NovelToon NovelToon
Satu Biduk Dua Cinta

Satu Biduk Dua Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yeni Eka

Ini bukan kisah istri yang terus-terusan disakiti, tetapi kisah tentang cinta terlambat seorang suami kepada istrinya.

Ini bukan kisah suami yang kejam dan pelakor penuh intrik di luar nalar kemanusiaan, tetapi kisah dilema tiga anak manusia.

Hangga telah memiliki Nata, kekasih pujaan hati yang sangat dicintainya. Namun, keadaan membuat Hangga harus menerima Harum sebagai istri pilihan ibundanya.

Hati, cinta dan dunia Hangga hanyalah untuk Nata, meskipun telah ada Harum di sisinya. Hingga kemudian, di usia 3 minggu pernikahannya, atas izin Harum, Hangga juga menikahi Nata.

Perlakuan tidak adil Hangga pada Harum membuat Harum berpikir untuk mundur sebagai istri pertama yang tidak dicintai. Saat itulah, Hangga baru menyadari bahwa ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh kepada Harum.

Bagaimana jadinya jika Hangga justru mencintai Harum saat ia telah memutuskan untuk mendua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni Eka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Harum terkesiap sejenak menatap Hangga.

"Saya dapat dari Bu Bidan. Tetangga satu blok sama kita,” terangnya saat Harum hanya bergeming menatapnya.

Ternyata Hangga tadi pergi ke rumah Bu Bidan untuk meminta obat buat luka bakar Harum.

“Terima kasih,” ucap Harum diiringi seulas senyum. Ia jadi merasa bersalah sendiri karena tadi telah suudzon pada suaminya.

“Diobati sekarang,” titah Hangga. “supaya lukanya enggak semakin parah dan mencegah kemungkinan terjadinya infeksi kulit karena bakteri,” sambungnya.

“Iya, Mas,” sahut Harum patuh. Lalu mengambil posisi duduk di kursi dan mulai membuka salep yang masih tersegel itu.

“Sini, saya aja.” Hanga mengambil salep dari tangan Harum lalu membukanya. Kemudian ia mulai mengoleskan salep tersebut pada tangan Harum yang terluka.

Hati Harum berdebar bahagia lagi karena mendapat perlakuan hangat dari Hangga.

“Kamu sudah selesai masaknya?” tanya Hangga saat masih mengoleskan salep di tangan Harum.

“Eng, su-sudah.” Harum yang tengah merasakan debaran rasa di dada menjawab gugup. “Tinggal menunggu puding srikaya matang, sekitar sepuluh menit lagi,” ujarnya.

“Kalau sudah selesai, ayo kita bereskan barang-barang kamu,” kata Hangga usai mengobati luka di tangan Harum.

“Barang-barang apa, Mas?” Harum yang tidak memahami perkataan Hangga bertanya dengan raut bingung.

“Ibu dan Ayah ‘kan mau ke sini. Mereka pasti akan menginap selama beberapa hari di sini. Kamar yang kamu tempati itu akan ditempati Ibu dan Ayah selama menginap di sini. Jadi, kita harus memindahkan barang-barang kamu ke kamar saya,” tutur Hangga.

Harum menganggukkan kepala setelah memahami maksud perkataan Hangga. “Lalu, nanti saya tidur di mana, Mas?” tanyanya.

“Kamu tidur di kamar saya,” jawab Hangga.

Harum tertegun sembari menatap Hangga.

Benarkah Hangga sudah menerima dirinya dan pernikahan ini?

Jika betul begitu, Harum ingin loncat-loncat sekarang. Mengekspresikan kebahagiaannya.

Sayang, itu hanya angan. Karena kalimat Hangga berikutnya, menyadarkan Harum kembali bahwa dugaannya salah. Sikap suaminya itu masih sama. Belum menerima dirinya.

“Kita harus bersandiwara selayaknya pasangan suami istri untuk menyenangkan Ibu,” ujar Hangga mengiris perih hati Harum yang sempat merekah.

“Baik, Mas.” Harum mengangguk patuh, meskipun hatinya kecewa.

Mengapa hanya bersandiwara? Bukankah memang sudah seharusnya suami istri tidur sekamar?

Setelah puding srikaya matang, Harum mencuci semua perabot bekas masaknya. Baru kemudian membereskan barang-barang di kamarnya.

“Pakaian kamu, masukan ke dalam koper. Kopernya biar nanti saya yang bawa ke atas. Bereskan semua barang-barang kamu. Jangan sampai ada yang tertinggal.” Begitu perintah Hangga.

Harum melakukan apa yang diperintahkan Hangga. Memasukkan pakaiannya yang tidak banyak ke dalam satu koper. Lalu membereskan perlengkapan kosmetik sederhana miliknya, buku-buku, perlengkapan salat dan barang-barang lainnya dalam tas besar.

“Sudah, Mas,” lapor Harum usai mengepak semua barang-barangnya.

“Sini, saya aja yang bawa ke atas,” ujar Hangga, melarang Harum yang berniat membawa koper ke atas.

Baru saja kaki Hangga hendak menaiki anak tangga pertama, terdengar bunyi bel rumah. Hal itu sontak membuat keduanya saling berpandangan.

“Sepertinya Ibu sudah datang,” ujar Hangga.

“Saya bantu bawakan barang-barangnya, Mas,” tawar Harum.

Keduanya lekas membawa koper dan tas ke kamar Hangga di lantai dua. Setelahnya, mereka buru-buru turun untuk membuka pintu yang belnya tidak pernah berhenti berbunyi.

“Ibu enggak sabaran banget,” celetuk Hangga saat mengayun langkah menuruni tangga bersama Harum.

Saat hampir mencapai pintu, Hangga menahan langkah Harum dengan menggenggam tangannya. Harum terkesiap sejenak atas perlakuan suaminya itu. Ia menatap genggaman tangan Hangga di tangannya.

“Kita harus terlihat seperti pasangan pengantin baru yang harmonis,” ucap Hangga, seolah tengah menjawab pertanyaan di benak Harum.

“Jangan lupa senyum,” sambungnya.

Harum mengangguk patuh. Pasangan suami istri itu bersiap membuka pintu dengan saling menggenggam tangan serta memasang senyum di wajah.

Harum memutar pelan kenop pintu tersebut. Namun, sesuatu yang tidak disangka terjadi. Keduanya terkejut demi mendapati tamu yang datang.

Senyum Hangga sontak memudar menatap sang tamu.

“Nat-Nata,” ucapnya dengan suara tercekat

1
Siti Rahayu
harum lebay pisan plinplan
Siti Rahayu
hahaha liat kandangnya saja
delfastri
ehh..Thor asal elu tau ya si nata mang kagak jahat..yang jahat itu eluu..Napa bikin story kek gini banget..coba lu bikin karakter jelek si nata..mungkin gua bisa ketawa jahat sekarang..tapi gimana mau ketawa mau nangis aja rasanya gimana..jadi bingungkan gua padahal cuma tinggal baca aja..maaf ye thoorrr
delfastri
lah ya banyak cuyyy..jgnkan modelan Hangga sekaliber kiyai yg kita duga pemegang kuncinya syurga aja masih banyak yg lebih dari Hangga jangan kata pacaran bini aja bisa sampai..lebih dari 2 dengan dalih ikuti sunahnya nabi..walau itu cuma sebagai alibi..yg di ikuti cuma banyak jumlahnya aja tapi gak sanggup ngikutin hal sebenar poligaminya nabi..dimana yg dinikahin Janda banyak anak Ama umur lebih diatas 60..ada satu yg mudahan dikit lw gak salah 45 an umurnya gitu..yg dilihat status jandanya aja ma bohaynya..malah ada noh ngejandain bini demi ngebiniin janda..error gak tuh..🤣🤣🤣
Bunda Iwar
Luar biasa
Henrita Henrita
tdk layak untuk di baca
Nadia
jujur aku bacanya tak loncat loncat emang dasarnya aku gak suka cerita poligami, 🤭🤭
Nadia
ya sama Yuda saja, jgn balikan sama si hangga
Nadia
pisah aja si Hanum, rumah tangga gak sehat
Anonymous
ceritanya menarik
Alfi Yah
Lumayan
Alfi Yah
Kecewa
MFay
eng, ing, eng, seru uyy
sungguh nikmat kn mas Hangga poligami itu 😈
MFay
Lah, sabar donk Nat 🤭 Harum kn istrinya jg 😁
asya yussi
Luar biasa
dhedoy wahyudi
cerita ngacak.. mna harum yang mau di bawa ke kantor
Idah Faridah
y nggak.jahat
yg bener nggak sadar diri
perempuan yang merendahkan diri sendiri demi cinta yg akhirnya di telan waktu
Aas Khasbiyah Khalik
Hangga kan gak berkulit putih dr.yuda pasti
Asma Rani
Luar biasa
Nasriati Bakri
kenapa baca novelmu thor seakan aku menbaca kisah ka2k laki2ku menikah dg wanita di jodohkan dgnnya dan meninggalkan kekasihnya di manado pdh sangat mencintainya namun perbedaan keyakinannya yg mengharuskan menyalani perjodohan walaupun bundaku sangat menyayangi ka micke tp dlm agama kami tk bisa menikah berbeda keyakinan.tapi ka2kku setia pd istrinya walaupun tk memiliki anak smpai skrg.bersyukurnyaf dia dan ka micke mereka bershbt sampai hr ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!