NovelToon NovelToon
Duka Dua Garis Merah

Duka Dua Garis Merah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:586.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: alfajry

Pernikahan Brian Zaymusi tetap hangat bersama Zaira Bastany walau mereka belum dikaruniai anak selama 7 tahun pernikahan.

Lalu suatu waktu, Brian diterpa dilema. Masa lalu yang sudah ia kubur harus tergali lantaran ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya yang semakin membuatnya berdebar.

Entah bagaimana, Cinta pertamanya, Rinnada, kembali hadir dengan cinta yang begitu besar menawarkan anak untuk mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dijebak

"Ada apa, Bunda?" Rinnada berdiri dibelakang Winda.

Winda diam sejenak, menatap anaknya. "Apa dia benar sudah menikah? Brian?"

Rinnada diam. Matanya menunduk. 'Dari mana Bunda tahu?' Batinnya.

"Seseorang merebutnya dariku, Bunda." Ucapnya kemudian. Dia mencari alasan supaya ibundanya tidak marah dan dia tidak mau Bundanya mengirimnya ke tempat itu lagi.

"Apa maksudmu? Dia sudah menikah. Mereka sudah menikah, Rinnada. Dan itulah mengapa kau memintaku mengenalkan Zaira padamu, begitu?"

Rinnada terlihat bingung. Dia mencari alasan dalam pikirannya supaya bisa diterima ibundanya. "Aku tahu mereka tidak bahagia. Istrinya tidak bisa memberikannya anak. Sementara kak Brian menginginkan anak. Aku sangat paham itu, Bunda. Dia akan menceraikan dokter itu!" Rinnada menggebu. Dia benar-benar membuat alasan palsu.

Winda mengerutkan alis. Alasan yang diberikan anaknya berbeda dari yang ia lihat barusan. Wajah Zaira sangat ceria saat memperkenalkan suaminya padanya tadi.

"Aku sudah mendengarnya sendiri. Zaira itu aslinya tidak baik. Dia sangat menekan kak Brian. Dia memaksa supaya tidak bercerai. Sementara Kak Brian sangat menginginkan anak, Bunda".

"Rinnada, Dia dokter yang berdedikasi. Dia dokter yang cerdas. Catatannya selalu baik. Tidak seperti yang kau katakan". Ucap Bundanya yang sudah melihat catatan dan laporan mengenai dokter Zaira.

Rinnada mendesah kesal. Dia menyibakkan rambut yang jatuh ke wajahnya. "Bukankah Bunda juga dokter yang demikian?" Ucapnya lalu pergi begitu saja, meninggalkan Winda yang tersentak dengan jawaban anaknya.

~

"Kau masih mencintai lekaki itu?". Winda duduk di kursinya. Memandang anak perempuannya yang sedang asyik menata rambutnya di depan cermin.

"Hmm" jawabnya singkat. Karena tahu mungkin Bundanya tidak akan mendukungnya.

"Dia mengajukan cuti satu minggu." Ucapnya lagi.

Rinnada menghentikan tangan yang menata rambutnya.

"Mereka akan berlibur." Sambung Bundanya lagi. "Apa itu yang kau sebut tidak bahagia?" Tanyanya sambil mengingat wajah ceria Zaira yang membuat alasan berlibur dengan suaminya.

"Aku yang lebih tahu. Bunda hanya melihat luarnya saja." Rinnada duduk di sofa.

"Seharusnya kau sadar apa yang akan kau lakukan ini". Kata Winda penuh penegasan.

"Aku sadar, kok. Aku hanya mengambil apa yang sudah menjadi hakku". Ucapnya santai sambil menyandarkan punggungnya di sofa. "Bunda, dialah yang merebut Brian dariku. Dia selalu mengejar Brian. Sebab itulah Brian pergi meninggalkan aku."

"Sudahlah Rin, Bunda akan..."

"Cukup Bunda!" Rinnada berdiri. Dia merasa tidak didukung dan itu membuatnya sangat sakit.

"Jika bunda tidak bisa mendukungku, tidak mengapa. Tapi tolonglah, jangan halangi aku. Aku tahu apa yang aku sedang lakukan." Ucapnya dengan nada tinggi. Memandang kecewa ke arah Bundanya.

Winda memejamkan mata. Perdebatan mereka terjadi lagi.

"Bunda tidak tahu kan, bagaimana kejamnya wanita itu! Dia sadar akan kekurangannya. Tetapi mengikat suaminya supaya tidak pergi. Brian itu, ingin sekali lepas dari jeratnya. Aku bisa melihat itu di wajahnya! Aku akan menolongnya, Bunda." Teriak Rinnada. Dia mengatakan sesuatu hal yang sulit dipercaya orang lain.

"Lebih baik sekarang, Bunda pecat saja dia!" Ucapnya lagi kepada Bundanya. Wajahnya memancarkan kebencian yang amat sangat.

"Tidak bisa seperti itu. Aku tidak punya alasan untuk memberhentikannya!" Serunya pada Rinnada.

"Harus, Bunda. Dia harus dikasih pelajaran. Mau bagaimana pun, dia harus keluar dari rumah sakit ini. Aku sudah muak melihat dia!" Ucapnya lalu pergi begitu saja.

Winda menghela napasnya. Anaknya ini, memang seorang yang harus mendapatkan apa yang ia inginkan.

*****

Brian mendatangi Rinnada di apartemennya. Rinnada memintanya datang setelah mendengar Bundanya mengatakan, Zaira dan Brian akan berlibur panjang. Dia tidak terima. Dia ingin membatalkan liburan indah kedua orang itu.

"Apa kau akan pergi?" Rinnada berdiri di sisi kursi yang diduduki Brian.

Brian mengangguk. "Mungkin akan seminggu".

"Tidak bisa seperti itu! Kau pergi enak-enak sementara aku disini menunggumu, begitu?" Sentak Rinnada pada Brian.

"Rin. Sekarang yang menjadi prioritasku adalah istriku. Kami hanya pergi seminggu."

Rinnada mengerutkan alisnya mendengar kata prioritas kepada istrinya.

"Kak, apa aku sudah tidak menarik bagimu?" Tanya Rinnada tiba-tiba lalu duduk di sisi sofa yang diduduki Brian.

"Kau bicara apa, Rin". Brian membiarkan wanita itu mengelus rambutnya.

"Aku merasa kau mulai menjauh lagi. Padahal kemarin kau sudah sadar akulah Rinnada yang asli" Ucapnya dengan cemberut.

Brian hanya diam. Walau semua bukti itu ada di tangan Rinnada, tetapi hatinya tidak nyaman. Entah mengapa dia merasa sifat dan sikap Rinnada jauh dari dia yang dulu.

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya sibuk karena besok aku akan mulai ambil cutiku."

"Apa tidak bisa ditunda saja. Satu hari tidak melihatmu membuatku gusar" Ucapnya manja di dada Brian.

"Tidak bisa. Aku harus pergi dengan istriku"

Rinnada diam sejenak. Lalu menuju ke kamarnya, mengambil sesuatu.

"Terserah kepadamu, kak. Yang penting setelah kau kembali, kau harus liburan juga denganku beberapa hari". Ucapnya menuju dapur. Membuatkan kopi untuk Brian.

"Mana mungkin, Rin. Zaira pasti akan menanyakan tujuanku." Brian menaikkan nadanya supaya Rinnada yang di dapur mendengarnya.

"Katakan saja kau ada kerjaan di luar. Kenapa tidak bisa beralasan?" Rinnada datang membawa secangkir kopi. Meletakkannya di atas meja depan Brian.

Brian hanya menghela napas. Menyandarkan tubuhnya di atas sofa. Dia sangat bimbang. Sangat ingin mempertahankan Zaira, namun Rinnada membuat jalannya tercekat.

"Minumlah dulu. Supaya kakak bisa tenang sedikit. Aku minta maaf.. " ucapnya perlahan. Dia duduk di sebelah Brian. "Aku hanya belum terima kau lebih memilih dia dari pada aku".

Brian diam. Dia memandang Rinnada. Wanita di hadapannya ini sangat cantik. Tapi entah mengapa dia tidak berhasrat.

Brian mengambil secangkir kopi itu, lalu meneguk perlahan kopi yang asapnya masih sedikit mengepul.

"Kak. Apa aku tidak punya harapan denganmu?"

Pertanyaan Rinnada membuat Brian diam.

"Jawablah. Supaya aku tahu harus berbuat apa."

"Aku tidak tahu, Rin." Jawaban Brian di anggap memberikan sedikit harapan untuknya. Sebab Brian tidak langsung menolak.

Brian terlihat mengerjap, lalu memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Kenapa kak?" Rinnada mencoba membantu Brian berdiri.

"Ayo, ke kamarku saja, kak. Kau pasti terlalu banyak pekerjaan akhir-akhir ini."

Rinnada membantu Brian berjalan. Menggandeng tubuhnya menuju kamar Rinnada.

"Rin.. mataku sangat berat". Ucapnya perlahan sambil berusaha membuka matanya. Mengusir bayang yang menghalanginya memandang.

"Istirahat saja dulu, kak." Rinnada membantunya menaikkan kaki ke atas tempat tidur. Mengendurkan dasi, lalu membuka tali pinggangnya.

Dia lalu duduk di tepi tempat tidur. Memandang lekat-lekat lelaki yang sejak awal sudah mencuri hatinya itu. Dia mengingat betul bagaimana hatinya bisa terjerat oleh Brian.

Rinnada mengecup kening Brian dengan lembut. "Tidur saja, sayang. Tidurlah. Aku disini. Tidak akan kemana-mana". Rinnada mengelus rambut Brian.  Brian perlahan memejam. Dia sudah tidak mampu menahan kantuknya.

Bersambung......

1
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
yg menghancurkan rumah tangga mu bkn dinnara atau siapapun itu tpi dirimu, dirimu sendiri yg menghancurkan itu
Gesuriwati Damiri
Buruk
Gesuriwati Damiri
Biasa
Pingkan Tumbuan
kayak muter2 ceritanya
Elok Pratiwi
cerita yg burukkk ... alur cerits yg ga jelas ... apa yg msu diceritakan ....
Ooem Ummiyati
Kecewa
Ooem Ummiyati
Buruk
zahra ou
gila ja sendiri gk usah bawa temen, ntar tk lapori sama pak pur. polisi baik yg suka giring org model kamu buat dsembuhin
zahra ou: biar joged asolole tak dung dung
total 1 replies
zahra ou
mampus lu
cow gk tahu diuntung
Amilia Indriyanti
jangan biarkan kemungkaran terus merajalela.... 💪💪💪💪💪💪
Amilia Indriyanti
aku paling seneng sama perempuan tegas seperti ini
cinta semu
ngebut baca ny ...Sampek lupa piring dari pagi belum di cuci😁😂next thor
cinta semu
Rinnada itu sakit parah loh....benar kata dokter Revi ...😁😂ichhh....serem
cinta semu
pelakor ny ngamuk gaess 😂😁hancur semua barang2...
cinta semu
baru baca dah nyesek Thor...😢apalagi zaira yg baca hasil tulisan di kertas itu ya.... penasaran 🤔🤔
Npy
klw aku..akupun akan mengambil keputusan yg sama sprt Zaira🍀😊
Tri Astuti
hahaha
Tri Astuti
Luar biasa
Tri Astuti
Lumayan
Cita Solichah
karya2mu bikin aq gk bs fokus ngapa2in author.. tiap baca gk mau berhenti..
Penulis Amatir: Makasih ya kak. Udah baca Syahdu?🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!