Di dunia yang memadukan sihir kuno dengan teknologi modern, seorang prajurit muda bernama Shaka bermimpi besar untuk menjadi Raja Ksatria. Demi mencapai tujuannya, Shaka mendirikan guild bernama Red Wings, tempat berkumpulnya para petualang pemberani dan unik. Setiap anggota Red Wings memiliki keterampilan dan tujuan yang berbeda-beda, namun semuanya berjuang demi mimpi Shaka yang ambisius: membangun era baru bagi para ksatria.
Impian Shaka untuk menjadi Raja Ksatria tak lepas dari pengaruh legenda Jovan Ardent, seorang ksatria pertama di dunia ini yang hidup seribu tahun lalu. Jovan tidak hanya menjadi tokoh legendaris; ia dianggap sebagai pendiri tatanan ksatria yang memengaruhi seluruh dunia hingga hari ini. Selama hidupnya, Jovan membawa kehormatan dan kekuatan yang mendefinisikan para ksatria sejati dan meninggalkan jejak sejarah yang memicu munculnya banyak pahlawan, termasuk Shaka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zyura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertarungan yang semakin menjadi
Shaka melihat ke arah belakang dan melihat sebuah hutan yang terbakar, dan dia ingat bahwa Eldric ada di sana. Tanpa ragu, Shaka bergegas menuju ke sana dengan cepat.
Tiba-tiba, dia bertemu dengan seseorang yang memakai jubah putih dan membawa pedang. Ternyata dia seorang perempuan bernama Marine.
"Kau dari Grup C, bukan?" ucap Marine. Shaka menganggukkan kepalanya, dan Marine melanjutkan, "Eldric dalam bahaya, kita harus pergi ke sana! Aku akan memadamkan api nya."
Shaka bertanya, "Kau kenal Eldric?" Marine menjawab, "Ya, dia adalah teman masa kecilku. Aku merasakan bahwa energi Eldric semakin mengecil, itulah sebabnya aku pergi ke hutan itu." Shaka mengangguk, "Begitu ya."
Shaka dan Marine tiba di lokasi kebakaran hutan, dan situasinya semakin memburuk. Marine segera menggunakan sihir airnya yang besar untuk mencoba memadamkan api yang meluas.
Sebagian hutan sudah terbakar dan asapnya begitu tebal. Shaka memperhatikan seseorang yang akan datang melalui kabut, ternyata itu adalah Eldric yang basah kuyup dan berjalan dengan sempoyongan.
"Lain kali selamatkan aku dulu baru padamkan hutannya," keluh Eldric.
"Kau baik-baik saja?" tanya Shaka. Eldric menjawab, "Ya, begitulah. Tubuhku sempat terkena racun, lalu tiba-tiba saat aku sedang setengah sadar, ada seseorang yang menyembuhkanku, lalu pergi begitu saja."
"Syukurlah kau masih selamat," ucap Marine dengan lega.
Eldric melompat-lompat dengan penuh semangat, "Aku jauh lebih baik dari sebelumnya." Namun, dia masih merasa bahwa orang yang menolongnya itu adalah seseorang yang dikenalnya, meskipun wajahnya tampak samar di tengah kabut dan asap kebakaran.
Shaka, Eldric, dan Marine melanjutkan perjalanan ke arah barat, yang jika diteruskan akan membawa mereka ke sebuah area gunung berapi yang sedang aktif. Selama perjalanan, mereka berbagi cerita. Marine bertanya, "Hei Shaka, kau ingin masuk ke guild mana nanti?"
Shaka menjawab sambil memakan apel, "Aku akan menjadi player solo." Ungkapan Shaka membuat Marine dan Eldric terkejut.
"Eh, jika kau bergabung dengan guild, kau bisa mengerjakan tugas lebih mudah karena banyak yang membantu!" ujar Eldric.
Namun Shaka tetap teguh pada keputusannya, "Ya, aku tahu banyak risiko menjadi player solo, tapi aku memiliki tujuan untuk memilihnya." Marine dan Eldric pun terdiam.
Setelah perjalanan, mereka akhirnya tiba di wilayah gunung berapi, di mana lava tersebar di mana-mana. "Baiklah, kita sudah sampai," ucap Eldric.
Shaka bertanya, "Tujuan kita sebenarnya apa sih?" Marine menjawab, "Mencari rekan kita. Karena menurutku hanya kita bertiga yang ada di hutan itu. Salah satu anggota Grup C mungkin ada di sini." Dengan harapan menemukan rekan mereka, mereka melanjutkan perjalanan di tengah bahaya gunung berapi yang sedang aktif.
Mereka berjalan ke wilayah gunung berapi, di mana panasnya membuat Shaka harus membuka bajunya. Marine tersipu malu dan berkata, "Hei, gunakan bajumu! Kau tidak lihat, aku ini seorang wanita!" Shaka menjawab sambil mengeluarkan lidahnya, "Disini panas, mohon maklumi."
Eldric membuka jaketnya dan berkata, "Hei, Shaka, kau memiliki badan yang bagus juga ya?" Shaka menjawab, "Ya, aku melatihnya sejak berumur 5 tahun." Eldric bertanya lebih lanjut, "Lalu, apa kemampuanmu?"
Shaka menjawab, "Yaaa... aku bisa menggunakan teknik bela diri yang aku sebut aura chi."
Tiba-tiba, Marine menyuruh mereka berhenti dan mengatakan, "Ada yang datang!" Dengan sangat waspada, muncul sesosok makhluk lava raksasa yang sangat besar. Shaka terkejut, "Apa itu!?" Eldric menjawab dengan sinis, "Sudah jelas, makhluk yang intinya bukan manusia, dasar bodoh!"
Shaka menyuruh Marine untuk memadamkannya, tetapi kekuatan Marine tidak cukup untuk memadamkannya. "Sialan, jadi kita harus melawan dia ya?" ucap Eldric sambil kaki api nya menyala.
shaka mengepalkan tangannya dan seluruh tubuhnya mengeluarkan aura berwarna biru. Marine mengeluarkan pedangnya dan melapisi dengan air.
"Ayo, kita lawan semampu kita!" ucap Shaka, lalu Eldric dan Marine menganggukkan kepalanya dengan tekad yang kuat.
Shaka, Eldric, dan Marine terus melawan makhluk lava tersebut. Shaka menendang tangannya yang ingin menyerang Marine, dan tangan monster lava itu hancur. Namun, Shaka menyadari bahwa tangan monster tersebut cepat pulih karena memiliki kekuatan regenerasi yang sangat cepat.
Eldric melancarkan serangan dengan tendangan yang membuat monster lava terhempas, lalu Marine langsung menyerang dengan pedangnya yang dikuatkan dengan kekuatan air. Meskipun tubuh monster tersebut menjadi batu, namun ia masih hidup, membuat Shaka, Eldric, dan Marine bingung tentang cara mengalahkannya.
Ketika Shaka sedikit lengah, monster lava tersebut menangkapnya dan membantingnya ke tanah dengan sangat kuat. Lemparan tersebut begitu keras sehingga Shaka hampir jatuh ke sungai lava Dia berusaha keras untuk menahan dirinya agar tidak jatuh.
Marine berteriak kepada Shaka, "Shaka, tahanlah dirimu dengan kedua tanganmu! Jika kau terus masuk ke dalam, kau akan jatuh ke sungai lava!"
Shaka, sambil berusaha menahan rasa sakit, menjawab, "Sedang kucoba!" Dia berjuang keras untuk menahan dirinya agar tidak terjatuh ke dalam bahaya yang lebih besar.
Shaka bangkit kembali dengan cepat dan menyerang monster lava dengan tendangan ke kepala, membuat setengah mukanya hancur. Dengan penuh kepuasan, ia berkata, "Rasakan itu!"
Eldric menyampaikan, "Jika salah satu dari kita adalah pengguna sihir es, kita pasti bisa langsung menumbangkannya!" Marine menambahkan, "Air juga bisa!" Namun, Eldric menjelaskan bahwa serangan air hanya akan membuat monster tersebut tidak bisa bergerak untuk sementara waktu.
Monster lava itu bangkit kembali dan wajahnya yang hancur tadi pulih dengan sempurna. Shaka melompat dan menghujani monster tersebut dengan serangan bertubi-tubi, menciptakan dorongan yang sangat kuat hingga membuat tubuh monster itu hancur.
"mati kau!" ucap Shaka, tetapi tiba-tiba muncul serangan es bernama "Ace Burn" muncul dari jarak jauh, menyerang monster lava tersebut. Sebagian tubuhnya membeku dan dia tidak bisa bergerak, kemudian es mulai menutupi seluruh tubuhnya.
Shaka melihat ke arah asal serangan es itu dan ternyata Gray lah yang telah mengeluarkan kekuatan tersebut, dia juga yang bertarung dengannya sebelumnya. Wajah Gray terlihat babak belur akibat pertarungan dengan Shaka.
Setelah pertarungan itu, suasana menjadi canggung antara Shaka dan Gray yang saling berhadapan, sementara Eldric merasa mereka akan bertarung.
Namun, tidak lama kemudian, Shaka dengan senyuman mengucapkan, "Terima kasih telah menyelamatkan kami!" Gray terkejut mendengarnya, tidak menyangka Shaka akan berbicara seperti itu. Dia menjawab, "Tidak masalah, tapi hanya kali ini. Di pertarungan selanjutnya, aku tidak akan kalah."
Shaka dengan tenang menjawab, "Aku menunggu masa itu." Gray pun tersenyum dan berbalik pergi. Eldric bertanya, "Kemana kau akan pergi?" Gray menjawab, "Aku sudah kalah, aku hanya harus menunggu seseorang menjemput." Semuanya pun terdiam.
Lalu Shaka berkata, "Lalu dimana orang-orang yang kau bilang dari grup C? Di sini hanya ada gunung lava dan tanah hitam."
Eldric menjawab, "Dan bagaimana kau tahu salah satu dari mereka ada di sini?" Marine pun merasa malu dan berkata, "Aku hanya merasakan mereka ada di sini!"
Mereka memutuskan kembali ke hutan dan berjalan tanpa tujuan. Tiba-tiba, Shaka diserang oleh sebuah tongkat besar dan panjang. Ada seseorang yang bersembunyi di dahan pohon sambil memegang tongkat tersebut.
"Siapa kau?!" ucap Shaka dengan waspada, lalu orang itu menunjukkan tatapan yang sinis.
Semuanya kembali ke posisi mereka dan waspada untuk serangan yang akan datang.
Tidak lama kemudian, orang itu tersenyum dan berkata, "Wow, kau hebat bisa menghindari seranganku! Instingmu luar biasa!" ucapnya dengan kagum kepada Shaka dan yang lainnya.
Shaka, Eldric, dan Marine pun terkejut dan memasang wajah konyol karena mereka mengira orang itu adalah musuh.
Lalu dia berkata, "Hahaha, kalian pasti mengira aku ini musuh, ya? Tenang saja, aku dari grup C, sama seperti kalian. Nama ku Sun Ling, anak dari kera sakti Suasana pun kembali menjadi normal.
Shaka berkata, "Kera sakti itu monyet kan? Kenapa kau memiliki wujud manusia?" Perkataan Shaka membuat Sun Ling marah, lalu dia menyerang Shaka kembali. "Kurang ajar," ucap Sun Ling. Shaka menjawab, "Aku berkata fakta, bukan? Kau hanya perlu menjelaskan mengapa kau memiliki wujud manusia."
Sun Ling menjawab, "Itu karena aku memiliki dua wujud, wujud full kera dan manusia," sambil memutar-mutar tongkatnya dengan kedua tangannya. Sun Ling langsung melancarkan serangan tongkatnya kepada Shaka.
Shaka menghindari serangan tersebut, lalu tiba-tiba tongkat milik Sun Ling membesar perlahan-lahan, menjadi tongkat raksasa yang menimpa Shaka. Eldric dan Marine menjauh dari mereka berdua. "Sialan, dia malah menghancurkan hutan ini!" ucap Eldric. Dia berteriak, "Hentikan, Sun Ling!"
Sun Ling merasakan ada kejanggalan pada tongkatnya. Setelah dilihat kembali, Shaka sedang menahan tongkatnya yang besar itu. "Aku yakin ada dua tongkat sakti milik Kera Sakti, dan satu ini milikmu. Yang asli adalah milik ayahmu. Sialan berat juga!" ucap Shaka.
Shaka tidak lama kemudian tertindih, lalu Sun Ling berkata, "Yah, kurang lebih begitu. Jika aku memakai tongkat ayahku, kau pasti sudah mati."
Shaka muncul dari tanah yang lain, lalu langsung melompat dan menyerang Sun Ling yang lengah menggunakan sundulan kepalanya, membuat Sun Ling pingsan dan tongkatnya pun mengecil.
-BERSAMBUNG-