Kaisar Giok

Zhang Xuanye terbatuk-batuk memuntahkan darah segar. Tubuhnya terasa remuk, dan jiwanya terguncang. Ia berada di hulu Sungai Ratu Surgawi yang mengalir di Gunung Kehampaan Surgawi. Duduk bersila di atas batu, ia mencoba menenangkan diri, merasakan keheningan gunung suci.

"Pulihkan tubuh dan jiwamu. Pertarungan dengan Tianshen Yufeng telah melukai fondasi kultivasimu, karena serangannya melampaui batas duniawi," ujar Qian Mu.

"Teknik apa yang sebenarnya ia gunakan?" tanya Zhang Xuanye.

"Lingkaran Pedang Primordial berasal dari Kitab Primordial milik Taiqing. Kitab itu memuat Delapan Jalan Kebenaran yang Agung. Gabungan dari delapan jalan tersebut menciptakan Pedang Kebajikan yang murni dan abadi, yang dapat menebas segala keangkaramurkaan di seluruh semesta," jawab Qian Mu.

"Begitu mengerikan, seakan-akan tubuh dan jiwaku akan hancur hanya oleh auranya," balas Zhang Xuanye, teringat sekilas pertarungan sebelumnya.

"Tidak masalah. Sekarang, pulihkan dirimu dengan energi kehidupan dari Sungai Ratu Surgawi," ujar Qian Mu yang keluar dari dalam tubuh Zhang Xuanye, memandang luasnya langit dan kota Zhaodu.

"Ribuan mil Sungai Ratu Surgawi mengalir melintasi seluruh dunia, bermuara di tujuh samudra, menghidupi segala makhluk hidup selama jutaan tahun. Aku tetap sama seperti saat alam ini tercipta hingga akhirnya nanti," ucapnya lembut, tersenyum melihat indahnya matahari terbit, lalu kembali memandang Zhang Xuanye yang sedang bermeditasi dalam keheningan.

Di dalam kegelapan, Zhang Xuanye melihat sembilan gumpalan cahaya mendekatinya. Kegelapan menghilang, digantikan sosok bertubuh besar mengenakan mahkota surgawi dan perhiasan lainnya, yang sedang menatapnya.

"Sembilan pusaka ini telah menemaniku selama ini untuk memerintah alam semesta dan segala isinya. Mereka yang setia memiliki jiwa dan tercipta sejak zaman penciptaan. Kau adalah salah satu kandidat pewaris takhtaku, jadi kau harus mengetahui semuanya. Qian Mu telah mengajarimu jurus dari Kitab Pedang Tanpa Celah. Itu sungguh menggelikan, tapi dia telah melakukan yang terbaik selagi bisa," ujar Yuanshi Zhenjun.

"Anda adalah Kaisar Giok? Mengapa saya yang terpilih? Apa alasan di balik pewarisan takhta surga?" tanya Zhang Xuanye, bertubi-tubi membuat Yuanshi Zhenjun tertawa.

"Aku mengawasi semua yang terjadi di ketiga alam. Namun, aku tidak berada di surga, melainkan di tempat yang lebih tinggi dari alam surga. Alam surga yang sekarang sebenarnya adalah alam abadi, dan para dewa-dewi yang tinggal di sana hanyalah dewa-dewi palsu. Pewarisan ini bertujuan untuk menentukan siapa penguasa sejati dari ketiga alam, yang akan memimpin dalam penghakiman agung," ucapnya sambil melambaikan tangan, memperlihatkan sembilan gumpalan cahaya yang mengelilinginya.

Sebuah pedang misterius dengan ukiran unik pada gagangnya memancarkan aura ilahi yang tak biasa. Tongkat Ruyi yang diselimuti cahaya emas memancarkan aura ketenangan jiwa. Lampu segi delapan memancarkan cahaya redup yang bersinar ke delapan arah. Sebuah papan catur Naga dan Phoenix yang tampak begitu nyata. Kuas ilahi dengan aura kuno, serta empat kitab berjudul *Kitab Primordial*, *Kitab Langit Ketentraman*, *Kitab Pilar Langit*, dan *Kitab Pedang Tanda Ilahi*.

"Guru Qian Mu mempelajari salah satu kitab, yaitu *Kitab Langit Ketentraman*, karena aku menghendakinya," ujar Yuanshi Zhenjun.

Zhang Xuanye terdiam, tak tahu harus berkata apa. Ia memandang Yuanshi Zhenjun dengan tatapan rumit.

"Saat waktunya tiba, aku akan kembali dari tempat yang jauh itu," kata Yuanshi Zhenjun yang perlahan-lahan menghilang, diikuti dengan lenyapnya sembilan pusaka. Zhang Xuanye tersentak, membuka kedua matanya, dan melihat sekeliling sebelum menghela napas panjang saat melihat Qian Mu berdiri di sampingnya.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Qian Mu, bingung melihat Zhang Xuanye berkeringat dingin.

"Aku bertemu dengan Yang Mulia Kaisar Giok," jawab Zhang Xuanye, membuat Qian Mu terkejut dan menatapnya tak percaya.

"Tidak mungkin! Apa buktinya bahwa kau benar-benar bertemu dengannya?"

"Yang Mulia Kaisar Giok memiliki sembilan pusaka yang menemaninya. Sebuah pedang misterius, tongkat Ruyi, lampu segi delapan, papan catur Naga Phoenix, sebuah kuas, dan empat kitab jurus," jawab Zhang Xuanye tegas, menyebabkan Qian Mu terdiam, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Sepertinya Yang Mulia Kaisar Giok telah melihat apa yang terjadi dengan ketiga alam dan calon pewarisnya," ujar Qian Mu, menghela napas panjang, seolah sedang menanggung beban berat.

"Guru, apakah Anda mempelajari salah satu dari empat kitab milik Kaisar Giok, yaitu *Kitab Langit Ketentraman*?" tanya Zhang Xuanye, memastikan.

"Benar. Aku mempelajarinya, dan sepertinya Yang Mulia Kaisar Giok memang menunjukkan sembilan pusakanya kepadamu," jawab Qian Mu.

"Sebenarnya, apa saja pusaka yang dimiliki oleh Kaisar Giok?" tanya Zhang Xuanye penuh antusias.

"Kesembilan pusaka tersebut adalah Pedang Pembuka Zaman yang dapat mengawali sekaligus mengakhiri peradaban. Tongkat Ruyi, pengendali jiwa makhluk hidup, menghubungkan yang hidup dengan Yang Mulia Kaisar Giok. Lampu Segi Delapan membimbing jiwa-jiwa menuju keabadian. Papan catur Naga Phoenix, di mana setiap bidaknya berisi takdir makhluk hidup, memengaruhi tiga alam. Kuas Bulu Surgawi digunakan untuk menulis dekrit suci dan formasi ilahi. Sedangkan empat kitab jurus diwariskan kepada murid-murid Kaisar Giok, yakni Kaisar Taiqing, Kaisar Tianxu Daojun, Kaisar Zhongtian Dijing, dan aku," jelas Qian Mu.

Zhang Xuanye terkejut mendengar gurunya ternyata salah satu dari murid Kaisar Giok.

"Apakah aku bisa mempelajarinya suatu saat nanti?" tanyanya sambil tertawa canggung.

"Tentu, jika kau mampu menguasainya. Apakah kau ingin tahu lebih jelas tentang latar belakang gurumu?" balas Qian Mu.

"Tentu saja."

"Aku adalah Permaisuri Ilahi, penguasa Kerajaan Surgawi Bayangan Berkah dari Jalan Langit. Atas dekrit Yang Mulia Kaisar Giok, aku memerintah sebagian kerajaan surgawi di alam manusia, pecahan dari kerajaan surgawi di alam surga. Aku tercipta dari energi langit dan bumi, turun ke alam manusia bersama sembilan dewa-dewi lainnya. Aku memiliki lima murid, yang sekarang menjadi lima pemimpin umat manusia. Aku meminta Yang Mulia Kaisar Giok untuk memberikan berkah-Nya kepada mereka. Namun, mereka mengkhianatiku, hingga aku mengorbankan diri untuk melindungi sesuatu yang harus aku jaga. Dahulu aku memiliki tubuh fisik sebagai Permaisuri Ilahi dan tubuh spiritual sebagai roh penjaga pilar kubah bumi. Aku bersama tiga Kaisar Abadi lainnya menjadi murid Kaisar Giok sebelum semua peristiwa ini terjadi," jelas Qian Mu panjang lebar.

Zhang Xuanye terdiam, mengangguk, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja diterimanya tentang gurunya dan kebenaran di balik semua yang terjadi.

"Apakah Guru Wenxian Zhiyuan hanya memanfaatkanku karena samar-samar mengetahui masa depan?" batinnya sambil mengepalkan tangannya erat.

"Sudahlah, semua itu telah berlalu. Sekarang, tugasku adalah membimbingmu menjadi calon pewaris Kaisar Giok berikutnya," jawab Qian Mu dengan senyum lembut.