NovelToon NovelToon
Sistem Sepak Bola

Sistem Sepak Bola

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Pemain Terhebat / Bepergian untuk menjadi kaya / Mengubah sejarah / Karir
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lion Star24

Ronald Leo, seorang remaja berbakat dari desa kecil di Kediri mendapatkan kesempatan emas untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain sepak bola profesional. Setelah mencuri perhatian pelatih selama seleksi Borussia Dortmund ||, Leo berkembang pesat dengan bantuan sebuah Sistem misterius yang meningkatkan kemampuan fisik dan tekniknya diatas rata- rata. Ditengah persaingan ketat dan berbagai tantangan, Leo memimpin timnya menjadi juara liga remaja Jerman dan mencetak prestasi luar biasa. Namun, perjalanan Leo baru saja dimulai, karena ia kini harus membuktikan kemampuannya di panggung yang lebih besar ~ Liga Profesional.
Dengan penuh aksi, persahabatan, dan impian besar, "SISTEM SEPAK BOLA" adalah kisah seorang remaja Indonesia dalam meraih kejayaan di dunia sepak bola internasional.
Novel ini tidak menganut jadwal dan regulasi liga Eropa secara menyeluruh, demi perkembangan jalan cerita, jadi mohon dimengerti bila ada jadwal yang melenceng jauh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Star24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Babak Kedua

Di babak kedua, suasana semakin memanas. Leo berusaha untuk tetap bermain seperti biasa, tetapi ketidakharmonisan tim mulai terasa. Lars dan beberapa pemain lain sengaja bermain lebih egois, tidak memberikan umpan yang seharusnya, dan akibatnya serangan Dortmund U17 sering gagal.

Di menit ke-60, sebuah peluang emas tercipta. Leo berhasil menerobos pertahanan lawan, dan melihat Sven bebas di sisi kanan. Dia mengirimkan umpan terobosan yang sempurna, tetapi, alih-alih memberikan umpan silang, Lars yang ada di dekat Sven memaksa dirinya untuk menembak dari jarak jauh. Bola melambung tinggi di atas mistar gawang, dan kesempatan itu hilang.

Roger berteriak dari pinggir lapangan dengan wajah penuh kemarahan. "Lars! Fokus pada tim, bukan dirimu sendiri!"

Leo menahan rasa frustrasinya. Ini bukan waktunya untuk bertengkar di lapangan, tapi jelas bahwa masalah di dalam tim mulai mengganggu permainan mereka.

Di menit ke-85, Borussia Dortmund U17 masih berjuang untuk setidaknya mendapatkan hasil imbang. Rot-Weiß Essen terus menekan, dan pertahanan Dortmund U17 mulai kelelahan. Saat pertandingan memasuki masa injury time, Leo mendapatkan bola di tengah lapangan.

Dengan dribble cepatnya, ia berhasil melewati dua pemain lawan. Di depannya, Sven dan Florian berlari membuka ruang. Tapi saat Leo hendak memberikan umpan, Lars justru menutup ruang gerak, membuat situasi menjadi kacau. Leo kesal, tapi tetap fokus. Ia memilih untuk berlari sendiri, mencoba menciptakan peluang terakhir.

Leo berhasil menembus kotak penalti, dan dengan satu gerakan cepat, ia menembak ke arah gawang. Kiper Rot-Weiß Essen sudah mati langkah, tetapi bola membentur tiang gawang dan keluar!

"Ahhhhhhhhhhh sial, siaaaal!" Leo dengan rasa frustrasi menendang rumput lapangan, itu adalah umpatan pertama Leo, dia meluapkan semua emosinya.

---

Pertandingan berakhir imbang 0-0, dan di ruang ganti, ketegangan semakin terasa. Roger masuk dan langsung menghampiri Lars. "Aku tahu apa yang kau lakukan di lapangan, dan itu tidak bisa diterima. Jika kau tidak bisa bermain untuk tim, maka kau tidak akan bermain sama sekali."

Lars diam, tapi wajahnya menunjukkan rasa tidak puas. Leo duduk di bangkunya, merasa lega bahwa pertandingan sudah berakhir, tetapi dia tahu masalah di tim belum selesai.

Beberapa pemain lain juga mulai menunjukkan ketidakpuasan terhadap Lars, dan situasi ini bisa memecah tim jika tidak segera ditangani.

Sven mendekati Leo dan menepuk pundaknya. "Jangan khawatir. Aku tahu ini sulit, tapi kau sudah melakukan yang terbaik. Kita akan menghadapi ini bersama."

Leo tersenyum kecil, meski di dalam hatinya, ia tahu konflik di dalam tim ini masih jauh dari selesai.

Malam hari Leo duduk sendiri di atas ranjangnya, dia melihat pembaruan sistemnya setelah gagal menyelesaikan misinya.

Nama: Ronald Leo

Umur: 17 Tahun

Tinggi: 179 cm

Berat: 72 Kg

Kecakapan kaki kiri/kanan: 66/100

Atribut teknik

Passing: 74 (-2) 72

Shooting: 80 (-2) 78

Dribbling: 69 (-2) 67

Shot accuracy: 70 (-2) 68

Heading: 70 (-2) 68

Atribut fisik:

Kekuatan: 78 (-2) 76

Kecepatan: 80 (-2) 78

Stamina: 76 (-2) 74

Serangan: 73 (-2) 72

Kharisma: 70 (-2) 68

Inventory:

2 Boost recovery stamina

"Skill yang dimiliki:"

Dribble ala Ronaldinho [LVL 4]

Kecepatan ala Thierry Henry [LVL 4]

Tembakan Jarak Jauh ala Frank Lampard [LVL 3]

Visi Permainan ala Inzaghi [LVL 3]

Heading ala Gerd Muller [LVL 2]

Tekad baja [LVL 4]

Tendangan bebas ala Beckham [LVL 3]

Leadership Aura [LVL 2]

Negosiator [LVL 1]

Visi bermain ala Pirlo [LVL 2]

Tendangan sudut [LVL 1]

---

(Hukuman gagal menyelesaikan misi: Karena host gagal menyelesaikan Syarat misi, semua poin atribut -2).

Leo merasakan kekuatannya sedikit melemah saat semua poin atributnya berkurang, "tidak apa-apa, ayo tetap fokus, jangan sampai ini menjadi masalah yang lebih besar."

Leo hanya bisa menyemangati dirinya sendiri.

-----

Leo merasakan ada yang tidak beres sejak pertandingan melawan Rot-Weiß. Meskipun hasilnya imbang 0-0, dia gagal menyelesaikan misinya dari sistem. Ini adalah kali pertama dia gagal dan, yang lebih buruk, sistem memberinya hukuman.

"Pengurangan di semua poin atribut…"

Leo tidak bisa berhenti memikirkan pesan itu.

Poin atributnya turun, dan dia tahu bahwa ini akan memengaruhi performanya di lapangan. Namun, tekanan bukan hanya berasal dari sistem. Di dalam tim, suasana semakin mencekam.

---

Pagi itu, saat sesi latihan dimulai, Leo merasakan atmosfer yang berbeda. Tidak ada lagi canda tawa seperti biasanya.

Rekan-rekannya terlihat lebih dingin, dan yang paling mencolok, mereka mulai memandangnya dengan tatapan tidak ramah.

Lukas, salah satu pemain senior yang sering diandalkan pelatih, tampak diam-diam memperhatikannya. Biasanya Lukas selalu menjadi yang paling bersemangat saat latihan, tetapi kali ini, dia seperti menyimpan sesuatu di dalam hati.

“Oi, Leo, jangan malas-malasan!” seru Jonas, gelandang tengah, saat Leo terlambat bereaksi di sesi latihan penguasaan bola.

Jonas adalah pemain dengan mentalitas keras, dan jelas dia tidak menyukai cara Leo bermain akhir-akhir ini. “Kalau kamu terus begitu, jangan harap kamu bisa membantu kita di pertandingan berikutnya.”

Leo terdiam. Kata-kata Jonas menusuk dalam hatinya, tetapi dia tidak ingin memperburuk suasana. Di sisi lain, rasa frustrasinya mulai memuncak.

Saat latihan berlanjut, Max tampak sengaja bermain lebih keras. Ketika bola mengarah ke Leo, Max menerjang dengan kekuatan berlebih, membuat Leo terjatuh ke tanah.

“Hei! Apa-apaan itu?” seru Leo dengan nada kesal, mencoba berdiri.

Max hanya tertawa sinis.

“Oh, maaf, aku pikir kamu lebih kuat dari itu. Ternyata bintang muda kita tidak sekuat yang terlihat.”

Beberapa pemain lain seperti Felix dan Leon mulai ikut tersenyum sinis, meskipun tidak berkata apa-apa.

Tekanan di dalam tim mulai terlihat jelas, dan Leo merasakan betapa berbedanya perlakuan mereka setelah pertandingan terakhir.

---

Waktu Berlalu, Frustrasi Leo Meningkat

Di dalam ruang ganti setelah latihan, Leo merasakan ada suasana yang semakin tidak enak. Lukas, yang selama ini diam, tiba-tiba membuka suara.

"Leo, aku mau bicara," katanya dingin. Semua pemain lain mulai memperhatikan, dan suasana menjadi tegang.

"Ada apa?" Leo bertanya, meskipun dia tahu apa yang akan dibicarakan Lukas.

Lukas mendekat, matanya tajam. "Kau pikir kau bisa datang ke sini dan mengambil semua perhatian, ya? Kau baru beberapa bulan di tim ini, tapi sudah merasa jadi pemain bintang?"

Leo terkejut mendengar nada suara Lukas, tetapi dia mencoba untuk tetap tenang. "Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik. Kalau aku mendapatkan perhatian, itu karena usahaku."

Jonas, yang duduk di pojok, ikut menyela. "Lukas benar. Kami semua berjuang di sini bertahun-tahun, dan sekarang semua perhatian ada padamu. Sepertinya pelatih terlalu memberi kamu kelonggaran, sementara yang lain tidak mendapat kesempatan yang sama."

"Jadi ini tentang perhatian? Aku hanya ingin menjadi pemain yang baik untuk tim ini," kata Leo dengan nada lelah.

"Aku tidak pernah meminta untuk diperlakukan berbeda."

Lukas mendekat lebih lagi, kini berdiri tepat di hadapan Leo. "Kami tidak butuh alasanmu. Buktikan saja di lapangan kalau kamu pantas ada di sini. Kalau tidak, jangan heran kalau banyak yang ingin kamu keluar dari tim ini."

Sven, teman baik Leo, langsung berdiri ketika melihat Leo mulai di sudutkan, "Hei, ayolah kawan-kawan, ini semua bukan hanya salah Leo. Di pertandingan terakhir, kerja sama tim kita sangat buruk, jadi semua kesalahan bukan milik Leo."

Kalimat Lukas menggema di kepala Leo, dan suasana semakin berat. Tapi sebelum Leo sempat menjawab, Pelatih Roger tiba-tiba muncul di pintu ruang ganti.

"Ada masalah di sini?" tanya pelatih dengan nada dingin, matanya menyapu seluruh ruangan. Semua pemain langsung terdiam, dan Lukas segera mundur.

1
Azril Parmen
Luar biasa
Rizky Fadillah
berantakan seperti sistem ai
adlyu
Update thor
Lion Star⭐: siap👌
total 1 replies
Afdhal Fauzi
teruskan/Smile//Joyful/
🛌
kek yang ada di platform novel penghasil uang deh/Shame/
Dani Ni
bisa ngk kata katanya, ngk ush terlalu formal.
Dani Ni
kata katanya terlalu formal, seperti percakapan biasa aj.
RMYAN'S
kok jalan ceritanya kaya sama ya sama akun sebelah?

ini copy paste atau karya asli?


sorry author bukannya meremehkan karyamu atau apalah tapi menurut saya pribadi jalan cerita yang author tulis tidak asing bagi saya🙏
Mhmmd Hrts: yg mn?
pembaca gabut: beda nama doang wkwkw wkw TPI bodo amat yg dosa kan dia
total 3 replies
juan carlos vasquez paredes
Lanjut terus thor, saya sudah jatuh cinta sama ceritamu❤️
Lion Star⭐: Siap 86
total 1 replies
o^┢┦apΡy
Aku jadi pengen main ke dunia dalam cerita ini 👍
Fajar Fathur
lanjut update thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!