Istri Yang Hilang

"Apa maksudmu." Tanya Zillan dengan rasa sesak.

"5 tahun yang lalu saat kamu mengucapkan kata-kata itu apakah kamu ada memandang saya sebagai istrimu. 3 tahun kita sebagai suami istri, 6 tahun kita bersama apakah kamu ada memandang tentang itu."Tanya Dania.

"Jika waktu itu benar saya yang menabrak Zillia kamu tidak akan mengampuni saya, bukan. Saya tidak akan menyalahkanmu menyanyangi atau melindungi keluargamu , tetapi selama 3 tahun kita sebagai suami istri walaupun saya salah atau melukai Zillia kamu tetap tidak akan mengampuni saya,bukan."

Zillan menggelengkan kepalanya lalu berkata "Saya tahu apa yang saya ucapkan telah menyakitimu, tetapi percayalah saya tidak akan melakukannya. Walaupun pada saat itu kamu benar-benar salah saya tidak melakukan hal itu untuk melukaimu. "

"Benarkah,,Kalau begitu apa yang akan kamu lakukan..?" Tanya Dania.

" Kalau kamu tidak akan melakukan hal itu untuk melukai saya,apakah kamu tidak akan merasa bersalah terhadap adikmu karena istrimu yang mencelakainya ? " Sambungnya lagi.

"Saya tidak tahu saya akan melakukan apa, tapi saya tidak akan melukaimu, percayalah. "

"Ckk.. Percaya... Apakah waktu itu kamu percaya saya. Sudah dua kali saya mengatakan bukan saya yang melakukannya apakah kamu percaya waktu itu. "

Melihat Zillan tidak bisa berkata apa-apa lagi Dania pun beranjak dari duduknya dan hendak pergi dari sana, tetapi Zillan menahannya dengan memegang lengan Dania.

"Dania." Panggil Zillan.

"Jangan pergi. " Ucap Zillan dengan nada sedihnya dan masih memegang lengan Dania.

Lalu Dania melepaskan tangannya dan menatapnya tetapi tidak bicara.

"Jangan meninggalkan saya lagi." Ucap Zillan.

"Jagalah dirimu dengan baik- baik. " Ucap Dania setelah menghela napasnya dan berlalu pergi dari hadapan Zillan.

"Dania.. " Panggil Zillan tapi Di abaikan Dania.

"Apakah kamu benar-benar akan meninggalkan saya ,Dania. "Ucap Zillan ketika Dania sudah hilang dari hadapannya.

****

Keesokan harinya Dania pun pergi bekerja seperti biasa, saat sedang menunggu lift selanjutnya bersama karyawan lain ia melihat Zillan berjalan mendekati pintu lift dan langsung masuk ke dalam. Zillan tidak tahu jika Dania juga ada di sana sedang menunggu lift.

Dania melihat wajah Zillan sedikit pucat, kelihatannya Zillan sedang kurang sehat.Tetapi Dania mengabaikannya dan pintu lift yang di tunggu olehnya pun sudah buka lalu Dania bersama karyawan lain masuk ke dalam lift menuju lantai masing-masing.

Hari ini Dania dan Zillan memang sudah sepakat untuk mengunjungi Restorant DZ. Saat sudah waktunya mereka berangkat Dania pun menunggunya di loby perusahaan dan ketika Zillan sudah keluar dari lift bersama Kenzy mereka pun menuju keparkiran dan masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan perusahaan menuju ke Restorant DZ.

Dania yang duduk bersama Zillan di kursi belakang kemudi melirik ke arah Zillan yang sedang menutupi matanya kelihatannya sedang tidur dan Dania pun tidak mengganggunya lalu ia membuka ponselnya saat menerima chat dari Nelson.

Zillan yang duduk di sampingnya membuka matanya dan melirik ke arah Dania sedang membalas chat kepada Nelson. Karena hanya duduk berdekatan maka Zillan bisa lihat dengan jelas bahwa Dania sedang membalas chat kepada Nelson.

Melihat kedekatan Dania dan Nelson ,Zillan menahan rasa sakit hatinya dan ia menutup kembali matanya. Sebenarnya Zillan memang sedang kurang sehat. Semalam setelah kepergian Dania Zillan masih sendirian duduk di luar Restorant DZ beberapa jam dan terkena angin yang dingin oleh karena itu Zillan sedikit demam tetapi ia mengabaikan kesehatannya dan tetap pergi kerja karena hari ada janji dengan Dania mengunjungi Restorant DZ.

Kenzy yang sesekali melihat mereka berdua di belakang kemudi lewat kaca spionnya merasa kasihan dengan sahabatnya ini , saat mendapat kabar kehilangan Dania Zillan tidak istirahat dengan benar tidak peduli sudah jam berapa dan terus mencari Dania sampai pagi hari, setelah pagi Zillan mendapat kabar duka Dania, ia seperti orang gila mencari keberadaan Dania di gubuk yang sudah terbakar setelah itu Zillan seperti orang kehilangan jiwanya sama sekali tidak melakukan apapun dan terkadang memukuli dadanya yang terasa sangat sesak , tidak bisa tidur dan makan dengan baik dan selalu menangis ketika mengingat Dania.

"Apakah hukuman yang di alami oleh Zillan masih tidak cukup hingga Dania tidak mau memaafkannya. " Batin Kenzy.