NovelToon NovelToon
Jerat Hati Sang Duda Dominan

Jerat Hati Sang Duda Dominan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Duda / One Night Stand / Selingkuh / Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lifahli

"Mengemislah!"

Awalnya hubungan mereka hanya sebatas transaksional diatas ranjang, namun Kirana tak pernah menyangka akan terjerat dalam genggaman laki-laki pemaksa bernama Ailard, seorang duda beranak satu yang menjerat segala kehidupannya sejak ia mendapati dirinya dalam panggung pelelangan.

Kiran berusaha mencari cara untuk mendapatkan kembali kebebasannya dan berjuang untuk tetap teguh di tengah lingkungan yang menekan dan penuh intrik. Sementara itu, Ailard, dengan segala sifat dominannya terus mengikat Kiran untuk tetap berada dibawah kendalinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lifahli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Main Sendiri

...Happy reading!...

...•••...

Video panas Kirana dan Ailard yang diambil CCTV dengan kualitas HD di kamar pria itu menjadi tontonan paling emosional bagi Ailard. Bagaimana tidak ketika pria itu menegak minuman beralkohol sambil menonton video tayangan pa*as bersama perempuan yang sudah berani menampar dan menyentuh harga dirinya. Sungguhan Ailard akan memberikan perhitungan padanya dan ia bisa menjamin bahwa Kiran akan kembali memohon-mohon padanya lagi.

"Shit! Fuck you Kirana!"

Miliknya sudah tegang dibawah sana akibat menikmati perempuannya seliar itu ketika merayu Ailard dengan pakaian kurang bahannya. Apalagi ketika tubuhnya sepasrah itu ketika ia bergerak dengan tempo liar, memacu miliknya yang terus membobol inti kenikmatan Kirana.

Dan saat isi kepalanya sudah tidak bisa merealisasikan yang positif lagi, ia akhirnya membuka zipper celananya dan mengeluarkan miliknya yang sudah siap untuk diberi kenikmatan oleh tangannya sendiri. Sumpah serapah ia layangkan pada Kirana kala ia harus bermain sendiri seperti ini.

"Ughhh... Sialan kamu Kirana!"

Ia mengurut nya perlahan dari paling bawah, dan saat esensi nikmatnya semakin menjadi ia membawa urutan tangannya bergerak keatas hingga menyentuh titik paling sensitifnya dan melakukan gerakan berulang. Pikirannya dipenuhi oleh Kirana dalam kondisi panas sekali, memuaskan miliknya ini dengan tangan kecil milik perempuan itu.

"Uhk...kurang ajar perempuan itu...saya akan beri kamu hukuman setelah ini, lihat saja!"

Gairah Ailard begitu membara ketika ia sedang berantakan seperti ini, dia butuh pelampiasan dan yang ia maksud dengan Kirana malah semakin membuatnya frustasi kala ingatannya tertuju ketika perempuan itu sudah menyentuh sentimental dengan batas toleransi yang sudah tidak bisa dimaafkan semudah itu.

"Kirana....Kirana... slut"y fu*king ughh..."

Ya, Ailard bermain lagi sendirian setelah tiga tahun terakhir ia tak pernah begini, dan sialannya ini semua karena seorang perempuan yang bahkan sebenarnya bisa ia gantikan posisinya dengan perempuan-perempuan panggilan yang dahulu setelah perceraiannya dengan mantan itu sering ia panggil kala ia tengah berantakan dan butuh pelampiasan emosi.

Perlu dikoreksi, Ailard bukanlah pria gampangan yang begitu saja memanggil perempuan panggilan, tentu saja ia mencari yang bersih dan sehat. Selain itu bukan untuk saling memberikan kenikmatan kepada lawan mainnya, melainkan hanya ingin miliknya saja yang harus merasakan kenikmatan sendiri dan itupun hanya menggunakan media tangan saja, catat, tangannya saja.

Yang paling membuatnya muak adalah fakta bahwa Kirana adalah perempuan kedua yang ia biarkan merasakan miliknya—sebuah keistimewaan yang tak pernah ia bayangkan akan ia berikan lagi. Dan lebih parahnya, ia menyadari bahwa ia telah menjadi kecanduan terhadap tubuh Kirana. Rasanya seperti sebuah adiksi yang tak bisa ia hindari, tubuhnya selalu menuntut sensasi itu dari perempuan yang suka memberontak.

"Yes Kirana... Fu*k you harder ughh..."

Saat ia mengingat bagaimana tubuh Kirana bereaksi di bawah sentuhannya, bagaimana kulit mereka bersentuhan dan memicu reaksi seperti dopamin yang mengalir dalam tubuhnya, kemarahannya semakin berkobar. Perempuan itu telah menyentuh egonya jadi hina seperti ini.

Bayangan Kirana selalu menghantui Ailard—bukan karena tubuhnya yang terlalu seksi, tapi karena daya tariknya yang panas dan alami. Tubuh Kirana memang berbeda dari perempuan dengan kriteria sempurna yang biasanya ia sukai, yang berkulit putih bak perempuan Eropa, sama seperti mantan istrinya.

Kulit Kirana itu kuning Langsat namun karena ia ini sepertinya senang menggelapkan kulitnya makannya ia lebih bisa disebut sawo matang, dan itu sangat indah sekali. Selain itu adalah pada rambut ikal keriting yang panjang sepinggang, sungguhan Kiran itu daya tariknya kuat sekali dan biasanya bule lebih suka dengan perempuan yang seperti itu.

Jadi apakah Ailard salah satunya? Bodoh. Tentu saja tidak. Ia ini hanya fokus pada kenikmatan yang bisa diberikan perempuan itu padanya.

Oke, kita lupakan tentang perkulitan dan sekarang kita cari tahu lagi dari sudut pandang pria dominan yang sedang memuaskan dirinya sendiri ini, membayangkan perempuan yang selalu ia kuasai dan rendahkan selama tiga tahun. Dalam kepala cab*lnya itu, ia tengah berfantasi tentang Kirana yang tengah memohon dibawah kuasanya begitu sangat panas.

"Mengemis lah Kirana!"

Setiap kali Kirana mengenakan gaun bermotif bunga dengan belahan dada yang memperlihatkan kulit lembutnya dan pundak yang tersingkap indah, aura sen*ualnya semakin terasa. Namun, yang paling membakar has*at Ailard adalah bibir Kirana yang sering dipoleskan lipstik merah nude. Lipstik itu, yang sengaja ditebalkan di bagian sisi-sisi bibirnya, membuat bibir Kirana tampak begitu seksi. Ailard sangat menyukai bagaimana ia bisa merusak riasan itu, membiarkan warna lipstiknya hancur karena sentuhannya.

Dan di detik itu, ia mendapatkan pelepasan pertamanya. Tidak, tidak sampai disitu saja otak kotor pria itu berhenti, melainkan melanjutkan mainnya lagi dengan berfantasi tentang Kirana lebih liar lagi, lebih panas lagi dan lebih sen*ual lagi.

Sungguhan gila, dan ini adalah sisi gelap dari seorang Ailard Rajendra Wiratama. Benar, yang kalian baca ini adalah seonggok manusia yang sudah jauh tak terarah lagi isi kepalanya.

•••

"Jadi gimana perasaan lo setelah tampar Mas Ailard?" Tata kelewat speechless ketika Kiran menceritakan persoalan kemarin malam dengan Ailard didalam mobil milik pria itu.

"Biasa aja, tapi disisi lain gue jadi paham sama sisi dia juga." Jawabnya dengan sangat santai.

"What? Lo gila apa, itu Lo dipaksa lho... Kirana! Iya gue tau lo kek udah terbiasa banget dibegitukan sama dia ya tapi, lo masih bisa liat sisi lain yang buat lo paham tentang si pria pemaksa itu? Are you sick baby?"

Kirana menatap Tata dengan tenang, lalu mengambil beberapa kuaci dari mangkuk. "Gue baik-baik aja, Ta. Ngga usah tanya gitu lagi." Kirana menyelipkan kuaci di antara giginya, dengan santai menikmati suasana santai di rumah Tata. "Mas Ailard itu ngga bisa kasar sama perempuan, ya... walaupun sex-nya emang agak brutal sih."

Tata jadi penasaran, dan ia tak mau kehilangan kesempatan untuk mengetahui hubungan mereka itu bagaimana jika diatas ranjang. Sungguh itu tidak sopan tapi Kiran sendiri yang selalu terbuka dan dia juga selalu fine menceritakannya.

"Like BDSM? Seriously? Ngga kan Kiran?"

Kirana menggeleng pelan, tentu saja bukan begitu. "Ngga, tapi dia tuh selalu punya cara baru kalau lagi pingin. Entah deh, hampir setiap dia lagi mau, ada aja gebrakannya dan gue emang ngga bisa nolak ketika gue sendiri terbawa suasana."

Tata melongo. "Se-pro itu?" Pertanyaan ambigu macam apa itu, ah memang Tata ini ada-ada saja ingin tahunya.

Kirana mendesah, tersenyum geli. "Ayolah, Ta, dia udah pernah nikah, dan dia pernah tinggal di luar negeri juga. Lo bisa bayangin kan sebebas apa di sana? Jadi wajar lah kalo dia punya pola pikir atau kebiasaan kayak gitu."

"Iya juga sih. Tapi lo ngga penasaran kah sama masalalu nya?"

Kirana menggeleng kecil, "buat apa?"

"Ya itu lo katanya bisa liat sisi lain dia, berarti tandanya dia dulu sama istrinya itu hormat banget. Dan memang karena dikhianati dia jadi begitu."

Kirana mengedikan bahunya, "Ta, dia bukan anak kecil yang seimplusif itu bisa rubah-rubah sifatnya, ya kalau kenyataan yang aslinya kayak begini berarti sama yang dulu ngga akan semunafik itu dong? Lagipula ex-istrinya itu orang bule, Ta. Gue pernah liat soalnya, dia datang kerumah Mas Ailard tiga tahun lalu."

Tata mengerutkan kening, merasa semakin tertarik. "Terus? Emang kenapa kalo bule?"

Kirana menyeringai, merasa Tata terlalu fokus pada hal yang tidak penting. "Ya lo tau lah, cara mereka lebih terbuka dan mungkin lebih toleran sama hal-hal yang di sini dianggap tabu. Jadi mungkin dulu dia bisa lebih bebas. Tapi ya... pada akhirnya, orang kayak Mas Ailard ngga bisa disimpulkan cuma dari masa lalunya."

Tata menghela napas, tampak sedikit kesal. "Tetep aja, Kirana.... Gue cuma ngga ngerti kenapa lo masih bisa mikir sisi positif tentang dia setelah semua yang dia lakuin ke lo?"

Kirana terdiam sejenak, lalu menjawab dengan suara pelan, "Karena gue tau dia ngga sepenuhnya buruk. Dia cuma rusak, Ta. Dan gue ngga bisa benci seseorang yang juga lagi berjuang sama masalalunya sendiri. Ya tapi itu, dia ngerusak dirinya sendiri. Lo juga tau ini gue sama dia hubungan transaksional."

Tata mendekatkan diri dan menatap intens wajah Kirana, mencari sesuatu dari raut wajah yang tampak tenang itu. "Lo punya rencana ya? Ini ngga mungkin banget lo bisa setenang ini setelah lo tampar Mas Ailard, dia bisa lakuin apa aja sama lo Kirana!"

Kirana menghela nafas terlebih dahulu. "Ta, gue tahu konsekuensinya. Gue nggak buta soal apa yang Mas Ailard bisa lakuin. Tapi gue udah siap. Kali ini beda."

Tata mengerutkan alis, merasa ada sesuatu yang Kirana sembunyikan. "Maksud lo apa?"

Kirana menghela napas panjang, lalu menatap lurus ke depan, seolah memikirkan sesuatu yang lebih dalam. "Gue punya kendali ketika dia ngga bisa lawan saat gue nampar dia, balik ke poin yang udah gue bilang, dia ngga bisa kasarin perempuan secara fisik."

"Jadi... lo serius mau ngelawan dengan main cantik? Lo yakin bisa ngelabui tuh laki?"

Kirana tersenyum kecil. "Tenang aja gue punya rencana."

Namun, Tata tidak yakin bahwa rencana sahabatnya akan berjalan mulus sesuai dengan yang Kirana harapkan. Entahlah, Tata pun tak ingin berpikir demikian, semoga, semoga saja sahabatnya ini bisa benar-benar terlepas dari jerat duda dominan itu.

1
Nus Wantari
lanjut thor
Septanti Nuraini
kapan update lagi
nonaserenade: Sudah update tapi sedang proses penerbitan dari Novelton nya ya kak, palingan sebentar lagi terupdate. Terimakasih sudah menunggu bab selanjutnya🙏🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!