Lin Lianwei, seorang perampok dan ketua bandit dari kota X, tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis desa bernama Lin Yuelan, gadis yang lemah dan malang, yang baru saja mengalami pelecehan oleh seorang pria tak dikenal.
Dalam kesakitan dan keputusasaan yang mendalam, Yuelan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Namun, alih-alih kematian, justru jiwa Lin Lianwei yang masuk ke dalam tubuh Yuelan pada saat genting itu.
Selama tiga bulan pertama, Lianwei mencoba memahami kehidupan barunya sebagai Lin Yuelan. Ia berusaha untuk bangkit dari tragedi yang dialami dan menjalani kehidupan baru ini dengan penuh kehati-hatian. Tetapi, sesuatu mulai terasa aneh. Tubuh barunya menunjukkan gejala-gejala yang membuatnya khawatir. Setelah mencari tahu, Lianwei pun terkejut mengetahui bahwa dirinya hamil.
Dengan ketidakpastian tentang siapa ayah dari anak yang dikandungnya, Lianwei merasa sangat kebingungan. Mampukah dia melewati situasi yang rumit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADA HANTU?
Melihat reaksi Lizeng yang tidak berpihak pada mereka, warga desa mulai mencibir. "Sepertinya gadis liar itu sangat pandai mengambil hati Lizeng, lihatlah! Kita telah tinggal di desa Fujian selama beberapa generasi, namun dikalahkan oleh seorang gadis kecil begitu saja."
Nyonya Shu pada awalnya ingin pergi, namun melihat situasi yang menyenangkan, dia kembali dan bergabung dengan warga desa yang lain. "Kau benar, mungkin saja dia memberikan suap agar Lizeng mengabaikan kita, warga desa. Gadis itu benar-benar sangat licik!"
"Apa kau yakin, nyonya Shu? Rumah milik gadis itu tidak jauh berbeda dengan rumah kita, bahkan mereka juga mengandalkan makanan dari gunung. Lalu dari mana bisa menghasilkan uang banyak untuk memberikan suap pada Lizeng?" tanya nyonya Deng.
"Jangan pikirkan itu, lihatlah bagaimana mereka berpakaian! Warga desa menggunakan kain kasar dan lebih memilih menyimpan sedikit uang untuk ditabung, sedangkan dia menghambur-hamburkan uangnya setiap hari dan menggunakan pakaian dari bahan yang lebih halus dan lembut. Apakah menurut kalian ini tidak mencurigakan?" tanya nyonya Shu.
Nyonya Deng kembali bersuara, "Kau benar, meskipun dia membangun rumah yang sangat sederhana, namun para pengrajin itu berasal dari kota. Sepertinya dia sama sekali tidak memandang keberadaan warga desa Fujian, padahal banyak sekali para pengrajin di desa ini."
Nyonya Shu menjawab dengan cepat, "Itu maksudku, mungkin saja dia menjual tubuhnya pada para pengrajin itu. Lagi pula siapa yang tahu dia berasal dari mana? Dia tiba-tiba saja muncul dan membeli lahan di desa untuk membangun rumah."
Nyonya Li baru saja kembali dari sungai, saat mendengar kata-kata warga desa, wajahnya langsung terlihat buruk. "Untuk apa kalian terus membicarakan gadis itu? Dia hidup dengan makmur di desa kita, juga memiliki keluarga yang cukup besar. Bukankah ladang kalian masih terbengkalai? Lebih baik bekerja dan menghasilkan banyak uang dari pada terus memikirkan hidup orang lain."
Mata nyonya Shu langsung melotot, "Itu kamu! Tentu saja kamu akan membela gadis itu, siapa yang tahu bahwa kamu juga mendambakan salah seorang pria yang tinggal di rumahnya? Lagi pula kamu sudah menjanda selama 3 tahun."
Nyonya Li tersedak.
"Nyonya Shu, mulutmu terlalu tajam, pantas saja putramu itu selalu di ceraikan oleh istri-istrinya, mungkin mereka juga merasa tidak tahan." ucap nyonya Li, meskipun apa yang di katakan oleh nyonya Shu benar, dia tidak akan pernah mengakuinya.
"Kamu!" wajah nyonya Shu langsung merah, nyonya Li menyerang tepat pada titik sakitnya. Putra kesayangannya baru saja diceraikan oleh istri keempatnya, hanya karena mereka terlalu miskin dan tidak bisa memberikan kehidupan yang lebih baik, ditambah dengan pertengkaran setiap hari dengan nyonya Shu.
Nyonya Li tersenyum tipis, dia meninggalkan tempat itu dengan gembira. Sedangkan nyonya Shu di penuhi kebencian, dia berlari pulang dengan ekor di antara kedua kakinya.
Nyonya Li berjalan dengan tenang, melewati rumah Lin Yuelan yang sangat sepi. Entah kenapa dia ingin melihat pria yang sebelumnya naik gunung dengan gadis itu, namun sepertinya sangat sulit untuk bertemu.
Sementara Lin Nuwa baru saja kembali dari sungai, dia berhasil menangkap 5 ekor ikan yang sangat gemuk. Namun wajah gadis itu terlihat sangat gelap.
Lin Yuelan mengerutkan dahi melihatnya, "Apa yang terjadi? Kenapa kau menekuk wajah seperti itu?"
Lin Nuwa menjawab dengan sangat kesal, "Lihatlah warga desa itu! Mereka terus saja menjelek-jelekkan anda di mana-mana. Benar-benar menyebalkan!"
Lin Yuelan tersenyum tipis, "Abaikan saja, mereka hanya bicara omong kosong."
Lin Nuwa masih cemberut, dia berjalan ke belakang dan langsung berbicara dengan kelima orang pria. Lin Yuelan menggelengkan kepala melihatnya.
"Ibu!" Lin Zhaoyang memanggil, dia baru saja bangun tidur.
"Kemarilah! Dimana kakak sulungmu?" ucap Lin Yuelan sambil melambaikan tangan. Lin Bo Cheng muncul, dia bergegas mengambil air dan membasuh wajahnya.
"Ibu sudah membuatkan panekuk telur dan panekuk daun bawang, segera cuci tangan dan makan!" ucap Lin Yuelan sambil menggeser mangkuk di atas meja makan.
Lin Bo Cheng dan Lin Zhaoyang segera mencuci tangan, kemudian duduk, kepalanya bersandar di bahu Lin Yuelan.
"Ada apa?" tanya Lin Yuelan. Kedua bocah itu menggelengkan kepala, mereka segera mengambil kue dan memakannya.
"Makan yang banyak, agar kalian bisa tumbuh lebih tinggi." ucap Lin Yuelan, jiwa keibuannya sudah muncul sejak bertemu kedua bocah itu.
"Ibu juga harus makan," ucap Lin Bo Cheng, dia memotong panekuk miliknya kemudian menyerahkannya pada Lin Yuelan.
Lin Yuelan menatap kedua anak itu dengan gembira, dia mengambil sepotong panekuk dan memakannya.
"Malam ini sepertinya akan turun hujan, ibu sudah membuatkan 1 set pakaian baru untuk kalian. Datang dan coba setelah makan." ucap Lin Yuelan sambil menunjuk 2 set pakaian yang baru saja selesai di jahitnya. Lin Zhaoyang dan Lin Bo Cheng mengangguk.
"Aku ingin tidur dengan ibu," ucap Lin Bo Cheng sambil memandangi wajah Lin Yuelan dengan mata bulatnya.
"Aku juga akan tidur dengan ibu," ucap Lin Zhaoyang tak mau kalah.
Lin Yuelan mengangguk, tangannya mengusap kepala kedua bocah itu dengan lembut. "Baiklah, kalian berdua akan tidur di kamar ibu malam ini."
Seperti yang sudah di duga, gerimis perlahan turun dari langit, udara menjadi semakin dingin. Lin Yuelan menyalakan lampu minyak, dia masih sibuk menjahit untuk sementara waktu.
Lin Nuwa baru saja menyelesaikan pekerjaannya, dia memasak sup ikan dan acar sayuran, kemudian memanggil semua orang untuk makan malam.
Lin Yuelan mengajak kedua bocah itu untuk makan, namun mereka terlihat sedikit malas. Lagipula perutnya masih kenyang setelah memakan beberapa potong panekuk di sore hari.
Setelah selesai makan, semua orang kembali ke kamarnya masing-masing, mereka akan beristirahat. Namun tiba-tiba saja terdengar suara teriakan warga desa, mereka mulai berlarian keluar seperti orang gila sambil memukul kentongan bambu.
"Ada hantu!"
"Hantu masuk rumah!"
"Hantu menyerang nyonya Shu dan nyonya Deng!"
Lin Yuelan mengerutkan dahinya, bukankah ini konyol? Sejak kapan hantu menyerang manusia? Sepertinya warga desa terlalu banyak berhalusinasi, hingga melihat penampakan hantu di malam hari.
"Ibu, ada apa? Kenapa di luar ribut sekali?" tanya Lin Zhaoyang sambil mengucek matanya. Lin Bo Cheng juga terbangun, dia langsung duduk di atas tempat tidur.
"Jangan di dengar! Cepat tidur! Ibu juga merasa sangat mengantuk." ucap Lin Yuelan sambil berpura-pura menguap.
Lin Bo Cheng dan Lin Zhaoyang mengangguk, keduanya kembali tidur dengan sangat patuh. Sementara wajah Lin Yuelan berkedut.
'Sepertinya Nuwa sangat tidak puas dengan warga desa, dia bahkan mengajak orang untuk menakut-nakuti mereka.'
Nuwa baru saja kembali, namun dia mengalami bersin-bersin saat baru saja akan melompati jendela kamarnya. "Hatciu!"