"Aku mencintai kamu."
Sesederhana itu, cara ku mencintaimu.
"Jangan tanya kenapa aku mencintaimu, karena sederhana saja aku mencintaimu dan jangan tanyakan alasannya.
Karena jawabannya sama, aku mencintaimu."
I LOVE YOU ❤️❤️❤️
"aku mencintaimu dan aku ingin hidup bersama mu."
😍😍😍
Seorang laki-laki yang memperjuangkan cintanya dengan hambatan restu dari Mamanya karena mereka berbeda.
Apakah mereka akan masih bisa bersama dengan tembok pembatas yang begitu tinggi dengan segala perbedaan yang membatasi mereka.
"Hidup ku jauh lebih nyaman sebelum mengenal Mu, Mas. Terimakasih atas semuanya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aeni Santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#11
"Hati-hati Kasih, ini masih pagi kamu udah berangkat."
Ibunya sampai Haris bangun lebih awal karena Kasih akan mulai masuk ke perusahaan dia tidak mau terlambat.
"Ini kan hari pertama magang Buk, Kasih takut telat Buk."
"Ya sudah nanti bilang ke Bude, kalau kamu pulangnya sore."
"Iya Buk, Kasih berangkat ya Buk. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Kasih menjalankan sepeda motornya meninggalkan rumah menuju ke warung nasi untuk mengantar kue buatan ibunya.
Sesampainya di depan warung sudah mulai rame orang yang berdatangan mau sarapan disana.
Kasih kemudian masuk ke dalam warung dengan membawa kue itu.
"Assalamualaikum, Buda."
"Waalaikumsalam, Kasih pagi banget sudah datang."
"Iya Bude, Kasih mulai hari ini magang jadi nggak enak kalau telat dan itu Bude, Kasih mau bilang kalau pulang sore."
"Oke Kasih, uangnya sore aja ya Bude masih repot."
"Iya Bude, Kasih pamit ya Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Jawab mereka juga yang ada disana.
Kasih kemudian kembali menjalankan sepeda motornya menuju ke perusahaan dimana dia akan mulai magang hari ini.
Karena masih pagi perjalanan masih lancar dan tak butuh waktu lama untuk sampai disana.
Sepeda motor Dia parkiran di tempat karyawan sambil menunggu Septi, Dia masih duduk di atas motornya sambil membuka ponsel miliknya.
"Mas Akmal, telepon tadi.?"
Dia bicara sendiri ketika melihat ada panggilan tak terjawab di ponselnya.
"Maaf Mas, Kasih tadi dijalan ini baru sampai di perusahaan."
Dia mengirimkan pesan ke Akmal sebagai ganti tak menjawab panggilan darinya.
Pesan itu langsung terbaca oleh Akmal dan ada panggilan masuk.
"Assalamualaikum, Mas."
"Waalaikumsalam, Kasih berangkat jam berapa.?"
"Jam 6 Mas."
"Pagi banget, pasti masih sepi di kantor."
"Nggak papa Mas, tadi nganter kue dulu ke warung Bude."
"Pulang jam berapa.?, mampir warung kan.?"
"Iya Mas sore, seperti karyawan di sini."
"Nanti sore Mas tunggu diwarung ya."
"Mau ngapain Mas.?"
"Ya mau ketemu kamu lah, 3 hari nggak ketemu kangen."
"Maaf Mas, ini Septi sudah datang Kasih mau masuk ke dalam."
Kasih memang sengaja mengalihkan pembicaraan Mereka, masih pemalu dia.
"Kasih jangan capek-capek ya."
Akmal selalu memberikan perhatiannya.
"Baik Mas, sudah ya Mas. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Septi yang melihat Kasih sedang menelpon sudah bisa menebak pasti sedang bertelepon dengan Akmal.
"Cie.. Pagi-pagi udah ada yang kangen ya.?"
Ledek Septi.
"Apaan sih Sep, cuma tanya aja dimana."
Kasih memasukan ponselnya ke dalam tas.
"Sekarang hari mu lebih berwarna iyakan Kasih.?"
Septi menatap sahabatnya itu yang tersenyum sendiri.
"Tapi aku bingung apa hubungan kalian berdua sih sebenarnya.?. Pacar ya nggak tapi kok Deket banget."
"Udah lah masuk yuk."
Kasih meraih tangan Septi dan mengajaknya masuk menemui penanggung jawab magang mereka.
"Kamu jangan mau digantung dong Kasih."
Septi masih aja membahasnya.
Kasih tak menanggapinya, Dia cuma tersenyum karena memang seperti itu hubungan mereka.
Sesampainya didalam kantor Kasih dan Septi masih menunggu orang yang sudah ditunjuk sebagai pemandu mereka.
"Tunggu sebentar ya Pak Reza belum datang, mungkin sebentar lagi silahkan duduk dulu."
Ucap Karyawan disana yang nantinya akan satu divisi dengan mereka.
"Terima kasih Kak."
Tak lama yang ditunggu oleh Mereka telah datang, yaitu Pak Reza sebagai kepala Divisi dimana Kasih dan Septi akan mengikuti magang.
"Mbak silahkan masuk ke ruangan Pak Reza."
Ucap Mbak Rina sekretaris dari Pak Reza.
"Baik Kak, Terima kasih."
Kasih dan Septi segera masuk dan bertemu dengan seorang laki-laki yang masih muda dengan penampilannya yang tak kalah menawan dimata perempuan.
"Silahkan Duduk."
Reza menatap Kasih dan Septi secara bergantian.
"Terima kasih Pak."
Jawab Kasih dan Septi sambil tersenyum.
"Selamat datang sebelumnya di perusahaan kami, perlu perkenalkan nama saya Reza disini menjadi tanggung jawab saya untuk divisi yang membawahi masalah desain dari kemasan produk, iklan dan juga berkaitan dengan promosi terkait banner, spanduk maupun pamflet dan lain sebagainya. Disini siapa namanya.?"
Reza bertanya kepada mereka.
"Saya Kasih Pak."
"Kalau saya Septi, Pak."
"Baik, Kasih dan Septi saya harap bisa bekerja dengan baik bisa beradaptasi dengan karyawan yang ada di sini dan dapat menjalankan tugasnya sesuai yang diberikan semua demi perusahaan dan perlu kamu tekankan kalian disini sebagai mahasiswa makan tetap mengikuti aturan yang berlaku di perusahaan ini."
"Baik Pak."
"Silahkan nanti bisa langsung bertemu dengan sekretaris saya dan akan dibagikan job untuk kalian."
"Baik Pak, kami siap."
Kasih dan Septi selalu kompak menjawabnya.
"kalian kompak sekali ya."
Reza tersenyum dan menganggukkan kepalanya mengagumi kekompakan Kasih dan Septi. Walaupun penampilannya serius Reza ini bisa juga tampil menyenangkan tak menakuti.
"Kebetulan saja Pak."
Septi menampakkan gigi putihnya.
"Oke, Kalian bisa keluar dan temui Rina, Ya.?"
"Baik Pak."
Kemudian Kasih dan Septi keluar dari ruangan Reza dan menuju ke sekretarisnya.
Rina membagikan job disk mereka dan mengantarnya ke bagian sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
Kasih dan Septi walaupun dalam satu divisi namun bidang pekerjaan mereka berbeda.
Tak terasa hari makin siang dan saatnya istirahat, Kasih dan Septi menuju ke masjid terlebih dahulu untuk melaksanakan sholat dhuhur sebelum ke kantin untuk makan siang.
"Kasih, Pak Reza tadi kelihatan baik juga ya. Walaupun awalnya menyeramkan."
"Bos ya begitulah Sep."
"Kayak Mas Akmal nggak."
Ledek Septi.
"Kenapa jadi bahas Mas Akmal sih, yuk wudhu."
Mereka sholat dhuhur dan setelah selesai menuju ke kantin karena lapar.
Karena baru pertama kali kesana banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.
"Kasih. Sini."
Umi salah satu karyawan di divisi mereka yang sudah duduk di kursi.
"Sep, yuk kesana itu Mbak Umi."
"Duduk sini, makan sama kita."
Di meja itu ada dua teman Umi namun berbeda bagian.
"Makasih ya Mbak Umi."
Ucap Kasih.
Mereka akhirnya saling kenal dan cerita banyak hal, lalu setelah makan Kasih dan Septi kembali ke bagiannya lagi.
Hari sudah sore dan Kasih sudah bersiap pulang.
"Kasih."
Septi yang sudah siap menemui Kasih dibagian nya.
"Langsung pulang kamu.?"
"Iya lah, kamu ke warung.?"
Tanya Septi.
"Iya, ambil tempat kue ibu."
"Yakin cuma itu.?, kamu janjian kan sama Mas Akmal.?"
Goda Septi.
"Mas Akmal cuma minta ketemuan aja. Yuk kita pulang."
"Kalian kalau ketemu ngapain aja.?"
"Ngobrol Sep, mau ngapain coba.?"
"Ya kangen-kangenan atau apa gitu."
"Ngarang kamu."
Mereka menuju ke parkiran untuk segera pulang lalu berpisah dengan mengendarai sepeda motor masing-masing.
Sesampainya di warung sudah ada sebuah mobil yang menunggu dirinya dengan yang punya sudah bersandar di mobil itu.
"Assalamualaikum, Kasih."
Akmal mendekati sepeda motor yang baru saja berhenti.
"Waalaikumsalam."
Kasih membuka helmnya dan Tersenyum.
"Mas Akmal sudah dari tadi.?"
"Baru aja kok, sengaja takut kamu nungguin."
"Kasih ambil tempat dulu ya, Bude mau tutup."
"Oke, saya tunggu disini ya."
Kasih tersenyum dan menganggukkan kepalanya..
😂😂😂😂
masih arogan atau langsung baik😂