Naya menjadi wisudawan terbaik di hari itu. Tapi siapa sangka, ternyata Papanya sudah menikahkan Dia dengan anak temannya sendiri secara diam-diam tanpa sepengetahuan Naya.
Lantas apakah Naya akan terpaksa melanjutkan rumah tangga barunya atau lari dari kenyataan?
Simak terus updatenya di TERJEBAK PERNIKAHAN RAHASIA DI HARI WISUDA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26 S2
“Kita harus mulai bertindak dari sekarang. Biarkan Naya disini dulu untuk sementara waktu. Dia butuh Mamanya. ” Pak Hakim sudah antusias. Ingin segera menuntaskan akar dari permasalahan ini.
Malam itu suasana sangat mencekam. Kondisi Naya miris, Dia lemas tidak mau makan. Mama Sindi menemani Naya tidur di Kamar. Sementara Pak Hakim, Pak Firman, Alfath dan Herdi bekerja sama untuk mencari pelaku tersangka itu. Satu pelaku tindakan pencabulan, dua penyebar berita di sosial media yang akunnya di sembunyikan. Itu adalah teror bagi keluarga Mereka. Sudah tidak jarang terjadi hal seperti ini. Semakin tinggi kedudukan seseorang maka semakin banyak yang tidak suka dengan Mereka.
Herdi yang berada di kantor bersama Alfath berhasil menemukan satu jejak. Dia melacak seluruh tukang ojek online yang berada di lokasi yang telah di sebutkan Alfath tadi. Lokasi pertama saat Naya turun dari mobil. Ada akun grab yang berinisial H. Herdi curiga dengan akun itu. Dia membuka profilnya, kemudian menunjukkan kepada Alfath.
“Apa benar wajah ini yang telah mencabuli istri Anda bos...? ” Alfath menggeleng. Dia masih hafal betul wajah laki-laki dewasa itu.
“Ini...? ” Alfath menggeleng lagi. Untuk kesekian kali Dia menggeleng. Ada akun yang mencurigakan dengan inisial H lagi. Tidak ada rating untuk akun itu. Tidak tertera profil yang jelas. Tidak ada Email, tidak ada nomor telepon. Insting Herdi sebagai asisten yang siap siaga menghadapi segala macam tantangan, hambatan dan rintangan cukup kuat. Memang kinerja Herdi yang mengawal Alfath kurang lebih 4 tahun itu selalu bisa di andalkan.
Malam sudah hampir berganti pagi. Herdi memutuskan untuk tidur di kantor saja. Sementara Alfath pulang. Sekitar pukul 09.00 pagi Herdi menelepon Alfath. Dia membawakan kabar baik. Alfath beregegas menemui Herdi sesuai dengan alamat yang di sebutkan.
Plak... Alfath menampar laki-laki yang sudah di borgol tangannya di kantor polisi. Herdi menenangkan Alfath agar mengendalikan emosinya.
“Tersangka Kami tangkap karena melakukan tiga kasus. Pertama tindakan pencabulan kepada korban yang bernama Naya Almeera Mahardika, kedua tindak kekerasan kepada saudaru Hakim Al-Fatih dan ketiga pencemaran nama baik terhadap keluarga Mahardika. ” jelas polisi kepada tersangka itu. Tak lama kemudian Naya datang bersama Mama dan Papanya. Juga Papa Hakim dan Mama Vivi. Naya tampak lebih tenang dari semalam. Wajahnya lebih fresh.
...****************...
“Eh lu juga lanjut S2 disini juga ternyata. Nggak nyangka gue. ” Setelah urusan tersangka itu di selesai, Alfath dan Naya meluncur menuju kampus. Urusannya kemarin gagal sebab insiden itu. Arman, teman lama Alfath saat S1 dulu menyapa. Dia sedang berjalan bersama Galih. Mereka bertiga adalah teman dekat saat kuliah S1.
“Iya bro, gue kira lu gak ada selera-seleranya kuliah disini. ” Galih ikut menimpali Arman sambil terkekeh.
“Nggak tau lah, semua udah di atur. ” Alfath menjawab dengan muka kesal. “Tinggal ngejalanin aja. ”
“Pasti ulah bokap lo lagi ya. ” Alfath hanya sedikit mengangkat bahunya.
“Lagian lo tuh ngapain sih nurut banget. Ya, gue tau kok emang anak harus patuh sama orang tua. Tapi nggak semua yang dikatakan orangtua itu benar. Nggak semua harus turutin. Lo udah dewasa bro, mau sampek kapan hidup lo di atur-atur sama bokap nyokap terus. ” Arman menceramahi Alfath seperti saat masih kuliah S1 dulu. Alfath seringkali meminta pendapat kepada Mereka berdua, terutama Arman. Karena hanya mereka yang bisa membantu dan memberikan saran yang tepat bagi Alfath.
“Iya emang bener Man. Kadang-kadang gue itu ngerasa kayak boneka gitu. Suka di atur-atur, nggak bebas ngelakuin apapun sendiri. ” Percakapan itu berakhir setelah Mereka satu persatu di panggil menuju salah ruangan untuk menyelesaikan registrasi.