Mohon maaf jika EYD dan banyak kata yang tipo serta lainnya. Karena authornya masih belajar.
Kalau uda tamat baca Ampe eps 195 jangan pindah ke Lahirnya Penguasa Yin dan Yang, karena akun author ilang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alendra Danuarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Ayah Angkat
Karena ia belum bisa menggunakan Qi , Cao Yuan kemudian mencoba berlatih Kitab Naga Surgawi tingkat Dewa. Kali ini entah apa yang membuatnya lebih bersemangat ketika akan mempelajari kitab itu . Cao Yuan kini memahami perlahan setiap gerakan dari Kitab Naga Surgawi yang memiliki banyak jurus . Setelah ia memahami setiap gerakan di kitab Naga Surgawi yang memiliki jurus pertama yaitu dua puluh gerakan Naga . Ia langsung mempraktekkannya anehnya saat ia mempraktekan setiap gerakan kitab itu seperti ia sudah menguasai jurus pertama yang ia kini praktekan .
Jurus dua puluh gerakan naga bisa menggunakan pedang maupun tangan kosong. Kini Cao Yuan menggunakan pedang tingkat rendah untuk melatih jurus dua puluh gerakan Naga. Setiap tebasan pasti membuat angin disekitarnya bergelombang . Seperti nama dari jurus itu yang memiliki dua puluh gerakan yang sulit ditebak oleh lawan. Cao Yuan terus mengulang ulang gerakan jurus itu hingga tak terasa hari sedikit gelap yang menandakan malam akan tiba dan ia pun memberhentikan latihannya.
Hingga tak terasa kini satu bulan telah berlalu tapi belum ada kabar ayah angkatnya kembali . Selama waktu itu Cao Yuan pasti akan berlatih dan terus berlatih , terkadang ia juga membantu membuat Pill penambah energi untuk diberikan pada sektenya dan belajar membuat Pill lainnya. Kini ia juga telah menguasai dengan baik dua jurus yang terdapat di kitab pedang tak berwujud hingga kitab yang memang akan membuatnya menjadi legenda Naga yaitu kitab Naga Surgawi juga telah ia kuasai 1 jurus dari kitab itu.
Tiba tiba malam harinya tepatnya satu bulan itu ia mendapat pesan dari Tetua Lu Ye untuk menemuinya di aula Sekte karena urusan yang sangat penting . Karena itu Cao Yuan menghadiri pertemuan di aula sekte yang nyatanya sudah banyak tetua serta petinggi sekte yang sudah berkumpul di aula itu.
"Hormat kami tuan muda Sekte Pedang Naga Langit " ucap para tetua sekte dan petinggi memberi hormat kepada Cao Yuan.
Cao Yuan sedikit merasa aneh karena pertemuan ini seharusnya ayahnya yang memimpin tapi di singgasana tertinggi atau Kusus untuk ketua Sekte ayahnya tak terlihat. Bahkan saat melihat wajah para tetua dan petinggi sekte ia menjadi bingung.
Wajah mereka menggambarkan kesedihan yang mendalam dan selalu menundukkan kepala mereka.
"Ada apa ini " gumam Cao Yuan lirih.
"Tuan muda silahkan anda duduk di singgasana ketua Sekte karena ada kabar penting yang harus saya sampaikan " ucap Tetua Lu Ye mengajak Cao Yuan duduk di tempat singgasana ketua sekte.
Cao Yuan pun mengikuti langkah tetua Lu Ye dengan perasaan bingung , dan setelah ia duduk di tempat yang seharusnya ayah angkatnya duduki Tetua Lu Ye membuka pembicaraannya.
"Tuan muda , ada kabar duka untuk sekte kita dan itu terkait tentang ayah angkatmu " ucap Tetua Lu Ye menatap Cao Yuan dengan serius.
Seketika aula ruangan tetua dan petinggi sekte menjadi hening bahkan suara nyamuk pun mungkin terdengar. Seketika seperti Petir yang menyambar telinga Cao Yuan setelah tetua Lu Ye mengucapkan kabar duka terkait ayah angkatnya.
"Jelaskan padaku apa kabar duka itu!! " ucap Cao Yuan tiba tiba nadanya meninggi lalu ia pun segera berdiri.
"Ke..tu..a telah t..e.wa.s " ucap Tetua Lu Ye terbata bata air mata pun segera menetes .
Cao Yuan tiba tiba badannya bergetar dan tak kuasa untuk menahan kakinya untuk berdiri.
"Tuan muda ! " teriak mereka semua saat melihat Cao Yuan akan roboh .
Tetua Lu Ye pun langsung menangkap tubuh Cao Yuan yang lemas .
"D..i.ma.na ayahku " ucap Cao Yuan kini airmatanya pun tak bisa ia tahan untuk mengalir deras ke pipinya.
"Bawa jasad ketua sekte ke aula ! " ucap salah satu tetua yang menghadiri pertemuan itu.
Tak lama para murid yang ditugaskan membawa 5 peti yang berisi jasad Ketua Sekte dan tetua yang ditugaskan untuk mengamankan perjalanan Raja Shao. Cao Yuan langsung berlari dan mendekati peti yang bertulis Cia San Tong. Saat ia sudah didepan peti ia langsung membukanya tiba tiba badannya bergetar kembali tak hanya itu ia air matanya pun menetes lebih deras melihat Jasad ayah angkatnya tewas memiliki sebuah tusukan pedang diperutnya .
"A..y.aah ! " isak tangis Cao Yuan terdengar .
Para petinggi dan tetua terutama tetua Lu Ye langsung menghampiri Cao Yuan .
"Cao Yuan tenanglah ! masih banyak yang ingin aku katakan lagi" ucap tetua Lu Ye sambil mengusap kepala Cao Yuan.
"Katakanlah ! " ucap nada tinggi Cao Yuan terdengar , di ucapan itu pun sangat mengandung amarah yang besar membuat semua orang bergidik ngeri tak sadar tiba tiba aura aneh ditubuh Cao Yuan pun merembes membuat semua tetua dan petinggi sekte merinding tak karuan.
Setelah Cao Yuan mengeluarkan aura aneh itu ia langsung tak sadarkan diri. Tetua Lu Ye yang melihat Cao Yuan tak sadarkan diri langsung memeluk tubuh anak kecil yang sudah dianggap gurunya.
" Pertemuan dibubarkan! pemakaman ketua sekte dan tetua serta murid yang tewas dilakukan besok pagi! " ucap tegas Tetua Lu Ye yang kemudian semua orang bubar dan menutup kembali peti ketua sekte mereka.
Terlihat jelas raut wajah sedih semua tetua serta murid sekte , karena Cia San Tong adalah orang yang peduli terhadap sesama dia tak pernah membedakan tetua dan murid. Sehingga semua tetua serta murid menyayangi Cia San Tong .
Kematian Cia San Tong membuat suasana Sekte menjadi sedih , tak ada senyum satupun yang mereka sunggingkan . Apalagi Cao Yuan sebagai anak angkat Cia San Tong , meskipun anak angkat Cia San Tong sangat menyayangi Cao Yuan lebih dari apapun walaupun dulu Cao Yuan adalah seorang sampah yang memiliki Dantian tersegel.
Pagi hari pun tiba , semua murid dan tetua sudah berkumpul dihalaman sekte wajah mereka lesu dan sedih membuat keadaan suasana menjadi muram. Cao Yuan kini sedang menangis sejadi jadinya meskipun Tetua Lu Ye terus menasehati Cao Yuan.
"Guru ! tenang lah ,lebih baik hadiri pemakaman ayah angkatmu " ucap tetua Lu Ye sambil mengelus rambut Cao Yuan.
Cao Yuan kemudian bangkit dan menuju halaman sekte untuk mengikuti pemakaman ayahnya . Seketika saat ia sampai dihalaman sekte semua tetua dan murid memberi hormatnya.
"Hormat kami pada tuan muda " ucap mereka kompak tapi terdengar jelas nada mereka semua sedih dan lesu tak ada semangat sama sekali.
Cao Yuan hanya mengangguk sebagai tanda menerima hormat mereka semua.
jatuh dari jurang.tiba tiba tulang nya dihancurkan semuanya.seharusnya ada guru yang menyelatkannya
atau ada peningalan dewa naga
sekte punya faksi mata2 tapi ga keliatan hasil kerjanya
😆😆😆🤣🤣