Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 16
Deg...
Tubuh Sasa menegang saat ini,ketika Arnold melepas pengait bra yang di pakainya dan sontak dia melepas ciumannya bersama Arnold.
"Apa yang kau lakukan?"pekik Sasa yang jelas kaget dengan tindakan Arnold.
"Sttt,tidak usah kaget seperti itu"balas Arnold dengan santai.
"Bagaimana aku tidak kaget,aku tidak ingin kau khilaf"peringat Sasa galak.
Arnold hanya menyeringai mendengar ucapan Sasa,apalagi dia memang tidak berniat macam-macam terhadap Sasa dan itu hanya naluri dirinya saja sebagai seorang pria dewasa.
Bukannya takut dengan peringatan Sasa,Arnold malah dengan sengaja menarik Sasa mendekat terhadapnya dan mencium Sasa kembali.
Sasa merasakan ciuman Arnold yang kasar dan bahkan dia tidak bisa melawan Arnold sama sekali,Arnold malah membawa tubuhnya ke atas pangkuannya.
Dia merasa begitu sungkan saat ini,apalagi merasa tidak nyaman berada di pangkuan Arnold dan jemari Arnold terus mengelus punggungnya dengan lembut.
Arnold memastikan Sasa sudah kembali rileks dan hanyut dalam permainannya,kemudian jemarinya mulai aktif mengelus punggung dan perlahan mulai aktif ke area depan tubuh Sasa.
Deg...
Sasa mulai merasakan sensasi aneh di tubuhnya,dia merasa tidak karuan dan merasa ada aliran panas yang mengalir di sekujur tubuhnya.
Arnold meremas salah satu gundukan kenyal Sasa,dia merasa seolah gundukan kenyal Sasa di takdirkan begitu pas di telapak tangannya.
Dia menatap manik mata Sasa yang sudah mulai berbeda,bahkan merasa Sasa sudah hanyut dalam permainannya dan menikmati tindakannya saat ini.
Arnold membawa tubuh Sasa terbaring di sofa,dia tidak membiarkan Sasa untuk menjauh darinya saat ini dan lagi Sasa harus berada dalam genggamannya.
Sasa meremas rambut Arnold perlahan,dia menatap Arnold dengan tatapan yang sulit di artikan dan bahkan merasakan sensasi terbakar di sekujur tubuhnya.
Arnold menghisap gundukan kenyal Sasa,dia memainkan choco chips milik Sasa dengan lembut dan bahkan tubuh Sasa tidak menolak tindakan nya sama sekali.
"Arnold"kata Sasa dengan nada parau.
"Sial,kenapa begitu nikmat dan aku merasa tidak ingin berhenti sama sekali.Aku ingin Arnold bertindak lebih,bahkan tubuhku tidak menolak sentuhan Arnold sama sekali.Sungguh membuatku merasa ada kupu-kupu yang terbang di sekitarku,bahkan Arnold memperlakukan diriku dengan begitu lembut"pikir Sasa yang memejamkan kedua matanya saat ini.
Sasa merasa sentuhan Arnold yang lembut membuat dirinya seakan melayang di udara,dia perlahan membuka kedua matanya dan tatapan keduanya saling bertemu.
"Kau menikmatinya Sa"ucap Arnold tersenyum penuh arti.
"Arnold"kata Sasa dengan nada yang serak.
"Kenapa? Apa ingin lebih dari ini?"Tanya Arnold menyeringai.
Apalagi dia mengetahui pikiran Sasa saat ini,bahkan dia merasa tidak nyaman dengan adik juniornya yang sudah bangun saat tadi dan dia menahan dirinya sendiri.
Sasa menggelengkan kepalanya dengan cepat,bagaimanapun dirinya harus berakal sehat dan tidak boleh gegabah untuk masa depannya nanti.
"Tubuh,mulut dan pikiran jelas bertolak belakang"batin Arnold.
"Heung"erangan Sasa yang lolos.
Sasa memegang lengan Arnold,dia ingin menghentikan tindakan Arnold dan sialnya tubuh serta pikirannya jelas bertolak belakang saat ini.
Bahkan remasan Arnold begitu kuat di gundukan kenyal miliknya,dia menahan erangannya dan menggigit bibir bawahnya perlahan.
Arnold melihat Sasa yang seperti itu,jelas merasa seperti Sasa sedang menggoda dirinya dan merasa begitu tertantang saat ini.
Dia langsung melahap gundukan kenyal Sasa lalu menggigit choco chip Sasa dan membuat Sasa mengerang kenikmatan.
Sasa merasa aliran tubuhnya semakin panas,apalagi Arnold bermain begitu puas dengan gundukan kenyal miliknya dan dengan sisa tenaga yang ada,kemudian dirinya mendorong Arnold.
"Maaf,aku tidak ingin kau bertindak semakin jauh dan lebih baik aku pulang"ucap Sasa yang langsung duduk.
Arnold memperhatikan Sasa yang merapihkan pakaiannya,dia mengerti dengan rasa khawatir Sasa dan melihat Sasa yang telah rapi.
"Aku pulang,kau beristirahatlah dengan baik"ucap Sasa yang langsung pergi dari hadapan Arnold.
Sasa tidak mau mereka bertindak jauh,apalagi dia merasa menikmati permainan Arnold dan dia tidak ingin kebablasan sama sekali.
...****************...
Sasa kini berada di dalam bak mandi sedang berendam,dia mencoba menetralkan detak jantungnya yang tidak karuan dan lagi dirinya seperti masih merasakan sentuhan Arnold di dalam tubuhnya.
"Kenapa aku bisa hanyut dalam permainan Arnold"ucap Sasa bingung dengan dirinya sendiri.
Sasa menyentuh bibirnya yang sudah di sentuh oleh Arnold,bahkan ciuman pertamanya pun bersama Arnold.
Sasa menyentuh gundukan kenyalnya,dia masih tidak percaya gundukan kenyal miliknya sudah di sentuh oleh Arnold dan lagi dia merasakan hal baru di tubuhnya.
"Aku merasa malu sendiri,apalagi aku mengeluarkan suara aneh saat Arnold menyentuhnya"gumam Sasa dengan nada yang heran.
Sasa jadi membayangkan yang tidak-tidak dengan Arnold,bahkan rasanya tidak sama saat dia menyentuhnya sendiri dan saat di sentuh oleh Arnold tadi.
"Shit,kenapa aku jadi ketularan mesum seperti ini"umpatnya kesal.
Sasa merasa begitu sebal dengan kebodohannya sendiri,dia buru-buru bergegas menyelesaikan ritual mandinya.
Beberapa saat kemudian,Sasa telah rapi dengan pakaian tidurnya dan menatap dirinya di cermin dengan seksama.
"Apa kau gila Sasa? Kenapa kau mau di sentuh oleh Arnold? Bahkan,kau menikmati permainannya dan kau sama gilanya seperti Arnold!!"kata Sasa memarahi dirinya sendiri.
Sasa menghela nafasnya kasar,dia menyentuh bibirnya yang sudah tidak suci lagi dan menatap bibirnya dengan penuh rasa marah.
"Shit,semua ini gara-gara Arnold.Andai Arnold tidak memulainya,aku juga tidak akan ikut hanyut dalam permainannya"ucap Sasa dengan kesal.
Hachim...
Hachim...
Arnold bersin-bersin saat ini,dia berpikir ada orang yang membicarakan dirinya dengan buruk dan dia menatap layar ponselnya kembali.
"Apa Sasa sedang merindukan diriku"ucap Arnold dengan penuh percaya diri.
Arnold mengirim pesan terhadap Sasa,dia merasa begitu rindu dengan Sasa dan berharap Sasa membalasnya.
Namun setelah sepuluh menit lewat,dia tidak mendapat balasan dari Sasa dan merasa sia-sia merindukan Sasa saat ini.
"Sudahlah,mungkin dia sedang tidur"ucap Arnold menghela nafasnya dengan kasar.
Arnold melempar ponselnya ke samping,dia membayangkan tindakannya bersama Sasa dan sialnya Sasa malah langsung pergi begitu saja.
Pada akhirnya,dia hanya bisa menuntaskan keinginannya sendiri dengan membayangkan wajah Sasa yang merasa puas dengan permainannya.
"Sial,aku harus berpikiran jernih dan aku tidak ingin menuntaskan keinginanku sendiri lagi.Aku merasa geli sendiri,jika mengingat hal tadi"gerutu Arnold kesal.
Kemudian Arnold memutuskan untuk tidur,dia mulai memejamkan kedua matanya dan tanpa membuang waktu yang lama dia langsung tidur dengan begitu pulas.