Divya Veronika Ibrahim Gadis Manis yang punya segudang mimpi yang ingin dicapai nya.
Perjodohan nya dengan Tuan Muda yang tak lain sahabat masa kecilnya dulu berjalan rumit karena masa lalu orangtua mereka.
kisah ini ditulis berdasarkan pemikiran dari sang penulis,jika ada kesamaan tempat,Nama,Karakter bahkan alur cerita, mohon untuk memakluminya
karya pertama ku
Bissmillah dukung terus Ya jangan lupa like dan komen nya,terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RhinYani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan Monster (part 1)
Siang ini Dimas diizinkan pulang setelah tiga hari di rawat di rumah sakit xx.Selama itu pula Divya cuti bekerja
karena harus menjaga adiknya.
Dimas tidak mendapat luka terlalu parah memang,
hanya dahi dan sikutnya saja terluka karena benturan dan pecahan kaca mobil.
Ia kecelakaan ketika menghindari mengendara motor yang tiba-tiba muncul dari arah lain,hingga ia banting stir dan menabrak pohon.
Malam ini juga Rudi berkunjung ke rumah orangtuanya bersama Shila sang istri,untuk menengok Dimas.
Tidak hanya itu kedatangannya juga untuk menjemput Divya menemui Tuan Haris .
"Kita mau kemana,Kak?"
Tanya Divya penasaran saat sudah berada di dalam mobil bersama Rudi.
"Menemui Tuan"
Jawabnya singkat
"Tuan Monster itu !"
Divya cemberut, dari rumah paman tadi,
Rudi memang sengaja belum memberitahunya
"Untuk apa bertemu dia "
"Haris minta kakak menjemputmu,Ada yang ingin dia sampaikan padamu."
Rudi menjelaskan sambil terus fokus menyetir. "Divya..."
"Heum..."
Gadis itu menjawab sekenanya saja.malas kalau urusannya sudah mengenai Haris.
"Kakak minta kau tidak membantah Tuan Haris nanti"
Rudi terdengar serius dengan apa yang diucapkannya.
"Memang apa yang mau dia katakan padaku?"
Divya mencoba menerka apa yang sebenarnya akan disampaikan laki-laki itu.
"Entahlah,aku juga belum tahu.Tapi kakak minta untuk tidak membantah nya,kau mengerti kan ?"
Rudi mengingatkan kembali adiknya yang memang sedikit ngeyel.
Sepanjang perjalanan Divya hanya termenung menatap keluar jendela.
Melihat pohon-pohon dan gedung seakan berjalan.
Sesampainya di sebuah restauran
Rudi turun diikuti Divya,naik ke lantai
atas.
Disana di ruangan khusus sudah duduk seorang pria ditamani dua wanita cantik dengan pakaian minim mereka.
Memperlihatkan lekuk tubuh wanita-wanita itu.
keduanya nampak bergantian menuangkan minuman
ke dalam gelas milik laki-laki itu
yang tak lain dia adalah tuan Haris Santoso.
Saat Rudi datang bersama Divya,kedua wanita itu pergi hanya dengan
isyarat tangan dari Rudi.
Mereka paham
seakan semua itu sudah biasa terjadi.
Siapa mereka itu.cih
menjijikan,Haris bersama mereka.
Apa yang ingin dia perlihatkan padaku .
Bisik hati divya.
Ia berusaha menyembunyikan wajah terkejutnya.
Divya tidak ingin terlihat gugup di depan tuan Haris.
"Ah kau sudah datang,duduklah..!"
Haris
kembali menyandarkan tubuhnya di sofa,Ia mempersilakan Rudi dan Divya untuk duduk.
"Iya Tuan,sesuai permintaan tuan"
Rudi tertunduk hormat.
sebenarnya ini sandiwara macam apa,kak Rudi bilang mereka ini bersahabat,sekertaris hanya posisi sementara nya,lalu kenapa harus sehormat itu.
Sesaat ketiganya hanya terdiam sampai beberapa pelayan datang membawa makanan dan minuman.
"Ada apa kiranya tuan memanggil saya datang ke tempat ini ?"
Divya memberanikan diri bertanya pada tuan Haris.
Pertanyaan yang mendapat jawaban tatapan tajam dari kakak sepupunya.
"Rupanya Kau memang pemberani,Nona?!"
Haris tersenyum sinis.
"Rud..!"
Rudi yang mengerti maksud tuannya sigap menjawab.
"Baik tuan"
"Ponsel mu!"
Rudi meminta Divya menyerahkan ponsel miliknya.
Apa? Ada apa dengan hp ku memangnya ?
Divya yang masih bingung itu memberikan ponselnya pada Rudi.
dan Haris menerimanya dengan tangan kiri.
"Ini ponselmu?"
Ia membolak balik benda mungil itu dengan sinisnya.
"Berikan password nya"
Ya memang itu ponselku.
"MONSTER"
Divya menjawab cepat.
Rudi kembali melirik tajam,ia berpikir jika adiknya itu sudah sangat keterlaluan berani memaki Haris secara langsung seperti itu.
"Yaa apa salahnya,Password ponsel ku memang itu"
Dengan polosnya Divya menjawab lirikan tajam sang kakak.
Rudi tersenyum tipis sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Monster..?haha
Rudi tertawa dalam hati.
aku pikir dia memaki haris tadi.
Sejenak setelah Haris mengotak ngatik ponsel milik Divya.
Gadis itu bahkan tidak mengerti apa yang sedang dilakukan pria di hadapannya.Apa yang dia cari.
"Kau tahu kenapa aku memanggil mu kesini? Kau tahu mengapa aku tertarik dengan ponsel jelekmu?"
Haris sudah mulai bertanya dengan tegasnya.
sudah bak hakim yang sedang mendakwa.
"Tidak Tuan"
"Kau tahu apa kesalahanmu?"
"Maaf tuan saya tidak mengerti apa yang tuan katakan"
Divya hanya tertunduk.
Apa sih mau pria ini,
memang apa salahku?
Kenapa musti berbelit-belit begini .
"Kau yakin tidak berbuat salah padaku?
Kau memanfaatkan posisi mu sebagai keponakan Om Fram agar bisa menikah denganku,apa kau tidak lihat dua wanita tadi,mereka bahkan datang tanpa ku minta.Aku bisa mendapatkan apapun yang aku mau. Dan kau...cih
beraninya kau meminta ku lewat pamanmu?!"
Haris berkata panjang lebar yang isi dari perkataannya hanya merendahkan Divya.
Sudah ingin marah rasanya kalau saja Rudi tidak memberinya isyarat untuk tetap diam.
Bersambung...