satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"emm, Kania! kamu marah sama aku?"
"sedikit."
"sumpah, tadi aku nggak ada niatan buat ninggalin kamu berdua sama Garvin. tapi aku cuman pengen beri ruang biar kamu bisa leluasa ngomong berdua sama dia."
"itu namanya sengaja ninggalin aku berdua sya."
"yah tapi.... " belum sempat Tasya melanjutkan penjelasan nya, Garvin datang menghampiri mereka berdua.
"maaf yah nunggu lama, ayok! nanti ketinggalan pesawat lagi kita."
Kania menatap Garvin hingga ia mengingat kejadian 5 jam yang lalu.
flashback onn
"a-aku nggak papa." ucap Kania pada pria yang kini telah beradu pandang dengan dirinya.
"ah maaf, aku cuman berniat membantu." sahut Garvin.
tak ingin membuat Kania terasa tak nyaman dengan keberadaan nya yang kini telah duduk tepat di samping gadis itu. Garvin segera pindah ke kursi nya kembali.
"emm, kamu pasti terkejut dengan pengakuan cinta aku yang terkesan sangat terburu-buru. tapi kamu nggak perlu kayak canggung atau sampai ngehindar dari aku, lagian kita kan masih 1 SMA masih terlalu muda buat cinta yang terlalu serius. jadi kita awali aja dengan pertemanan." ungkap Garvin.
Kania tersentuh hatinya, ia sangat membenarkan ucapan Garvin. toh soal cinta tak dapat dipilih dengan siapa hati itu berlabuh. soal pertemanan yang di tawarkan Garvin untuk dirinya juga tak buruk. dirinya juga suka kalau banyak teman, apalagi Garvin termasuk pria cerdas dirinya dapat banyak belajar dari pria itu nantinya.
"bener juga sih, maaf yah udah bersikap kayak anak kecil. padahal nggak seharusnya aku terlalu mikir dalem banget kayak harus pacaran kalau ada cowok yang suka sama aku." jawab Kania.
Mereka berdua sama-sama tersenyum canggung.
"jadi... diterima nggak nih."
"apanya?" tanya Kania dengan sedikit terkejut."
Garvin tertawa ringan. "pertemanannya bukan cinta nya, tapi kalau di Terima cintanya sekarang juga nggak papa sih."
karna memang dasarnya Kania juga gampang berbaur dengan setiap orang, dia langsung faham bahwa nada bicara dari Garvin adalah becanda dengannya.
"wahhh... ini sih namanya mengambil kesempatan dalam kesempitan." jawab Kania dengan nada becanda juga.
"becanda becanda ... " sembari memberi isyarat dengan memperlihatkan dua jari nya pertanda hanya bercanda.
Kania pun mengangguk faham sambil tertawa ringan oleh sikap friendly dari Garvin.
"kalau kamu seasik ini gimana bisa nolak temenan sama kamu?"
setelah mengatakan hal itu Kania kembali tertawa. sedangkan Garvin terasa sangat senang melihat senyuman sekaligus kebahagiaan Kania yang terlihat cukup alami tanpa di buat-buat.
setelah berbincang dan mengobrol cukup lama dalam Cafe, Kania dan Garvin pun keluar dari Cafe itu. dan mendapati Tasya tengah membeli kebab di pinggiran jalan yang tak jauh dari Cafe itu berada.
Kania yang melihat sahabatnya itu pun langsung berlari kearah Tasya. dan meninggalkan Garvin yang masih berada di sampingnya.
"yahh, aku ditinggalin. Kania, tungguin aku." ucap Garvin dengan sedikit teriak karna kini jaraknya dengan Kania hampir jauh.
sementara Tasya yang masih belum sadar kedatangan Kania di belakangnya. masih dengan lahap dan nikmatnya menikmati kebab sekaligus minuman soda.
"enak yah makan kebab sendiri."
Mendengar suara yang terdengar tak asing, Tasya menoleh dan mendapati Kania berdiri tepat di belakangnya. hanya senyuman tanpa rasa bersalah dengan kebab yang masih berada di mulutnya.
"mau." tawar Tasya.
"Hu hu hu hu..... yaampun Kania kamu lupa yah sama aku." dengan nafas yang naik turun, Garvin menghampiri kedua gadis itu.
"eh, maaf lupa. habisnya nih bocah makan kebab sendiri, aku kan juga pengen. emm, kalau gitu aku pesenin kamu kebab gimana sebagai tanda pertemanan sama ucapan maaf udah ninggalin kamu tadi." ujar Kania dengan menepuk pundak Garvin.
Garvin yang masih kelelahan akibat lari tadi hanya mengangguk dan duduk di samping Tasya.
"sama soda dingin Kan." sahut Garvin.
Sedangkan Tasya hanya bengong karna melihat kedekatan Garvin dan Kania, seperti seorang teman yang sudah lama bertemu.
Kania tak jadi memesan kebab, ia malah ikut duduk di depan Garvin.
"eh kenapa?" tanya Garvin.
"aku nggak bisa bahasa Inggris." jawab Kania.
Sontak Garvin tertawa ringan. "maaf maaf biar aku kalau gitu yang pesen." sembari melangkahkan kakinya kearah penjual kebab itu.
"udah makan aja sya nanti aku jelasin." ucap Kania yang tau bahwa sahabat nya itu pasti sedang bingung.
tak lama dua kebab sekaligus dua soda dingin pesanan Garvin datang. dengan lahap Garvin dan Kania memakan kebab itu.
"etss, tunggu tunggu kalian pacaran."
"nggak." jawab Kania dengan santai.
"kita temenan, oh iya kalian balik ke Indonesia kapan?"
"nanti jam 11 kata Tasya."
"wah sama donk, kalau gitu kita balik ke Indonesia bareng aja yah."
Tanpa mendengar jawaban Tasya, mereka berdua langsung melahap kebab lagi. sedangkan Tasya seakan jadi orang ketiga.
"wah, kalian temenan tapi kayak aku orang ketiga." sahut Tasya.
"kita juga bisa temenan, pokoknya temen Kania berarti temen aku juga. " jawab Garvin.
Tasya serasa tak percaya Garvin, pria terpopuler sekaligus terkenal cuek dan dingin dapat bersikap friendly di depannya, karna gadis bernama Kania yang tak lain sahabatnya sendiri.
flashback off
"eh Kania malah bengong, ayok! " ajak Tasya dengan langsung merangkul lengan Kania dan mengajaknya segera
Seketika lamunan Kania berakhir. ia pun melangkahkan kakinya mengikuti Garvin dan Tasya yang merangkul lengannya.
*****
Rumah ayah Mahes
"ya ampun Aidan, kakak kamu itu cuman ke London satu hari, lagian ayah percaya sama Tasya nggak bakal aneh-aneh kok dia." ucap Ayah Mahes sambil menyiapkan hidangan makan malam.
tak lama Danu turun dari tangga.
"malam om." sapa Danu.
Mahes tersenyum. "duduk nu, kamu pasti sudah laper."
"iyah om, eh Aidan kamu ngapain jaga pintu gitu?" Danu bertanya penasaran karna melihat Aidan yang berdiri di samping pintu masuk.
"dia lagi nungguin kakaknya pulang."
Danu mengangguk paham, ternyata ia tak sendiri. ia juga tengah menunggu kepulangan Kania, meski ia tahu bahwa gadis itu akan sampai di Indonesia besok.
"udah Aidan, sini ayok makan. nanti keburu dingin dagingnya." ucap Mahes dengan sedikit berteriak.
mendengar kata daging membuat Aidan langsung berlari ke meja makan. dan menyerbu daging yang begitu menggugah selera nafsu makannya.
"makan, pelan-pelan. kakak mu itu pulang sekarang tapi naik pesawat bukan terbang langsung nyampek di Indonesia hari ini." celetuk Ayah Mahes.
Dengan daging yang tadinya ia makan masih belum sampai ke tenggorokan, Aidan berucap. "ayah nggak khawatir kalau.... " ucapan Aidan terpotong.
"udah telen dulu dagingnya." tukas Mahes. "ini buat kamu nu. makan yang banyak yah. om denger kamu sangat pintar di kelas kamu." puji Mahes pada Danu.
Sedangkan Aidan hanya mendengus kesal dengan sikap Mahes yang menyela ucapannya.
Bersambung.