Warning!!!!!!!!
ini adalah novel yang sangat menguras emosi bagi yang tahan silahkan di lanjut kalau yang tidak yah, di skip aja
kalo mental baja sih aku yakin dia baca!!
Tak bisa memberikan anak adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi seorang wanita. Hal itu bisa meruntuhkan hubungan baik yang sudah tertata rapi dalam sebuah ikatan pernikahan. Dia adalah Rika, wanita yang berhayal setinggi langit namun yang di dapatkannya tak sesuai ekspektasi.
Dirinya mandul? entahlah, selama ini Rika merasa baik-baik saja. lalu kenapa sampai sekarang ini iya masih belum punya anak?
Mungkin ada yang salah.
Yukk!! ikuti kisahnya dalam menemukan kebenaran.
Kebenaran harus diketahui bukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrena Rhafani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
"Wahh! Banyak sekali uangnya, aku pasti puas jika memakainya."
Langsung saja Reta memasukkan sesuatu yang membuatnya girang itu ke dalam mini bag nya. Senyum bahagia kini sudah terpancar di wajahnya.
"Zzzz!! Zzzzz!!! Zzz!!" Terdengar suara getaran ponsel Dion.
"Halo, ada apa Lisa?"tanyannya kepada wanita yang berada di balik teleponnya. Lisa adalah asisten kantor Dion.
Entah apa yang dikatakan wanita itu kepada atasannya. Ekspresi wajah Dion kini terlihat panik seakan sesuatu yang besar telah terjadi.
Iya langsung saja mematikan sambungan telepon itu.
Tanpa mengucapkan sepatah dua kata, iya langsung berlari ke arah mobilnya. Iya masuk kemudian melesat dengan kecepatan tinggi.
Bu Diana dan Reta heran melihatnya. Apa sebenarnya yang membuat pria yang masih terlihat muda itu pergi tanpa berucap sedikit kata saja.
"Sudahlah. Mah, aku pamit dulu." Ujar Reta lalu meninggalkan ibu mertuanya yang masih mematung di dekatnya.
Belum sempat Bu Diana mengehentikan menantunya pergi, Reta sudah masuk ke dalam mobil yang tadi menjempunya.
"Huff semuanya pergi. Lalu aku? Aku akan tinggal sendiri di sini. Menyebalkan."omelnya lalu masuk ke dalam rumah gedong itu.
****
"Brakkk!!! Braakkk!! Braakk!" Terdengar bunyi barang-barang berjatuhan dari dalam ruangan Dion. Buku, kertas, map, dan lain-lainnya, bersatu padu berserakan dimana-mana. Kondisi ruangannya kini terlihat sangat berantakan akibat ulahnya sendiri.
"Lisaaaa!!!"panggilnya dengan nada yang nyaring besar.
Dengan panik, Lisa pun datang dengan lari tipis-tipisnya.
"Iya pak?"
"Apa saja yang kau lakukan? Kenapa pekerjaanmu tidak becus begini? Apa yang kau lakukan sehingga tuan Reyhan bisa memutus aliran modal ke perusahaan kita? Kenapa kau bodoh sekali?"hardiknya dengan makian di akhir kalimatnya.
"Kau telah menjadi penyebab hancurnya perusahaan ku!!!
"Kau akan ku tuntut!! Akibat perbuatanmu!!"
Lisa yang tadinya diam menunduk sembari mendengar Omelan atasnya, seketika berdiri tegap dan menatap ketus ke arah bosnya. Tentu saja iya tak terima dengan perkataan Dion barusan itu.
"Kenapa anda malah menyalahkan saya? Saya cuman asisten di sini!! Bapak yang menjadi bosnya!! Ini kesalahan anda karena tidak bisa mengurus perusahaan dengan baik."maki Lisa balik.
Enak saja Dion menyalahkannya.
Dion tambah tak terima dengan perlawanan asistennya.
"Hey!! ini jelas kesalahanmu. Saya yakin, kamu telah melakukan sebuah kesalahan yang besar sehingga menyinggung bos besar itu!!"tuduh Dion.
"Saya tidak melakukan apapun!!"tampik Lisa
Jika pak Dion menyalahkan saya, saya pastikan anda akan menyesal!!" Ancam Lisa dengan beraninya.
Iya bahkan tak tahu apa penyebab perusahaan Andorgroup membatalkan kerja samanya.
"Apa maksud kamu?"tanya Dion. Kenapa bawahannya itu bisa mengajukan ancaman seperti itu.
"Saya akan laporkan anda, bahwa anda beberapa kali meniduri saya."
Jedarrrrr!!!
Kedua bola mata Dion terbelalak kejut mendengarnya. Lisa mengatakan bahwa iya akan mengungkapkan hubungan rahasianya dengan dirinya. Matilah sudah.
Dion memang pernah menjalin hubungan dengan asistennya Lisa. Tapi itu sebelum iya bertemu dengan Reta. Lisa juga merupakan mantan selingkuhan dari Dion. Dan Rika tak tahu mengenai hal menjijikkan itu.
Tambah lagi masalahnya. Rahasia besar Dion sebentar lagi juga akan terbongkar dan diketahui Rika.
Sekarang apa lagi yang bisa iya lakukan?
my
"Jangan!! Kumohon jangan!! Maafkan aku, aku tak bermaksud berkata kasar begitu tadi." Nada bicara Dion berubah drastis.
Beberapa detik yang lalu iya bersikap seolah ingin menelan Lisa bulat-bulat. Sekarang kebalikannya, Lisa seperti duri yang siap menusuk dirinya hingga tiada.
"Baiklah. Sekarang, berikan aku uang. Setelahnya, aku akan tutup mulut."tawar Lisa.
Iya mana mau pergi dengan ruginya.
Dion tambah tak habis fikir dibuatnya.
Kemana iya harus mencari uang sekarang ini. Iya bahkan tak punya uang untuk membangkitkan perusahaannya yang kembali terpuruk itu.
"Aku tak punya uang. Bagaimana kalau aku mencicilnya?"tawarnya.
Lisa tambah murka mendengarnya.
"Enak saja!!"
"Dulu kau pakai tubuhku sesuka hatimu. Sekarang, aku akan meminta bayaran. Kau harus membayarnya dua kali lipat."kekeh Lisa.
Hubungannya dengan Dion dulu memang tak langsung lama. Tetapi, setiap kali mereka bertemu, paling sedikit suami Rika itu akan meminta jatah empat kali sehari. Lisa bahkan kadang hanya datang tiduran saja di kantor.
Tenaganya sudah habis terkuras untuk melayani nafsu bejat atasnya. Itulah alasannya, mengapa Dion dari dulu selalu telat pulang. Rika juga sama sekali tak melihat rasa lelah di wajahnya.
"Baiklah, baik. Tapi ingat, setelah aku memberimu uang, pergilah dari sini. Jangan pernah tampakkan wajahmu di hadapanku ataupun istri-istriku. Camkan itu."tegas Dion mengalah.
Percuma berdebat dengan wanita yang hanya menginginkan uang saja. Itu hanya akan membuang-buang waktu.
Dion membuka brangkas perusahaan dan mengambil beberapa gepok uang di dalam sana. Dengan berat hati, iya pun memberikan uang tadi kepada Lisa yang sudah menunggu itu.
Setelah menerima uang, Lisa langsung meninggalkan ruangan serta perusahaan yang sudah bangkrut itu.
****
Di rumah Dion, Bu Diana memutuskan untuk duduk di ruang keluarga dan menonton acara yang ada di televisi.
"Bi! dimana alat kendali televisinya?" Teriak Bu Diana kepada pelayan yang tengah sibuk bekerja itu.
Bi Maya memunculkan diri bersama sebuah remote di tangannya. Segera iya menyerahkan benda bertombol itu kepada ibu majikannya.
"Makanya, remote itu jangan dibawa-bawa!"omelnya
"Sudah sana, buatkan saya teh."
Tanpa mengucapkan satu kata pun, Bi Maya langsung bergegas kembali ke dapur.
Dengan kesal, Bu Diana mengutak atik tombol remote di tangannya itu. Channel demi channel iya pindahkan untuk mencari film yang menarik untuknya.
Hufff semua film nampaknya sama saja. Tak ada yang berhasil menarik perhatiannya.
Benda yang dapat mengendalikan televisi itu pun iya letakkan di meja.
Kini iya menyandarkan tubuhnya dan memikirkan hal apa yang dapat mengusir kebosanannya.
Andai saja tadi pagi iya ikut bersama Reta menantu keduanya, pasti dirinya tak akan jenuh seperti sekarang ini. Iya ingin sekali pergi sendiri tapi apalah daya, uang di kantongnya tak mencukupi. Mau minta ke Dion, bagaimana mungkin? Anaknya itu kan, belum pulang.
Huuffff sangat membosankan.
Bu Diana tiba-tiba bangkit dengan semangat dari duduknya. Kedua bibirnya tampak mengeluarkan senyum yang tak biasa.
Kelihatannya, iya sudah menemukan sesuatu yang bisa menghibur hatinya.
Segera iya melangkahkan kakinya menuju lantai atas kamar anaknya.
Kini iya sudah berada di dalam bilik Dion dan Rika.
Matanya tertuju pada sebuah lemari berangkas penyimpanan uang.
Dengan langkah seribu, iya mendekati kotak yang di dalamnya ada uang itu.
"Wah! Pasti ini yang dimaksud Reta tadi pagi. Ternyata benar, rezeki gak kemana."ujarnya dengan senyum berbunga-bunga.
Betapa senangnya Bu Diana sekarang ini. Akhirnya, iya menemukan uang yang bisa dipakainya berbelanja. Kata sandi tak jadi masalah baginya.
Dion adalah orang yang sangat pelupa. Iya tak bisa memakai sandi yang berbeda pada setiap benda yang membutuhkan password.
.......happy reading..........
..........................................like and vote