang punya kos juga sudah aku suruh agar tidak memberitahunya."}

{"Ok, makasih Rezza."}

{"Apapun untuk kak Arin."}

Rezza tersenyum sendiri membaca emoticon balasan dari Arin. Rezza tidak pernah minta apapun tapi dia tulus melakukan apapun untuk Arin. Tapi gadis itu selalu menganggap apa yang Rezza katakan itu hanya bercandaan semata.

Mereka akhirnya selesai kuliah.

Arin sudah mengirim pesan pada Nathan agar menjemputnya nanti karena dia ingin pergi dengan Dinda. Arin sudah menceritakan tentang teman barunya itu.

"Ayo kita cari kos-kosan sekarang," ajak Arin.

Dinda sangat senang ada temennya, jadi dia tidak perlu merasa takut lagi pada berandal yang mungkin mengganggunya.

Tiinnn.

Rezza membunyikan klakson mobilnya agar Arin dan Dinda segera naik. "Ayo naik," perintahnya. Tidak mungkin dia membiarkan Arin pergi berdua saja dengan gadis itu, dia perlu memastikan keselamatan Arin.

"Waahh ... ayo Din, pakai mobil biar lebih cepat."

"Ehh, tapi kak aku-." Dinda ragu, dia tidak suka ada di dekat pria menyebalkan itu.

"Cepat naik, aku akan mengantar kalian." Rezza menekankan kalimatnya.

Dinda sadar kalau Rezza melakukan hal itu untuk Arin, pria itu tidak ingin Arin kelelahan atau terjadi sesuatu yang buruk. Sungguh membuat Dinda sangat iri, selain cantik, baik dan kaya. Arin juga dikelilingi oleh orang-orang baik yang sayang padanya. Dinda bisa melihat kalau Rezza suka pada Arin, tapi dia juga bertanya-tanya tentang pria yang sering mengantar jemput temannya itu.

"Eh, aku mau lihat kos yang ada di depan sana saja kak. Disini kemarin aku sudah bertanya, perbulannya sangat mahal," kata Dinda saat Rezza mengehentikan mobilnya di depan tempat kos yang cukup bagus.

"Itukan kemarin, tadi aku dengar disini sedang ada diskon khusus untuk mahasiswa berprestasi. Coba kamu tanya saja ke dalam," kata Rezza.

"Memang ada yang seperti itu?"

"Ayo kita coba tanya saja, sebelum kehabisan tempat." Arin langsung mengajak temannya sebelum curiga.

Mereka sudah bertanya dan ternyata benar ada diskon, hal itu membuat Dinda sangat senang karena mendapatkan tempat menginap yang dekat dengan kampus, tempatnya sangat nyaman dan murah. Disini dia juga bisa mulai mencari kerja.

"Waahh, sepertinya kak Arin adalah dewi keberuntungan ku. Saat ada kak Arin tiba-tiba saja ada diskon di tempat itu."

"Kamu bisa saja, itu karena kamu yang beruntung. Kamu mau pindah mulai kapan, biar kami bantu kamu membawa barang-barang," kata Arin, sekarang mereka sedang duduk di salah satu cafe di dekat kampus.

"Ah itu tidak perlu kak, aku bisa sendiri. Aku tidak ingin selalu merepotkan kak Arin dan kak Rezza," tolak Dinda.

"Bagus deh, kalau sadar," cicit Rezza bergumam.

"Rezza ...." Arin melotot. "Tidak usah didengarkan ucapannya. Aku senang kok bisa membantu. Jangan pernah sungkan kalau mau minta bantuan," ujar Arin pada Dinda.

"Iya kak, terimakasih banyak atas kalian."

1
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
💗vanilla💗🎶
ijin mampir ya thor
Safa Almira
yey
Edah J
terimakasih atas karyanya yang sangat bagus 👍👍 semoga makin sukses terus😉
Edah J
ikut senang melihat kalian bahagia 😉🤗😘
Edah J
semoga kamu bahagia Dinda bukan hanya Arin saja yaa🤗
Edah J
duhh yg lagi kasmaran🥰🥰🥰huhuyyy
Edah J
he..he..he...si posesif on😁✌️
Edah J
yeyyy....Arin dilamar 👏🤗😘🥰
Edah J
cerita yg okk👍👍👍
Edah J
Dinda jd detektif dulu😉
Edah J
Itu ulah si boss Rezza😁😁😁
Edah J
wihhh berbunga"hati neng Abanggg😁😁😁
Edah J
Arin dan Dinda punya kesedihan yg sama ditinggal orang tua walau dgn cara yg berbeda😭
Edah J
hahayyy... Rezza nihh 😁😁😁
Edah J
sedih bangett 😭😭🤧
Edah J
semoga kebahagiaan segera menghampirimu Dinda😉
Edah J
Rin jangan memancing kasian Nathan nya😁
Edah J
pada akhirnya yg dibawah yg mengalah🙁dan itu jg terjadi di dunia nyata🙁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!