Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 35. Unexpected
Aston selesai memandikan Arlo setelah memandikan Aurora terlebih dahulu karena saat bangun suara pertama yang terdengar adalah Aurora yang sudah menangis mengisi rumah yang sepi dengan suara tangisannya yang cukup keras. Membuat siapa saja yang mendengarnya akan tau siapa yang menangis itu.
Di saat Arlo sedang memakai baju, Aurora sudah terlelap tidur setelah menyusu pada Ayana. Pribadi Arlo cukup mirip dengan Aston yang ketika kecil cukup pendiam dan tidak banyak menangis seperti Grizella.
Namun Aston juga Ayana tidak memusingkan hal itu karena melihat kedua anaknya tumbuh sehat saja Ayana cukup bersyukur karena perjuangan untuk mendapatkan mereka cukup di uji oleh tuhan. Maka dari itu saat Ayana di titipkan anugrah terindah Ayana berjanji akan menjaganya dengan segenap hatinya.
Ayana sekarang sudah bisa bersantai karena ia sudah masak untuk Aston sarapan pagi ini. Walaupun Ayana sudah mempunyai anak tidak membuat Ayana melupakan kewajiban satu itu yang tidak akan berubah dari jaman pertama menikah hingga mempunyai anak. Ayana memandang Aston yang begitu telaten mengurus kedua anaknya tanpa bantuan siapapun itu. Ayana adalah salah satu wanita yang begitu beruntung memiliki suami seperti Aston di mana untuk mengurus anak di lakukan oleh keduanya.
Setelah Aston selesai memakaikan baju untuk Arlo giliran Arlo mendapatkan asi di mana Ayana sudah menunggu sejak tadi.
Aston memberikan Arlo kepada Ayana. "Setelah itu aku, ya." Ucap Aston yang membuat mata Ayana melotot.
Aston terkekeh senang karena berhasil menggoda Ayana yang menjadi kebiasaannya sekarang. Aston turun kebawah untuk sarapan pagi karena sebentar lagi ia harus pergi ke kantor untuk bertemu dengan kolega yang sudah membuat janji sebelumnya dengannya.
Sedangkan Ayana harus pergi ke kantor polisi untuk memberi keterangan atas kecelakaan yang terjadi kepadanya. Ini adalah keputusan akhir yang akan memutuskan mereka berdua. Ayana menitipkan kedua makanya kepada mertuanya yang dengan senang hati menjaga cucu pertama mereka.
Setelah Aston pergi untuk berangkat bekerja Ayana pun berangkat menunjukan ke tempat pengadilan bersama dengan Jake bodyguardnya.
...•••...
Tatapan mata yang terus melihat ke arah Ayana di mana wanita itu adalah Xaquila yang bersanding dengan Jesper. Ayana tidak memperdulikan tatapan mereka kepadanya karena ia hanya fokus kepada hakim yang memberikan beberapa pertanyaan kepadanya.
Ayana menceritakan semua kejadian yang ia alami dari awal hingga akhir. Di mana ada beberapa cerita yang di elak oleh Xaquila saat hakim memberikan pertanyaan kepada Xaquila.
Senyum sinis Ayana begitu jelas saat Xaquila mengelak pertanyaan yang di ajukan oleh hakim di mana pertanyaan itu berisikan rencana pembunuhan Ayana.
Setelah waktu berlalu selama tiga jam akhirnya hakim memutuskan menjatuhkan mereka hukuman seumur hidup di mana hukuman itu membuat Xaquila begitu frustasi.
"AKU TIDAK MELAKUKANNYA!!!! DIA YANG MEMBUAT RENCANA ITU!!!" teriak Xaquila menunjuk kearah Jesper.
"Aku tidak terima semua ini!!!" Teriak Xaquila.
Petugas mencoba menenangkan Xaquila namun dengan cepat Xaquila menggapai sebuah pistol dan mengarahkan ke seseorang yang membuatnya seperti sekarang.
Dor!!
Dor!!
Dor!!!
Suara tembakan tiga kali membuat seisi ruang sidang menjadi histeris ketika Xaquila berhasil menembak targetnya. Mulut Ayana tertutup rapat saat menyaksikan kejadian yang ada di depan matanya sekarang. Di mana Xaquila membunuh Jesper di ruang sidang.
Xaquila menjatuhkan pistol yang ia gunakan untuk membunuh Jesper. "Urusan kita sudah selesai." Ucapnya sebelum di amankan oleh petugas.
Xaquila di bawa ke tahanan di mana ia sempat melirik Ayana sejenak.
...•••...
Langkah kecil berlari ke ruangan di mana Aston sedang menghadiri rapat bersama dengan rekan bisnisnya. Hadwin menahan Fany yang mencoba untuk masuk ke ruangan.
"Ada apa?" tanya Hadwin.
Fany menetralkan nafasnya karena begitu lelah berlari dari ruangan Aston menuju ke ruang rapat.
"Aku dengar ada insiden di persidangan dan Xaquila menembak seseorang hingga meninggal." Jawab Fany yang membuat mata Hadwin melotot.
Tanpa banyak bicara Hadwin masuk ke ruang rapat dan memberikan informasi kepada Aston.
"Ada apa kau masuk? Apa kau tidak lihat aku sedang rapat!!" ucap Aston.
Hadwin mendekati telinga Aston dan membisikkan ucapan yang di katakan oleh Fany tadi.
"APA!!! Tidak mungkin itu Ayana." Aston berlari keluar ruangan dan menyusul Ayana.
Setelah mendengar kabar ada sebuah insiden di tempat persidangan membuat Aston segera menyusul Ayana karena Aston tidak ingin hal buruk terjadi lagi kepada Ayana. Apa lagi setelah mendengar kabar dari Hadwin membuat pikiran Aston menjadi kacau.
Namun saat Aston berhasil menuju ke pintu utama sosok wanita yang begitu ia khawatirkan sedang berjalan ke arah Aston namun Ayana tidak menyadari kehadiran Aston.
Aston berlari dan memeluk tubuh Ayana yang membuat Ayana begitu terkejut dengan kehadiran Aston secara tiba-tiba dan memeluk tubuhnya.
"Aston ada apa? Apa kamu tidak malu di lihat orang?" Ayana mencoba melepaskan diri dari Aston karena banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka.
"Kenapa? Apa aku salah memeluk istriku?" tanya Aston.
"Tidak hanya saja ini bukan waktu yang tepat." Balas Ayana.
Saat Aston teringat dengan ucapan Hadwin yang mengatakan jika ada yang meninggal di persidangan Aston melepaskan pelukannya dan mengecek keadaan Ayana.
"Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Aston.
Ayana tertawa kecil. "Aku tidak apa-apa. Kamu sudah mendengarkannya ternyata."
"Siapa yang meninggal di sana?" tanya Aston.
"Jesper," jawab Ayana.
"Jesper? Bagiamana bisa? Apa ada orang yang berencana membunuhnya?"
Ayana menggelengkan kepalanya. "Tidak, Xaquila lah yang membunuh Jesper di ruang persidangan." Jelas Ayana.
"Xaquila? Kenapa dia membunuh Jesper?"
"Aku pun tidak tau karena setelah kejadian itu semua orang di minta untuk keluar dari ruangan."
Aston memeluk Ayana sekali lagi karena merasa lega saat Ayana baik-baik saja. Mencium aroma tubuh Ayana yang begitu Aston sukai.
"Tumben kamu ke kantor?" tanya Aston.
"Oh, iya, aku membawakan mu makan siang yang aku beli di restoran favorit mu," jawab Ayana yang menunjukan tas berisikan makan siang Aston.
"Kalau begitu aku selesaikan rapatku dulu setelah itu kita makan siang bersama," ucap Aston
Aston mengandeng tangan Ayana menuju ke ruangan dan setelah Aston mengantar Ayana barulah ia kembali menuju ke ruang rapat. Untung saja kolega Aston sebelumnya sudah di beritahu oleh Hadwin jika ada sebuah insiden yang membuat Aston mendadak keluar dari ruang rapat.
Selama menunggu Aston selesai dengan rapatnya Ayana memilih untuk membuatkan kopi untuk Aston.
...•••...
"Apa mereka rewel, Ma?" tanya Ayana setibanya di rumah bersama dengan Aston.
"Tidak, mereka sepanjang hari tidur saja. Mereka bangun hanya meminta susu saja," jawab nyonya Rosvelina.
Ayana begitu lega ketika kedua anaknya tidak rewel saat Ayana tinggal untuk pergi mengurus urusannya di luar.
"Beberapa minggu lagi aku akan mengadakan pesta untuk kedua anak kita." Ucap Aston.
"Acara apa itu?" tanya Ayana.
"Aku ingin memperkenalkan kedua anak kita ke semua orang," jawab Aston.
"Apakah itu keharusan?" tanya Ayana lagi.
"Harus sayang. Agar semua orang tau jika mereka adalah anak dari Aston Max Matthew."
Jika sudah seperti ini maka Ayana tidak dapat membantah ucapan Aston karena semua kehendak Aston tidak dapat di ganggu gugat. Karena kata mama mertuanya acara seperti ini sudah menjadi tradisi turun temurun dari generasi sebelumnya. Dan itu tidak bisa membuat Ayana menolak.