Akhir Sebuah Penantian
Gadis berkulit putih, berhidung mancung itu terus berjalan di tengah terik mentari sambil menjajakan dagangannya, sesekali terlihat dia menyeka peluh yang menetes di dahinya yang licin. Aneka tas rajut hasil karya buatan tangannya sendiri, tergantung di pundak dan sebagian lagi berada dalam dekapannya.
Diandra gadis yang periang dan juga rajin, sepulang sekolah dia selalu menawarkan hasil kerajinan tangannya dengan berkeliling di seputar tempat tinggalnya di kawasan wisata pantai hingga sore menjelang. Dan di malam harinya, dia akan memanfaatkan waktu untuk merajut.
Meski tak pernah punya waktu untuk belajar, namun di sekolah Diandra tetap menjadi yang nomor satu. Dia selalu mendapatkan juara dan nilainya selalu jauh di atas rata-rata, semua guru merasa bangga dan sangat menyayangi Diandra.
Diandra selalu mendapatkan beasiswa di setiap tahun, itu sebab nya dia masih bisa melanjutkan sekolah nya hingga ke jenjang SMA di saat teman-teman Diandra yang lain yang tinggal di panti asuhan terpaksa harus putus sekolah karena terkendala oleh biaya.
Sore itu Diandra baru saja tiba di panti asuhan tempat dimana dia lahir dan dibesarkan, dia terkejut tatkala mendengar suara keributan kecil di ruang tamu. Buru-buru Diandra masuk kedalam dan didapatinya saudara-saudara angkat nya tengah menangis seraya berpelukan, "ada apa ini? Ada apa mbak Asih?" Tanya Diandra dengan tidak sabar pada gadis yang nampak lebih dewasa.
"Ibu Di,,, ibu mengalami kecelakaan, dan saat ini kondisinya kritis," jawab gadis yang di panggil mbak oleh Diandra itu dengan terbata.
"Apa? Ibu kecelakaan? Kok bisa mbak? Emang ibu dari mana?" Cecar Diandra.
Gadis itu hanya menggeleng,, dan masih terisak.
"Lantas sekarang ibu dirawat dimana mbak Asih?" Tanya Diandra mulai panik.
"Di RSU Di, orang yang menabrak ibu melarikan diri," jawab gadis yang bernama Asih itu dengan terbata. "Tapi Ada orang baik yang menolong ibu dan membawanya ke rumah sakit." Lanjut Asih membuat hati Diandra sedikit tenang.
"Baiklah mbak Asih, Didi akan segera ke sana. Mbak Asih tolong di rumah aja ya, jaga adik-adik," setelah meletakkan barang dagangan nya di dalam almari, Diandra bergegas berlari kecil menuju pangkalan ojek di ujung gang untuk mengantarnya pergi Ke rumah sakit.
Tak butuh waktu lama, ojek yang membawa Diandra tiba di RSU. Setelah membayar ongkos ojek, Diandra segera berjalan cepat menuju bagian informasi untuk menanyakan keberadaan ibu nya.
Setelah mendapatkan informasi keberadaan sang ibu, Diandra segera berjalan menyusuri selasar rumah sakit menuju ruang IGD.
Saat Diandra tiba di ruangan itu, bersamaan dengan suster yang baru saja keluar dari IGD dengan mendorong brankar pasien hendak memindahkan nya ke ruang perawatan, yang di ikuti oleh seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
"Ibu,,," seru Diandra sesaat setelah menyadari bahwa pasien yang terbaring di atas brankar itu adalah ibu nya.
Diandra langsung menghentikan langkah suster dan kemudian memeluk sang ibu yang terbaring lemah dengan banyak luka di tubuh nya, "ibu kenapa bisa kecelakaan? Memang nya ibu pergi kemana? Kalau ibu butuh apa-apa kenapa enggak nunggu Didi pulang?" Cecar Diandra dengan banyak pertanyaan kepada ibu nya sambil terisak, gadis periang dan tangguh itu tak kuasa menahan air mata nya menyaksikan kondisi wanita tua yang telah merawat dan membesarkan diri nya selama ini sedang terkulai lemah.
Sang ibu hanya menggeleng, dan kemudian tersenyum mencoba menenangkan Diandra.
Wanita paruh baya yang sedari tadi memperhatikan Diandra pun mendekat, "nak, tenangkan dulu dirimu. Ibu mu tidak apa-apa, tak ada luka yang serius. Luka yang di derita ibu mu hanya luka luar dan akan segera sembuh dalam beberapa hari, sekarang biarkan suster membawa nya ke ruang rawat inap," ucap wanita itu lembut.
Diandra pun mengangguk, dan kemudian melangkah mengikuti suster yang mendorong brankar sang ibu menuju ruang rawat inap bersama wanita paruh baya tadi.
Suster membawa pasien masuk kedalam ruangan VIP, dan kemudian memindahkan pasien ke atas bed yang tersedia di ruangan itu.
Sejenak Diandra tertegun melihat ibu nya dibawa masuk kedalam sana, ada perasaan getir yang menyelimuti hati nya. Ingin dia berteriak untuk menolak ketika ibu nya di masukkan kedalam ruangan VIP itu, namun melihat luka di sekujur tubuh sang ibu hati nya merasa iba dan tak tega jika dia memaksa untuk membawa pulang sang ibu.
"Ruangan nya bagus banget dan biaya nya pasti sangat mahal, lantas darimana aku bisa mendapatkan uang banyak untuk biaya perawatan ibu? Sedangkan penghasilan ku dari berjualan hanya cukup untuk membantu biaya kebutuhan sekolah adik-adik, dan uang pensiunan ibu hanya cukup untuk biaya hidup kami sehari-hari. Kami sama sekali tidak memiliki tabungan.. aku harus bagaimana sekarang?" Diandra bermonolog dalam diam.
Wanita paruh baya yang melihat Diandra diam mematung di depan pintu pun mengerti kegelisahan gadis itu, "masuk lah nak, ibu mu membutuhkan dukungan mu. Jangan khawatirkan tentang biaya, tante sudah membayar kan semua tagihan nya," ucap wanita itu lembut, sambil menepuk pelan bahu Diandra.
Diandra tersentak dari lamunan nya, dia mengangguk dan kemudian tersenyum hangat pada wanita paruh baya itu, "terimakasih atas kemurahan hati tante, kami tidak dapat membalas kebaikan tante kepada ibu kami. Hanya do'a tulus yang akan senantiasa kami panjatkan untuk kebahagiaan dan keberkahan hidup tante dan keluarga," balas Diandra dengan tulus.
Wanita paruh baya itu kemudian menuntun Diandra untuk masuk kedalam ruangan, "Mbak Rahma, saya mohon pamit dulu karena masih ada urusan. Insyaallah besok saya akan datang lagi kemari untuk menemani mbak," ucap wanita paruh baya itu kepada bu Rahma, ibu angkat Diandra.
Bu Rahma mengangguk, "enggak perlu repot-repot jeng Dewi, jeng Dewi sudah bersedia menolong dan membawa mbak ke rumah sakit saja mbak sudah sangat bersyukur... apalagi jeng Dewi malah sudah membayarkan semua biaya pengobatan dan perawatan mbak disini, mbak tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikan jeng Dewi." ucap bu Rahma terharu, sambil menggenggam tangan wanita paruh baya yang telah menolong nya yang ternyata bernama Dewi itu.
Bu Dewi menggeleng, "sudah mbak, jangan dipikirkan," ucap nya seraya tersenyum tulus.
"Jaga ibu mu nak, kalau ada apa-apa jangan sungkan segera hubungi tante," titah bu Dewi seraya menyodorkan sebuah kartu nama kepada Diandra, "oh ya nak, siapa nama kamu?" Tanya bu Dewi menatap Diandra, "saya Dewi, panggil saja tante Dewi," ucap nya mengenalkan diri.
"Saya Diandra tante, ibu biasa memanggil saya Didi," balas Diandra mengenalkan diri nya dengan sopan.
"Oke nak Didi, tante pamit ya.." ucap bu Dewi dan kemudian bergegas keluar ruangan rawat inap bu Rahma.
Sepeninggal tante Dewi, Diandra mendekati sang ibu, "ibu kenal sama tante Dewi?" Tanya Diandra penasaran.
Bu Rahma menggeleng, "ibu juga baru mengenalnya tadi nak, saat ibu sadar dan ibu tahu kalau jeng Dewi yang lah yang telah menolong ibu dan membawa ibu ke sini. Jeng Dewi juga telah membayarkan semua tagihan rumah sakit dan menempatkan ibu di ruangan yang bagus ini. Tapi nak, ibu bingung dan sedih,,," bu Rahma nampak mulai berkaca-kaca.
"Kenapa bu?"
"Jeng Dewi memang tidak berharap uang nya dikembalikan, tapi dia minta imbalan lain. Jeng Dewi meminta salah satu putri ibu untuk dijadikan menantu nya, yang akan dinikahkan dengan putra bungsunya yang patah hati dan menjadi dingin pada wanita," ucap bu Rahma sambil terisak.
Diandra tertegun,,,
🌹🌹🌹🌹🌹
Terimakasih sudah bersedia hadir mengikuti kisah Diandra,,,
Ini ceritaku yang kedua ya,,, buat yang baru banget gabung di lapak ku, bisa cek ceritaku yang pertama "KETULUSAN CINTA NABILA", yang juga sudah TAMAT, dan banyak mengandung imun dan iman booster 😍😍
Meski novel ini sudah TAMAT, tapi tetep,,,, tolong tinggal kan jejak kalian di sini 😉😉
Dengan Like, komen, vote dan hadiah yang banyak, dan jangan lupa klik tombol hati/ masukkan favorit 🥰🥰
Dan jika kalian suka dengan cerita nya, jangan lupa berikan rating bintang lima dan katakan lah sesuatu untuk menyemangati ku 😊🙏
Makasih yah, hadir nya,,, 🤗🤗
Salam hangat 😘😘
Happy Reading,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
zian .
enth ak lupa ap emng blum bca ini..soalny tntng kliarga alamsyah udj ak bca semua ..smua crtanya bkin ngakak kdng tegang kg tp bnyakan kocakny klo d kluarga alamsyah..pnuh kekeluargaan best lh smua krya author
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..
2024-09-20
1
Nar Sih
hadir buka ,,cerita karya mu kakk ,eee ketemu cerita ini seoerti nya aku ketinggal nih kak ,gk papa ya sambil nunggu yg bru disini
2024-07-06
1
zian al abasy
bru mmpir lg..yng ksekian x d novel mu thor.bru liat profil trnyta ini ak blum bca yng lain sudh .pkokny pling ska bca krya author kluarga alamsyah yng sllu ak rindu.kekocakanny jailny.romantisnya hebohny smua dech yng mnyangkut kluarga ksyangan Alamsyah love pkoknya
2024-01-22
1